12 Kematian Tragis Anggota Keluarga Kerajaan Inggris

Dari dipenggal hingga kecelakaan yang timbulkan kontroversi

Menjadi bagian dari keluarga Kerajaan Inggris dengan semua kemewahan, permata, dan istana, tidak akan melindungi mereka dari penyakit mematikan atau kebencian dari orang lain yang ingin merebut takhta.

Kematian di keluarga Kerajaan Inggris memengaruhi kerabat korban, membawa kesedihan, atau mungkin kelegaan ke seluruh negeri, dan terkadang mengubah jalannya sejarah itu sendiri. Berikut adalah kisah tentang kematian keluarga Kerajaan Inggris karena pengkhianatan, eksekusi, dan semacamnya.

1. Persaingan perebutan takhta yang mengakibatkan tewasnya Raja William II

12 Kematian Tragis Anggota Keluarga Kerajaan InggrisWilliam II dari Inggris (Rufus) – Raja Inggris (commons.wikimedia.org/National Library of Wales)

Putra ketiga William Sang Penakluk, Raja William II adalah anak kesayangan ayahnya. William dimahkotai setelah kematian ayahnya pada tahun 1087. Sementara itu, Robert, putra tertua William Sang Penakluk, harus puas dengan mewarisi gelar Duke of Normandy.

Dikutip BBC, William II melawan pemberontakan Robert untuk merebut takhtanya sebagai raja hanya setahun setelah penobatannya. Dia lalu mengalahkan Robert dalam pertempuran, mengurangi peran saudaranya menjadi lebih terbatas.

Namun, mata William II tertembak saat berburu, mungkin secara tidak sengaja, meskipun rumor mengatakan bahwa penembaknya, Walter Tirel, menjalankan perintah dari Henry, adik William II, yang menjadi Henry I. Jasadnya di bawa ke Katedral Winchester dengan menggunakan kereta, dan masih meneteskan darah.

2. Kematian dua pangeran Inggris di menara

12 Kematian Tragis Anggota Keluarga Kerajaan Inggrisilustrasi dua Pangeran di Menara (commons.wikimedia.org/John Everett Millais)

Edward IV berkuasa dalam pertempuran berdarah yang membuatnya memenjarakan raja sebelumnya, Henry VI, di Menara London. Tidak puas, Edward IV dan saudaranya Richard, Duke of Gloucester, kemudian membunuh Henry di Menara, diikuti oleh saudara mereka sendiri, George, Duke of Clarence.

Edward IV meninggal secara tiba-tiba pada tahun 1483, membuat putranya yang berusia 12 tahun, yakni Edward, seharusnya dinobatkan sebagai raja, dan Pamannya, Richard, Duke of Gloucester, diangkat sebagai walinya.

Namun, dalam perjalanan ke London untuk penobatan Edward, ia dan saudara laki-lakinya yang berusia 9 tahun, Richard, diculik oleh paman mereka. Mereka dibawa ke Menara yang sama yang digunakan ayah mereka untuk memenjarakan orang yang dianggap sebagai ancaman terhadap kekuasaannya. Sayangnya, dua anak lelaki itu tidak pernah terlihat lagi.

Sudah lama dikabarkan bahwa Richard III membunuh para pangeran. Pada 1674, tulang anak-anak ditemukan di bawah tangga di Menara London, yang diyakini milik kedua pangeran. Tulang belulang tersebut dipindahkan ke Westminster Abbey, dan disimpan dalam guci marmer yang dibuat khusus, tetapi Gereja Inggris sejauh ini menolak untuk mengizinkan tes DNA.

3. Kematian tragis Raja Arthur, Pangeran Wales, yang mengubah jalan sejarah kerajaan Inggris

12 Kematian Tragis Anggota Keluarga Kerajaan InggrisArthur Pangeran Wales (1486-1502) (commons.wikimedia.org/Royal Collection)

Langkah licik Richard III untuk merebut takhta menyebabkan perpecahan di dalam House of York-nya sendiri, keluarga yang telah mengambil kendali takhta Inggris dari saingan besar mereka, Lancaster ketika Edward IV mengalahkan Henry VI. Hal ini memungkinkan Henry Tudor, seorang Lancaster untuk memimpin pemberontakan melawan Richard III, yang menjadi raja Inggris terakhir yang tewas dalam pertempuran.

