7 Kucing dari Genus Felis, Punya Muka Imut dan Badan Mungil!

Sebagai pencinta kucing pasti kamu tahu mengenai ras kucing seperti british shorthair, american shorthair dan american wirehair. Namun apakah kamu tahu kalau ras-ras tersebut termasuk ke dalam spesies yang sama, yaitu Felis catus? F. catus atau kucing domestik adalah salah satu dari tujuh spesies kucing yang berasal dari genus Felis.
Genus ini berisikan kucing-kucing berukuran kecil yang punya ukuran dan ciri fisik yang mirip. Mereka tersebar luas dari Eropa, Afrika sampai Asia. Mari mengenal jenis-jenis kucing dari genus Felis lewat artikel ini!
1. Kucing domestik

Kucing domestik atau Felis catus adalah spesies yang paling terkenal dan tersebar luas di seluruh dunia. Ia tersebar secara luas mulai dari Amerika, Eropa, Afrika, Asia, sampai Australia. Kucing domestik juga merupakan kucing yang sering kamu lihat berkeliaran di kota atau pemukiman. Kucing ini juga jadi kucing yang sering dipelihara dan punya ratusan ras.
Dilansir Animal Diversity Web, diperkirakan nenek moyang dari kucing domestik adalah kucing liar afrika (Felis lybica). Setelah melalui domestikasi selama ribuan tahun akhirnya beberapa populasi kucing liar afrika berevolusi menjadi kucing domestik. Setelah didomestikasi spesies ini menyebar dengan sangat cepat dan pesat sampai populasinya menjadi tidak terkendali. Akhirnya kucing domestik liar yang biasa disebut kucing feral jadi spesies yang merugikan karena dapat menyebarkan penyakit dan membunuh populasi asli di suatu daerah.
2. Kucing liar eropa

Felis silvestris atau kucing liar eropa punya perawakan yang mirip kucing domestik namun ia mempunyai kaki yang lebih panjang, kepala lebih besar dan ekor lebih pendek, terang Britannica. Seperti namanya kucing ini tersebar di daerah eropa, ia biasa hidup di daerah dingin bahkan daerah bersalju.
Bulu tebal dan kaki panjangnya membantu kucing ini menahan hawa dingin dan berjalan di salju yang tebal. Kucing liar eropa juga merupakan hewan nokturnal yang penyendiri. Kucing ini biasa memangsa hewan-hewan kecil seperti burung dan mamalia kecil.
3. Kucing hutan

Kucing dengan nama ilmiah Felis chaus ini dapat ditemukan di daerah Asia dan Afrika seperti India, Tiongkok, Afganistan, dan Mesir. Dilansir Wild Cat Family, terdapat tiga subspesies kucing hutan, yaitu Felis chaus chaus, Felis chaus affinis dan Felis chaus fulvidina.
Ia punya badan ramping dan kaki panjang yang memudahkannya untuk bergerak di pepohonan dan bebatuan. Daerah yang dekat dengan sungai dan air jadi habitat kesukaan kucing yang pandai memanjat ini. Sayangnya habitat kucing hutan mulai rusak karena ulah manusia dan membuat populasi kucing ini terus mengalami penurunan.
4. Kucing liar afrika

Seperti namanya, kucing liar afrika atau Felis lybica tersebar luas di Benua Afrika mulai dari Afrika bagian selatan, tengah sampai utara. Karena merupakan nenek moyang kucing domestik keduanya juga punya tubuh yang mirip entah dari bentuk kepala, kaki sampai bentuk tubuh. Ia juga mendiami berbagai tipe habitat mulai dari hutan terbuka, rerumputan, savana, daerah berbatu, sampai daerah berpasir. Satu-satunya habitat yang tidak disukai kucing ini adalah hutan hujan tropis.
Dilansir Cat Spesialist Group, di alam kucing ini kerap memangsa hewan kecil seperti tikus, kadal, kodok dan burung. Tak jarang ia juga terlihat memakan invertebrata layaknya serangga. Sayangnya populasi kucing ini mulai terancam karena kerusakan habitat, perburuan liar dan konflik dengan manusia. Adanya hibridisasi dengan kucing domestik juga mengancam dan merusak gen asli kucing asli Afrika ini.
5. Kucing pasir

