Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Alasan Mengapa Kucing Lebih Sulit Dilatih daripada Anjing

ilustrasi kucing (unsplash.com/Humberto Arellano)
Intinya sih...
  • Kucing lebih mandiri dan tidak responsif terhadap pelatihan, berbeda dengan anjing yang cenderung patuh dan mudah diarahkan.
  • Kucing tidak bergantung pada kelompok atau pemimpin, lebih suka mengikuti kehendaknya sendiri daripada menerima perintah manusia.
  • Kucing memiliki rentang perhatian pendek, memerlukan strategi pengulangan singkat, konsisten, dan lingkungan minim gangguan dalam proses pelatihan.

Dalam dunia hewan ternyata kucing dan anjing kerap dibandingkan dalam berbagai hal, termasuk kecerdasan dan kemampuan untuk mengikuti perintah dari manusia. Meski keduanya memiliki kepribadian yang unik, tapi kucing dikenal sebagai hewan yang lebih mandiri dan tidak terlalu responsif terhadap pelatihan, seperti halnya anjing yang mungkin cenderung patuh dan mudah diarahkan.

Banyak pemilik kucing yang mungkin rentan merasa frustrasi pada saat melatih hewan peliharaan mereka, karena kucing tampak tidak tertarik untuk melakukan hal-hal tertentu yang mungkin diperintahkan. Oleh sebab itu, ada beberapa alasan berikut ini yang turut menjelaskan mengapa kucing dianggap lebih sulit dilatih daripada anjing, sehingga membuat pemiliknya jadi merasa kerap kewalahan.

1. Kucing bersifat independen secara alami

ilustrasi kucing (unsplash.com/Anthony de Kroon)

Kucing merupakan hewan soliter yang memang secara naluriah tidak bergantung pada kelompok atau pemimpin, berbeda dengan anjing yang berasal dari nenek moyang serigala dan terbiasa hidup secara berkelompok. Sistem independen inilah yang kemudian membuat kucing jadi lebih suka mengikuti kehendaknya sendiri daripada menerima perintah yang diberikan oleh manusia.

Dikarenakan tidak memiliki adanya dorongan alami untuk menyenangkan pemiliknya seperti halnya anjing, maka kucing akan cenderung merespons pelatihan apabila memang mereka mendapatkan manfaat secara langsung. Tidak heran apabila pelatihan kucing dianggap memerlukan pendekatan yang lebih konsisten, sabar, dan penuh pengertian terhadap watak alami yang dimilikinya.

2. Kucing tidak tertarik pada penguatan sosial

ilustrasi kucing (unsplash.com/Michael Sum)

Anjing sering kali sangat termotivasi oleh sentuhan pujian atau perhatian dari manusia sebagai bagian dari hadiah sosial, sehingga lebih mudah untuk dilatih hanya dengan menggunakan kata-kata ataupun tepukan lembut. Sementara kucing justru tidak terlalu peduli dengan bentuk penguatan sosial yang diberikan, bahkan lebih memilih hadiah berupa makanan atau pun permainan tertentu yang dibutuhkannya.

Tidak heran apabila hal yang satu ini akan membuat proses pelatihan kucing jadi harus lebih kreatif dan melibatkan sistem imbalan yang disesuaikan dengan preferensinya. Jika hadiah yang diberikan tidak menarik bagi kucing, maka ia pun akan merasa terdorong untuk mengulangi perilaku yang diinginkannya.

3. Rentang perhatian kucing cenderung lebih pendek

ilustrasi kucing (unsplash.com/Andrea Natali)

Kucing ternyata memiliki rentang perhatian yang lebih pendek jika dibandingkan anjing, sehingga membuat proses pelatihannya jadi lebih menantang dan tidak bisa dilakukan terlalu lama hanya dalam satu sesi saja. Kucing bisa dengan mudah terdistraksi oleh suara, gerakan, hingga objek lain yang dapat menarik perhatiannya.

Tidak heran apabila melatih kucing ternyata memerlukan strategi pengulangan yang singkat, tapi konsisten dan diperlukan lingkungan yang minim gangguan. Jika tidak dipersiapkan dengan baik, maka kucing akan rentan kehilangan minat sebelum memahami perilaku yang sedang diajarkannya saat ini.

4. Respons kucing terhadap perintah tidak langsung

ilustrasi kucing (unsplash.com/Tran Mau Tri Tam ✪)

Anjing secara naluriah cenderung merespons suara atau isyarat yang diberikan oleh pemiliknya secara langsung, sedangkan kucing justru akan terlihat mengabaikan hingga menunda respons terhadap perintah. Hal ini bukan karena kucing tidak paham, melainkan karena memang mereka menilai terlebih dahulu apakah perintah tersebut dianggap layak untuk diikuti ataupun tidak.

Pelatihan pada kucing memerlukan pemahaman atas kepribadian dan juga batasan emosionalnya, sebab tekanan berlebihan justru akan membuat mereka jadi mudah menjauh. Kunci utama yang perlu dimiliki adalah bagaimana caranya membangun hubungan saling percaya agar kucing bisa merasa nyaman dalam mengikuti arahan tanpa paksaan.

Kucing memang bukanlah hewan yang mudah dilatih seperti anjing, tapi bukan berarti tidak bisa dilatih sama sekali. Pemilik kucing tentu harus memahami cara yang tepat dalam melakukan pendekatan agar kucing bisa mengikuti perintah yang diberikan. Jika dilakukan dengan tepat, kucing pun bisa menunjukkan perilaku yang terarah dan lebih patuh!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Muhammad Hafizhuddin
EditorMuhammad Hafizhuddin
Follow Us