Untuk mengakhiri kebuntuan Lancaster versus York (alias Perang Mawar), Henry VII yang baru dinobatkan menikah dengan Elizabeth dari York, saudara perempuan dari dua pangeran di Menara. Mereka dikaruniai empat anak, Arthur, Mary, Henry, dan Margaret, antara tahun 1486 sampai 1496.

Arthur sebagai pewaris takhta, dikenal sebagai Raja Arthur yang legendaris, dan dibesarkan sejak lahir untuk menjadi raja. Di usia tiga tahun, ayahnya meminta agar dia menikahi Catherine dari Aragon, seorang putri Spanyol, ketika mereka berdua berusia 15 tahun, untuk memperkuat hubungan antara Spanyol dan Inggris. Setelah pernikahan itu, kurang dari setahun kemudian, pada April 1502, Arthur meninggal karena penyakit yang dideritanya, membuat Henry menjadi pewaris takhta.

Bertekad untuk menjaga kesepakatannya dengan Spanyol tetap utuh, Henry VII meyakinkan semua orang bahwa pernikahan itu belum terlaksana. Catherine yang janda akhirnya bertunangan dengan saudara iparnya, yang menjadi Henry VIII ketika ayahnya meninggal pada tahun 1509.

4. Anne Boleyn yang dieksekusi suaminya sendiri

12 Kematian Tragis Anggota Keluarga Kerajaan InggrisIlustrasi Henry VIII dari Inggris mengusir Anne Boleyn. (commons.wikimedia.org/Karl Piloty)

Henry VIII dan Catherine dari Aragon menikah pada tahun 1509 dan relatif bahagia sampai sekitar tahun 1526. Saat itu, mereka hanya memiliki seorang putri, Mary I, tetapi Henry menginginkan seorang putra. Dia juga menyukai seorang punggawa, Anne Boleyn berusia 20-an.

Mengutip laporan The Guardian, Anne menolak untuk tidur dengan Henry sebelum dia bercerai, sebuah keputusan yang akhirnya membawa Henry untuk mencabut seluruh sistem agama Inggris. Henry memutuskan hubungan dengan Gereja Katolik dan menyatakan dirinya sebagai kepala Gereja Protestan Inggris, Henry mempertaruhkan embargo dan perang dengan Eropa Katolik. Namun, menteri utamanya Thomas Cromwell, mantan teman Anne, khawatir tentang risiko politik yang ditimbulkan oleh pernikahan mereka.

Setelah menikah, Anne melahirkan seorang putri bernama Elizabeth I, dan tidak memiliki putra. Akibatnya, Henry ingin menikahi Jane Seymour, jadi dia dan Cromwell bersekongkol untuk mengajukan tuntutan terhadap Anne, seperti tuduhan inses dan perzinahan. Anne dieksekusi atas perintah Henry pada tahun 1536, bersama kakaknya.

5. Masa lalu Catherine Howard yang membuatnya dieksekusi mati

12 Kematian Tragis Anggota Keluarga Kerajaan InggrisCatherine Howard (commons.wikimedia.org/Hans Holbein the Younger)

Pada Juli 1840, empat tahun setelah eksekusi Anne Boleyn, sepupu pertama Anne, Catherine Howard, menjadi istri kelima Henry VIII. Seperti Anne, Catherine adalah cucu dari Duke of Norfolk. Catherine menarik perhatian raja ketika dia menjabat sebagai pelayan kehormatan untuk istri keempat Henry, Anne of Cleves.

Henry membatalkan pernikahan itu enam bulan kemudian, dan menikahi Catherine kurang dari tiga minggu setelah itu pada hari yang sama di mana ia mengeksekusi Cromwell, ungkap Telegraph. Tanggal lahir pasti Catherine tidak diketahui tetapi diyakini lahir di tahun 1518 atau 1524, yang berarti dia berusia antara 16 atau 22 tahun ketika menikah dengan Henry yang berusia 49 tahun.

Namun, ada rumor yang menyebar bahwa Catherine selingkuh dengan laki-laki lain. Ketika Henry tahu, dua orang disiksa. Satu mengaku menjalin hubungan dengan Catherine di masa lalu, dan satu mengaku menjalin hubungan saat ini, meskipun itu diragukan kebenarannya.

Catherine dinyatakan bersalah atas pengkhianatan, dia dan dua orang laki-laki itu dijatuhi hukuman mati. Seperti Anne, Catherine dipenggal dan dikuburkan di Menara London.

