Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Dewa-Dewi Paling Penting dalam Peradaban Mesopotamia, Siapa Saja?

Salah satu dewa dalam kepercayaan Mesopotamia (Osama Shukir Muhammed Amin FRCP(Glasg), CC BY-SA 4.0, via Wikimedia Commons)

Merupakan salah satu peradaban terdua di dunia, Mesopotamia memiliki akar budaya politeistik yang kuat. Keberadaan dewa-dewi ini menjadi salah satu dari sedikit hal yang menyatukan masyarakat Mesopotamia melalui berbagai ritual pemujaannya.

Dewa-dewi Mesopotamia kuno terdiri atas dewa-dewi lokal yang bertindak sebagai pelindung masing-masing kota. Beberapa dewa-dewi menjadi ini begitu menonjol karena memiliki pengaruh dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Mesopotamia sehingga disembah hampir di seluruh wilayah ini.

Mereka dianggap sebagai dewa-dewi terpenting dalam keberlangsungan hidup bangsa Mesopotamia, yang terabadikan dalam beberapa mitos, cerita rakyat, dan dokumen penting lainnya. Kira-kira siapa ya dewa-dewi itu? Simak di sini yuk!

1.An/Anu

Anu/An (Osama Shukir Muhammed Amin FRCP(Glasg), CC BY-SA 4.0 , via Wikimedia Commons)

An, atau disebut sebagai "Anu", adalah dewa langit Mesopotamia. Mirip dengan dewa langit dalam mitologi kuno lainnya, seperti Zeus, An dianggap sebagai dewa tertinggi di jajaran mereka dan ayah dari banyak dewa Mesopotamia lainnya.

An juga termasuk sebagai salah satu dari tiga dewa yang terlibat dalam penciptaan alam semesta, dan dihormati secara luas sebagai figur otoritas tertinggi dalam budaya Mesopotamia. Merujuk laman World History, An disembah hampir di seluruh wilayah Mesopatamia, dan selalu dikaitkan khusus dengan kota Uruk sebagai dewa pelindungnya. Secara tertulis dalam Kode Hammurabi, menegaskan bahwa mereka yang melanggar hukum akan mendatangkan murka An.

2.Enki/Ea

Enki/Ea (Osama Shukir Muhammed Amin FRCP(Glasg), CC BY-SA 4.0, via Wikimedia Commons)

Enki, juga dikenal sebagai Ea, adalah dewa air dan kebijaksanaan Mesopotamia. Melansir Britannica, Enki dikatakan tinggal di Abzu, yang diyakini orang Mesopotamia sebagai laut air tawar di bawah bumi yang merupakan sumber dari semua aliran, sungai, dan danau. Salah satu peran utama Enki adalah sebagai dewa pencipta, salah satu dari tiga dewa Mesopotamia yang terlibat dalam penciptaan alam semesta.

Selain menjadi dewa air dan kebijaksanaan, Enki dikaitkan dengan tipu daya, sihir, dan kesuburan. Seperti halnya banyak dewa Mesopotamia, Enki terkait erat dengan kota-kota tertentu dan diyakini sebagai pelindung kota Eridu.

3.Enlil

Enlil (Osama Shukir Muhammed Amin FRCP(Glasg), CC BY-SA 4.0, via Wikimedia Commons)

Sementara, Enlil ialah dewa udara, bumi, dan badai Mesopotamia. Ia bersama An dan Enki menjadi salah satu dari tiga dewa yang terlibat dalam penciptaan alam semesta. Namun, masyarakat Mesopotamia memandang Enlil sebagai dewa kehancuran dan penciptaan, karena mereka percaya bahwa Enlil bertanggung jawab atas bencana alam dan malapetaka. Merujuk laman Museum of of Archaeology and Anthropology, University of Pennsylvania dalam Epos Gilgamesh, Enlil bertanggung jawab mengirimkan banjir besar yang hampir memusnahkan umat manusia.

Sebagai dewa pencipta sekaligus perusak, masyarakat Mesopotamia mengaitkan semua aspek keberadaan mereka dengannya. Enlil dikaitkan sebagai dewa dengan otoritas yang tidak dapat diubah dan memiliki kendali atas takdir bahwa peristiwa yang terjadi di bumi dikaitkan dengan kehendak Enlil. Selain kepentingan kosmologisnya, Enlil juga penting dalam penataan politik masyarakat Mesopotamia. Enlil dikatakan memberikan kerajaan kepada penguasa tertentu. Raja-raja Mesopotamia yang ingin melegitimasi pemerintahan mereka melakukannya dengan meminta restu Enlil.

4.Marduk

Marduk (TYalaA, CC BY-SA 4.0, via Wikimedia Commons)

Para ahli meyakini bahwa Marduk berasal dari dewa pertanian yang disembah sebagai pelindung kota Babel. Mengutip The Westport Library, nama Marduk diterjemahkan sebagai "anak lembu" berasal dari kata Marru yang dilambangkan dengan sekop.

