Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Fakta Unik Oposum Air, Punya Banyak Adaptasi untuk Bertahan Hidup! 

Oposum air (inaturalist.org/miguelpodas)

Oposum air atau water opossum juga dikenal sebagai yapok. Mereka berada dalam famili Didelphidae dan memiliki nama ilmiah Chironectes minimus. Panjang tubuhnya kisaran 27--32,5 sentimeter dan beratnya 604--790 gram. Bulunya bercorak abu-abu dan hitam, sedangkan moncong, garis mata dan bagian kepalanya berwarna hitam.

Terdapat garis tipis melintasi dahi hingga telinganya yang berbentuk bulat dan memanjang. Ekor oposum air berbulu dan berwarna hitam di pangkalnya, sementara ujungnya warna kuning atau putih. Setelah tahu bagaimana cara mengidentifikasinya, saatnya kenalan lebih baik dengan hewan satu ini melalui fakta berikut.

1. Wilayah penyebaran oposum air

Wilayah penyebaran oposum air (commons.m.wikimedia.org/Chermundy)

Penyebaran oposum air berada di habitat tropis dan subtropis dari bagian selatan Meksiko hingga Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Mereka lebih banyak berada di bagian utara Amerika Selatan, tercatat di Kolombia, Ekuador, Peru, Venezuela, Guyana, Suriname dan French Guiana. Ada juga laporan yang mencatat hewan ini ada di bagian tenggara Brasil, Paraguay dan bagian timur laut Argentina. Terdapat empat subspesies oposum air yang tersebar di berbagai wilayah.

Animal Diversity menginformasikan bahwa mereka kebanyakan berada di habitat semi-akuatik atau akuatik, khususnya aliran air tawar dan danau dekat pantai yang terhubung ke hutan tropis atau subtropis. Habitat pilihannya berada di antara 0 hingga 1.860 meter di atas permukaan laut. Sarangnya dibangun di atas permukaan air, tepatnya di tepian sungai, di antara akar pohon atau lubang kecil yang berdekatan dengan air.

2. Apa yang dimakannya?

Oposum air (inaturalist.org/Anglea Maria Gomez M)

Sebagai omnivora, oposum air mencari makan di dekat aliran air tawar, danau dan sungai untuk memangsa berbagai hewan air. Mereka juga terlihat di dataran tinggi untuk mengikuti aliran sungai di sepanjang pegunungan. Makanan utamanya adalah krustasea, tapi juga memburu serangga air dan katak. Oposum air cenderung mengonsumsi hewan penghasil minyak untuk membantu menjaga lapisan bulu kedap airnya.

Untuk melengkapi dietnya, oposum air sepertinya memakan buah-buahan dan berbagai tanaman air saat sumber makanan utamanya terbatas. Mereka menunjukkan perilaku agresif ketika makan dan mengonsumsi makanan dalam jumlah banyak. Giginya sangat tajam sehingga membantunya menghancurkan cangkang krustasea yang keras.

3. Noktural yang pandai berenang

Oposum air (inaturalist.org/Pedro Aguilar)

Sama seperti marsupial lainnya, oposum air cenderung lebih aktif saat malam hari. Tapi ada juga yang terlihat mencari makan atau melakukan aktivitas lainnya di siang hari. Perlu kamu tahu bahwa mereka sangat pandai berenang, tubuhnya ramping dan dilapisi dengan lapisan kedap air yang meningkatkan daya apungnya. Memungkinkannya mengapung di permukaan air dan berenang dengan cepat.

Oposum air juga memiliki kaki belakang yang lebar dan berselaput, memudahkan pergerakannya di perairan. Sementara itu, kaki depannya yang tidak berselaput digunakannya untuk menangkap mangsa. Oposum air juga memanfaatkan ekornya sebagai kemudi saat berenang, bahkan bisa membawa atau memindahkan benda.

4. Punya organ sensorik untuk membantu navigasinya

Oposum air (commons.m.wikimedia.org/Eduardo Chacon-Madrigal)

Sumber yang sama menjelaskan bahwa oposum air punya garis putih unik di atas mata dan di bawah rahang bawahnya. Bulu wajah dan 'kumisnya' berfungsi sebagai organ sensorik yang sangat penting. Membantunya bermanuver di perairan, merasakan kehadiran pemangsa maupun mangsa. Bagian itu membuatnya sangat mirip dengan gray four-eyed opossum, kerabat lain dalam famili Didelphidae.

5. Punya cara unik melindungi anak-anaknya

Ilustrasi oposum air (commons.m.wikimedia.org/Friedrich Specht)

Adaptasi lainnya dari oposum air adalah kantong kedap air yang dikenal sebagai pars pudenda. Organ tersebut sangat penting untuk keberlangsungan hidup anak-anaknya. Mereka tetap berada di kantong induknya selama penyelaman di bawah air. Pars pudenda memberikan tempat bebas air bagi anak-anak yang belum disapih.

Jantan juga memiliki kantong yang sama, tapi tidak sepenuhnya memutus aliran air melalui kantong. Sebaliknya, fungsi kantong pada jantan hanya untuk melindungi alat kelaminnya ketika berada di bawah air.

6. Sistem perkawinan oposum air

Ilustrasi oposum air (commons.m.wikimedia.org/Biodiversity Heritage Library)

Sistem perkawinan oposum air adalah poligami, jantan dan betina bisa kawin dengan lebih dari satu pasangan. Musim kawinnya terjadi di bulan Desember. Betina melahirkan 1--5 anak di sarangnya setelah mengandung selama 12--14 hari. Anak-anaknya akan memanjat untuk masuk ke dalam kantong betina.

Pada usia 22 hari, mereka mulai memiliki beberapa bulu dan baru membuka matanya di hari ke-40. Setelah berusia 48 hari, anak-anaknya melepaskan puting induknya, tapi tetap dirawat dan tidur bersama ibunya.

Oposum air ternyata punya banyak adaptasi untuk hidup di alam liar, seperti pandai berenang dan punya bulu kedap air serta kantong khusus melindungi anak-anaknya. Sebagai informasi tambahan, mereka adalah marsupial yang keduanya memiliki kantong. Saat ini, oposum air diklasifikasikan sebagai Least Concern oleh IUCN dan tren populasinya mengalami peningkatan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nur Aulia Safira
EditorNur Aulia Safira
Follow Us