6. Kematian Edward VI dan Jane Grey yang memprihatinkan 

12 Kematian Tragis Anggota Keluarga Kerajaan InggrisEdward VI dari Inggris dan ilustrasi eksekusi Lady Jane Gray di Menara London, 1554 (commons.wikimedia.org/Attributed to William Scrotscommons.wikimedia.org/Paul Delaroche)

Henry VIII akhirnya mendapatkan ahli waris laki-laki yang sangat dirindukan pada Oktober 1537, ketika istri ketiganya, Jane Seymour, melahirkan putra mereka bernama Edward. (Jane meninggal kurang dari dua minggu kemudian.) Edward menjadi Edward VI pada Januari 1547, pada usia sembilan tahun. Akan tetapi, dia dikendalikan oleh paman dan walinya, Edward Seymour, Duke of Somerset, dan John Dudley, Earl of Warwick, masa depan Duke of Northumberland.

Baik penasihat maupun raja muda itu bertekad untuk memaksakan reformasi Protestan. Jadi ketika Edward jatuh sakit karena TBC pada tahun 1553, Dudley membujuknya untuk mengubah garis suksesi dan melewati saudara perempuannya Mary, seorang Katolik, demi Lady Jane Grey yang berusia 15 tahun.

Jane adalah menantu perempuan Dudley, putri Duke of Suffolk, dan keponakan perempuan Henry VIII melalui saudara perempuannya, Mary. Edward meninggal pada 6 Juli 1553, dan Jane dimahkotai empat hari kemudian. Namun, Mary mendapat dukungan publik. Sembilan hari setelah dinobatkan, Jane menyerahkan takhtanya kepada Mary.

Jane dan suaminya dipenjarakan di Menara London, didakwa dengan pengkhianatan, dan dijatuhi hukuman mati pada November 1553, tetapi Ratu Mary yang baru dinobatkan memilih untuk membebaskan mereka. Sayangnya, pada Februari 1554, ayah Jane mencoba melakukan pemberontakan yang gagal. Jane menyaksikan suaminya dieksekusi, lalu ia juga dieksekusi dua jam kemudian.

Baca Juga: 5 Makanan Ini Dilarang Dikonsumsi Keluarga Kerajaan Inggris Lho

7. Kematian Henry di usia muda

12 Kematian Tragis Anggota Keluarga Kerajaan InggrisPangeran Henry Frederick, putra tertua James VI dan Anne dari Denmark. (commons.wikimedia.org/Robert Peake the elder)

Elizabeth I menggantikan saudara tirinya Mary I pada tahun 1558, dan memerintah sampai ia meninggal pada tahun 1603. Dia membiarkan James VI dari Skotlandia sebagai penggantinya, menjadikannya juga James I dari Inggris dan raja pertama yang memerintah kedua negara.

James sudah memiliki ahli waris, Henry, dan dua anak lainnya, Elizabeth dan Charles. Beberapa hari setelah Henry lahir, dia diambil dari ibunya dan dikirim untuk tinggal di Kastil Stirling, di mana dia diajari secara intensif tentang adab seorang raja, dan ditanamkan rasa tanggung jawab untuk melanjutkan monarki di bawah kepercayaan Protestan.

Ketika Henry berusia 16 tahun, ia secara resmi menjadi Pangeran Wales. Pada bulan Oktober 1812, Henry terjangkit demam tifoid dan meninggal di usia 18 tahun.

Seluruh masyarakat berduka atas kematian pangeran yang sangat populer itu. Pemakamannya dihadiri banyak masyarakat. Henry meninggalkan saudara laki-lakinya yang akan menggantikan takhtanya.

8. Charles I dieksekusi karena pengkhianatannya

12 Kematian Tragis Anggota Keluarga Kerajaan InggrisPotret Charles I, Raja Inggris, saat sedang menunggang kudanya (1600-1649). (commons.wikimedia.org/Anthony van Dyck)

Charles I dinobatkan sebagai raja pada tahun 1625. Dalam masa pemerintahannya, Charles membubarkan Parlemen dan tidak mau tunduk pada tuntutannya. Dia juga menaikkan pajak untuk melawan Skotlandia, dan tentara untuk melawan Irlandia, serta untuk menangkap beberapa Anggota Parlemen, hingga Perang Saudara pun pecah.