Nama kucing pasir bukanlah isapan jempol semata karena nyatanya kucing dengan nama ilmiah Felis margarita ini memang hidup di daerah berpasir seperti gurun. Laman Wild Cat Magazines menerangkan kalau kucing pasir mendiami Gurun Sahara, Gurun Arab dan gurun di daerah Pakistan dan Iran. Tempat-tempat tersebut jadi tempat yang sangat panas untuk kucing jenis lain.
Kucing ini juga merupakan hewan soliter yang hidup sendiri, ia baru akan berinteraksi dengan sesama spesiesnya saat musim kawin. Kucing pasir juga terkenal karena kemampuannya dalam menggali pasir atau lubang. Kemampuan tersebut ia gunakan untuk menghindari panasnya padang pasir di siang hari. Saat malam tiba kucing ini baru akan keluar dan mencari mangsa seperti hewan pengerat, kadal, burung, dan serangga. Dengan pendengarannya yang sangat tajam kucing pasir mampu mendengar gerakan mangsa sekecil apapun.
6. Kucing berkaki hitam

Berdasarkan data IUCN Red List, Felis nigripes atau kucing berkaki hitam masuk dalam kategori rentan atau vulnerable. Kucing yang tersebar di daerah gurun, padang rumput dan savana Afrika Selatan ini populasinya terus menurun dan terancam. Kerusakan habitat, munculnya spesies invasif, perburuan liar, dan aktivitas manusia jadi beberapa hal utama yang menyebabkan menurunnya populasi kucing berkaki hitam.
Kucing ini adalah kucing yang sangat kuat dan lincah, bahkan ada legenda yang menyebut kalau kucing berkaki hitam dapat menumbangkan seekor jerapah. Kekuatan tubuh dan kelincahan sangat dibutuhkan kucing ini karena ia hidup di daerah yang dipenuhi banyak predator. Kucing berkaki hitam hidup bersama hewan karnivora lain seperti jackal, kucing liar afrika dan rubah. Kucing berkaki hitam bersaing dengan predator-predator tersebut dalam berburu mamalia kecil, serangga dan burung.
7. Kucing gunung tiongkok

Kucing gunung tiongkok punya penyebaran yang sempit karena hanya dapat ditemukan di Dataran Tinggi Tibet, daerah Qinghai dan Sichuan, jelas Animalia. Ia juga hanya mendiami dataran tinggi, pegunungan, daerah berbatu, hutan, dan padang rumput. Karena hal tersebut populasinya terus menurun dan IUCN Red List memasukan kucing ini ke kategori rentan atau vulnerable. Jika tidak dilakukan upaya konservasi yang serius kucing gunung tiongkok bisa punah di masa depan.
Kucing dengan nama ilmiah Felis bieti ini juga terkenal sebagai hewan pemalu, ia lebih sering tidur di lubang bebatuan pada siang hari. Saat malam datang barulah kucing ini keluar dari lubang dan mencari mangsa. Mangsanya juga tak jauh berbeda dengan kucing-kucing lain, yaitu hewan pengerat, mamalia kecil, reptil, dan burung. Kucing ini merupakan predator yang sangat handal dan punya gerakan yang gesit.
Kucing di dunia tidak terbatas pada F. catus atau kucing domestik saja. Ada banyak kucing lain yang tak kalah unik dan eksotis. Kucing-kucing tersebut tersebar di berbagai belahan dunia dan punya ciri fisik, makanan dan kebiasaan yang berbeda. Berbeda dengan kucing domestik yang populasinya melimpah, kucing-kucing lain justru mengalami penurunan populasi yang signifikan. Nyatanya bukan kucing domestik atau kucing ras yang terancam, namun spesies kucing lain. Kita harus menjaga populasi mereka supaya tidak ada kucing yang punah di masa depan.