European Otter, Hewan Unik yang Tersebar di Tiga Benua!

Otter merupakan hewan semi akuatik yang menghabiskan sebagian besar waktunya di dalam air. Populasi mereka dapat ditemukan di hampir seluruh wilayah di dunia. Otter mempunyai beberapa spesies, salah satunya european otter.
Hewan yang populer dengan nama ilmiah lutra lutra ini juga dikenal akan sifatnya yang tidak setia kepada pasangannya. Memiliki masa kehamilan singkat, berikut ini beberapa fakta menarik seputar european otter. Simak nih ulasannya!
1. Habitat asli european otter
Populasi european otter tersebar di tiga benua yaitu Eropa, Asia, dan Afrika. Dilansir dari laman Animalia, di Asia, mereka dapat ditemukan di banyak negara mulai dari Jepang, Myanmar, Thailand, Indonesia, dan lain-lain. Sedangkan di Afrika, populasi mamalia ini hanya terdapat di Aljazair dan Maroko.
Mereka mendiami berbagai area lahan basah seperti sungai, danau, dan rawa. European otter sering membuat sarang di akar pohon dan semak belukar. Spesies berang-berang ini bertahan hidup dengan memangsa ikan, serangga, cacing, dan masih banyak lagi.
2. Kebiasaan hidup di alam liar

European otter merupakan hewan nokturnal yang aktif beraktifitas pada malam hari seperti bersosialisasi dan berkembang biak. Sebagian besar waktunya memang dihabiskan untuk berburu makanan. Di samping itu, hewan ini mempunyai kebiasaan yang unik yaitu sering membangun terowongan di dalam tanah.
European otter juga bersifat teritorial. Bahkan, wilayah kekuasaannya bisa mencapai 40 kilometer persegi. Mereka menjadi sangat agresif hingga menyerang jika ada berang-berang lainnya yang memasuki wilayah kekuasaan mereka.
3. Ciri khas fisik

European otter termasuk hewan semi-akuatik berukuran besar. Dilansir dari laman Wildlifeonline, seekor european otter dewasa mempunyai panjang tubuh di kisaran 60 hingga 90 sentimeter. Sedangkan berat tubuhnya bisa mencapai 17 kilogram.
Selain itu, european otter mempunyai ekor yang lebih panjang dan tebal jika dibandingkan dengan spesies berang-berang lainnya. Tubuhnya ditutupi oleh bulu lebat bewarna abu-abu kecoklatan. Untuk membedakan jenis kelamin, ukuran sang jantan jauh lebih besar ketimbang betina.
4. Sistem reproduksi

European otter menerapkan sistem perkawinan poligini. Baik jantan maupun betina memiliki banyak pasangan ketika berkembang biak. Masa kehamilan european otter berlangsung kurang lebih dua bulan.
Mereka tidak memiliki musim kawin dan dapat berkembang biak sepanjang tahun. Dalam satu kali persalinan, sang betina hanya mampu mengeluarkan maksimal tiga anak. Spesies berang-berang ini akan mencapai tingkat kematangan seksual ketika menginjak usia dua tahun.
5. Populasi yang semakin terancam

Badan Konservasi Alam Dunia telah merilis jumlah populasi european otter di Eropa. Sedangkan populasi terbanyak terdapat di Belarus yang berjumlah 12.000 ekor. Kabar buruknya, jumlah tersebut terus menurun dari tahun ke tahun.
Mereka telah dimasukan ke dalam daftar hewan dilindungi. Ancaman terbesar spesies berang-berang ini adalah pengeringan lahan basah yang membuat mereka kehilangan habitat. Di alam liar, European otter dapat bertahan hidup hingga usia 22 tahun.
Semoga ada upaya yang dilakukan agar populasi spesies berang-berang ini tidak terus berkurang. Dengan begitu, keberadaan european otter terhindar dari ancaman kepunahan.