Seiring waktu, Marduk akan mengambil peran dari banyak dewa lain, seperti An dan Enlil. Di puncak pemujaannya, Marduk dianggap sebagai raja para dewa dan otoritas tertinggi yang mengendalikan segala sesuatu "di langit dan bumi".

Sebagai dewa yang membantu menciptakan alam semesta dan mengatur alam, Marduk menjadi pusat kosmologi Mesopotamia. Orang Babilonia sangat bergantung pada Marduk sehingga ketika patung dewa diambil dari kota selama perang, orang Babilonia tidak dapat menjalankan ritual keagamaan mereka sampai patung itu dikembalikan.

5.Ishtar/Inanna

Ishtar/Inanna (Ancient Akkadian seal engraver, Public domain, via Wikimedia Commons)

Ishtar, atau juga dikenal sebagai Inanna, adalah dewi cinta, seks, dan perang Mesopotamia. Dalam mitologi Mesopotamia, Ishtar sering berperan sebagai agitator, menantang otoritas dewa lain atau memulai pertikaian yang memicu peristiwa besar. Konsisten pengaruhnya dalam lingkup yang luas, melibatkan Ishtar pada hampir setiap aspek kehidupan Mesopotamia.

Sebagai dewi cinta dan seks, masyarakat Mesopotamia akan pergi ke kuil Ishtar untuk menikah atau mencari bantuannya saat hamil.  Ishtar juga dikaitkan sebagai sosok kesuburan, penjaga lumbung desa. Ishtar juga berperan sebagai dewi perang di sisi politik Mesopotamia sebab para penguasa, khususnya, sering memanggilnya untuk kemenangan dalam pertempuran.

6.Shamash/Utu

Shamash/Utu (Osama Shukir Muhammed Amin FRCP(Glasg), CC BY-SA 4.0, via Wikimedia Commons)

Shamash, juga disebut sebagai Utu, adalah dewa matahari Mesopotamia. Mirip dengan dewa Yunani Apollo, Shamash menarik matahari melintasi langit setiap hari. Oleh sebab itu, masyarakat Mesopotamia percaya bahwa Shamash melihat semua yang terjadi di wilayah tersebut, sehingga dewa ini juga diasosiasikan dengan kebenaran dan keadilan.

Melansir Ancient Origins, tidak seperti jajaran dewa penting lainnya di Mesopotamia, Shamash tidak dianggap sebagai pencipta alam semesta. Sebaliknya, signifikansi perannya terlihat dari pemeliharaan dunia fisik dengan memastikan bahwa matahari terbit setiap hari. Sebagai masyarakat agraris, tentunya masyarakat Mesopotamia bergantung pada matahari untuk bercocok tanam.

Shamash diyakini membawa aturan hukum kepada manusia dan dikatakan sebagai hakim terakhir bagi manusia. Beberapa ahli percaya bahwa Hukum Hammurabi, salah satu hukum tertulis tertua dalam sejarah manusia, dimaksudkan sebagai kesepakatan antara Raja Hammurabi dan dewa Shamash.

7.Nanna/Sin

Nanna/Sin (Steve Harris, CC BY-SA 2.0, via Wikimedia Commons)

Berkebalikan dengan Shamash, Nanna adalah dewa bulan Mesopotamia. Namun terdapat kemiripan antar keduanya yakni kepentingan pada perannya dalam memelihara dunia fisik. Masyarakat Mesopotamia percaya bahwa mereka tidak akan memiliki matahari tanpa Shamash, mereka bergantung pada Nanna untuk kehadiran bulan. Masyarakat Mesopotamia bergantung pada bulan untuk melacak waktu dan kalender tahunan mereka dibagi dengan fase bulan.

Selain peran utamanya sebagai dewa bulan, merujuk Encyclopedia, Nanna diyakini memiliki kemampuan untuk melihat masa depan dan mengendalikan nasib manusia. Akibatnya, dewa ini sangat terkait dengan sihir dan ritual. Secara khusus, Nanna dikaitkan dengan ramalan, astrologi, dan pertanda. Kultus pemujaan Nanna berpusat di kota Ur di Sumeria, dan Ziggurat Ur dipersembahkan untuknya.

Kini, pemujaan terhadap dewa-dewi Mesopotamia tersebut telah hilang. Namun keberadaannya sangat memengaruhi mitologi peradaban politeistik selanjutnya, seperti Mesir dan Yunani. Bahkan peristiwa yang berasal dari mitologi Mesopotamia, seperti Banjir Besar atau konflik antara kekacauan dan keteraturan, juga berpengaruh pada agama Samawi. Meskipun dewa-dewi ini sudah tidak lagi disembah di kuil, dewa-dewi penting ini tidak diragukan lagi memiliki pengaruh abadi dalam seluruh sejarah umat manusia.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dina Stevany Ernayasari
EditorDina Stevany Ernayasari
Follow Us