7 Fakta Menarik tentang Joan of Arc, Sang Dara dari Orléans

Joan of Arc, yang dijuluki "The Maid of Orléans," lahir pada tahun 1412 di Domrémy, Prancis. Pada usia 18 tahun ia memimpin pasukan Prancis dan berhasil menang atas Inggris di Orléans.
Ditangkap setahun kemudian, Joan pun dibakar di tiang pancang atas tuduhan penggunaan sihir. Dia dikanonisasi sebagai orang suci lebih dari 500 tahun kemudian oleh Gereja Katolik Roma dan diangkat menjadi pahlawan nasional Prancis.
Sebagai martir, santo dan pemimpin militer, Joan of Arc mengaku bahwa ia bertindak di bawah bimbingan ilahi saat memimpin tentara Prancis selama Perang Seratus Tahun. Berikut 7 fakta unik tentang sang dara dari Orléans yang mungkin belum kamu ketahui.
1. Nama asli Joan adalah Jehanne d'Arc, Jehanne Tarc, Jehanne Romee atau mungkin Jehanne de Vouthon

Joan tidak berasal dari tempat bernama Arc. Ia mendapat nama Arc dari nama belakang ayahnya, d'Arc (terkadang diterjemahkan sebagai Darc atau Tarc). Sebaliknya, Jehanne atau Jehanette, tumbuh di Domrémy, sebuah desa di timur laut Prancis, sebagai putri dari seorang petani dan istrinya yang menganut agama Katolik Roma.
Selama persidangannya di hadapan pengadilan gereja tahun 1431, Joan menyebut dirinya sebagai "Jehanne la Pucelle" ("Joan the Maid") dan awalnya bersaksi bahwa dia tidak tahu nama belakangnya.
Dia kemudian menjelaskan bahwa ayahnya bernama Jacques d'Arc dan ibunya bernama Isabelle Romée. Joan menambahkan bahwa di kota kelahirannya anak perempuan sering mengambil nama keluarga ibu mereka.
Pada abad pertengahan di Prancis, nama "Romée" merujuk kepada seseorang yang telah melakukan ziarah atau pergi atas kepentingan agama ke Roma. Sumber lain menyatakan bahwa ibu Joan bernama Isabelle de Vouthon.
2. Beberapa ahli di zaman modern telah "mendiagnosis" Joan of Arc dengan gangguan otak, mulai dari epilepsi hingga skizofrenia

Sekitar usia 12 atau 13 tahun, Joan of Arc mulai mendengar suara-suara dan mengalami penglihatan, yang ia tafsirkan sebagai tanda-tanda dari Tuhan. Selama persidangannya, dia bersaksi bahwa para malaikat dan orang suci menyuruhnya untuk selalu datang ke gereja dan hidup sebagai orang saleh.
Kemudian, mereka mulai menginstruksikannya untuk membebaskan Prancis dari Inggris dan menetapkan Charles VII sebagai raja Prancis yang sah. Joan menegaskan bahwa cahaya terang sering menyertai penglihatannya, dan suara-suara itu terdengar lebih jelas saat lonceng berbunyi.
Berdasarkan rincian ini, beberapa ahli mengira bahwa Joan telah menderita salah satu dari banyak kondisi neurologis dan kejiwaan yang memicu halusinasi atau delusi, termasuk migrain, gangguan bipolar, dan lesi otak.
Namun teori lain menyatakan bahwa ia tertular tuberkulosis sapi, yang dapat menyebabkan kejang dan demensia, akibat dari meminum susu yang tidak dipasteurisasi dan merawat sapi ketika dia masih kecil.
3. Joan of Arc tidak berpartisipasi secara aktif dalam pertempuran saat menjadi komandan Prancis

Meskipun dikenang sebagai pejuang yang tak kenal takut dan dianggap sebagai pahlawan dalam Perang Seratus Tahun, Joan tidak pernah benar-benar bertempur dalam pertempuran langsung atau membunuh lawannya.
Sebaliknya, dia hanya menemani pasukannya sebagai maskot inspirasional, dengan mengacungkan spanduknya dari belakang. Dia juga bertanggung jawab untuk menguraikan strategi militer, mengarahkan pasukan, dan mengusulkan solusi diplomatik ke Inggris.
Meskipun jauh dari garis depan, Joan terluka setidaknya dua kali selama ikut dalam pertempuran. Pertama, bahunya terkena panah selama kampanye Orléans dan dua anak panah menusuk pahanya selama upaya pembebasan kota Paris.
4. Joan of Arc memiliki temperamen yang mudah berubah

Setelah ditempatkan di dalam tentara Prancis, Joan tidak ragu-ragu untuk memarahi para ksatria yang berbicara kasar, berperilaku tidak senonoh, melewatkan Misa atau menolak rencana pertempurannya.
Menurut saksi pada persidangan ulangnya, Joan pernah mencoba menampar seorang prajurit Skotlandia (saat itu Skotlandia membantu Prancis dalam Perang Seratus Tahun) yang memakan daging hasil curian.
Bahkan serangan personal dari tentara Inggris, yang memanggil namanya dengan kasar dan menyuruhnya untuk kembali mengurus sapi-sapiya, dilaporkan telah membuat darahnya mendidih. "Sumbu pendek" Joan juga terlihat dalam transkrip dari sidang pengadilannya.
5. Secara teknis, Joan of Arc tidak dibakar atas penggunaan sihir

Setelah jatuh ke tangan musuh pada tahun 1430, Joan of Arc diadili di Rouen oleh pengadilan gereja. Awalnya dia didakwa sebanyak 70 dakwaan, mulai dari sihir sampai pencurian kuda.
Tetapi pada Mei 1431, hanya tersisa 12 dakwaan, sebagian besar terkait karena dia mengenakan pakaian pria dan mengklaim bahwa Tuhan telah secara langsung menghubunginya.
Menawarkan hukuman penjara seumur hidup dengan pengakuan bersalah, Joan menandatangani dokumen yang mengakui dosa-dosanya dan berjanji untuk mengubah cara hidupnya. Banyak yang berspekulasi bahwa Joan yang buta huruf tidak pernah tahu apa yang sebenarnya telah ia tanda tangani.
Beberapa hari kemudian, mungkin karena ancaman kekerasan atau pemerkosaan dari pengawalnya, Joan kembali mengenakan pakaian prianya. Dia kemudian memberi tahu para hakim yang marah bahwa "suara" ilahiahnya telah muncul kembali.
6. Dari tahun 1434 hingga 1440, saudara-saudara lelaki Joan bekerja sama dengan penipu yang mengaku sebagai Joan

Claude des Armoises adalah salah satu dari beberapa wanita yang menyamar sebagai Joan beberapa tahun setelah kematiannya. Dia dan dua saudara laki-laki Joan, Jean dan Pierre, merancang sebuah skema bahwa Joan berhasil lolos dari eksekusi.
Claude muncul di hadapan masyarakat Orléans sebagai Joan, mengaku berhasil melarikan diri dari tentara yang menangkapnya dan menikahi seorang ksatria saat pelariannya.
Ketiganya diberi banyak hadiah dari masyarakat Prancis, dan melakukan perjalanan dari satu daerah ke daerah berikutnya sampai akhirnya Claude mengakui perbuatannya kepada Charles VII.
Meskipun terlibat dalam penipuan, Jean dan Pierre berhasil mengajukan petisi kepada Paus Callixtus III untuk mengadakan persidangan ulang kepada Joan, sampai pengadilan memutuskan bahwa Joan tak bersalah pada tanggal 7 Juli 1456.
7. Joan of Arc menginspirasi potongan rambut bob yang populer di Paris pada tahun 1909

Suara-suara yang memerintahkan Joan untuk mengenakan pakaian pria dan mengusir Inggris dari Prancis juga menyuruhnya untuk memotong rambutnya yang panjang.
Dia mencukur rambutnya dengan gaya pageboy seperti para ksatria di masanya, sampai penjaga sel penjaranya mencukur rambutnya sebelum hukuman mati.
Pada tahun 1909, penata rambut kelahiran Polandia yang dikenal sebagai Monsieur Antoine (salah satu stylist paling dicari di Paris) mulai memotong rambut kliennya dengan gaya "bob," dan menganggap Joan of Arc sebagai inspirasinya.
Tampilan tersebut benar-benar menarik perhatian pada tahun 1920-an, dan semakin dipopulerkan oleh bintang film bisu. Sementara itu, banyak wanita yang masih memakai potongan bob sampai hari ini.
Nah, itu tadi 7 fakta unik tentang Joan of Arc, sang dara dari Orléans yang menjadi inspirasi banyak orang, baik saat di medan pertempuran maupun di kehidupan sehari-hari.