Perang antara Cavaliers (Tim Charles) dan Roundheads (Tim Parlemen) berlangsung antara 1642 sampai 1646, ketika Charles menyerah. Namun, setelah dia melarikan diri dari penjara, memulai dan kalah lagi dalam perang saudara, sekelompok anggota parlemen radikal, yang dipimpin oleh Oliver Cromwell, mengadilinya karena pengkhianatan dan menjatuhkan hukuman mati.

Charles menghabiskan hari-hari terakhirnya di Istana St. James di London bersama dua anak bungsunya. Pada tanggal 30 Januari 1649, ia mengenakan jubah hitam dan berjalan di taman St. James ke Gedung Perjamuan di Whitehall, di mana ia menjadi satu-satunya raja Inggris yang dieksekusi karena pengkhianatan.

9. Kematian Putri Charlotte Augusta dari Wales yang membuat masyarakat berduka

12 Kematian Tragis Anggota Keluarga Kerajaan InggrisPutri Charlotte Augusta dari Wales (1796–1817), putri raja George IV dari Inggris Raya dan Hanover, dari pernikahan putri Saxe-Coburg-Saalfeld. (commons.wikimedia.org/George Dawe)

Setelah 11 tahun bebas monarki, Parlemen mengundang putra Charles untuk menjadi Charles II pada tahun 1660. Suksesi menjadi kekacauan selama lima dekade berikutnya, tetapi pada tahun 1714, cicit James I menjadi yang pertama dari banyak Raja Georges yang naik takhta Inggris.

George IV menjadi raja pada tahun 1820 tetapi mulai memerintah sebagai bupati pada tahun 1811. George IV menjadi terkenal ketika putrinya, Putri Charlotte Augusta dari Wales, lahir pada tahun 1796.

Seperti orang tuanya, Charlotte memiliki kehidupan cinta yang memalukan. Dia berselingkuh dengan seorang kapten Angkatan Darat dan beberapa pangeran. Pada tahun 1814, dia dipaksa bertunangan dengan William, Pangeran Oranye, tetapi setahun kemudian dia melanggar aturan kerajaan dengan membatalkan pernikahannya. 

Charlotte justru meminta ayahnya agar mengizinkannya menikah dengan Pangeran Leopold dari Saxe-Coburg, pada tahun 1816. Pasangan itu sangat populer di kalangan publik setelah menikah. Namun, pada bulan November tahun 1817, Charlotte meninggal di usia 21 tahun, lima jam setelah melahirkan bayinya yang lahir dengan keadaan meninggal. Orang tuanya, suaminya, dan bangsanya sangat berduka. Dana untuk penanda di makamnya dikumpulkan oleh publik sebagai penghormatan kepada calon ratu mereka.

10. Kematian Raja Albert membuat Ratu Victoria terpuruk selama sisa hidupnya

12 Kematian Tragis Anggota Keluarga Kerajaan Inggrislukisan Ratu Victoria, Pangeran Albert, dan anak-anak mereka (commons.wikimedia.org/Franz Xaver Winterhalter)

Pada tahun 1830, takhta George IV yang tidak memiliki ahli waris diserahkan kepada saudaranya, yang menjadi William IV. William memiliki 10 anak tetapi tidak memiliki ahli waris yang sah, jadi takhta itu diberikan kepada keponakannya yang berusia 18 tahun, Victoria, pada tahun 1837.

Victoria ditekan untuk menikah tetapi dia menentang gagasan tersebut hingga Oktober 1839, ketika dia jatuh cinta dengan sepupu pertamanya, Pangeran Albert dari Saxe-Coburg dan Gotha. Pada tanggal 10 Februari 1840, Albert dan Victoria menikah dalam sebuah upacara besar. Setelah itu, mereka dikaruniai sembilan anak.

Pada tahun 1861, Albert mengunjungi putra dan pewaris tertua mereka, Albert Edward (dikenal sebagai Bertie), untuk menegurnya karena ia menjalin hubungan yang memicu skandal. Dalam perjalanan, Albert terkena demam tifoid, dia meninggal tiga minggu kemudian.

Ratu Victoria sangat terpukul. Dia mengenakan pakaian hitam berkabung selama sisa hidupnya, yang berlangsung 40 tahun, dan menjadi pribadi yang tertutup. Ratu Victoria pun menyalahkan anaknya, Albert Edward sebagai penyebab kematian suaminya.

11. Pangeran John yang tidak dianggap keluarganya sendiri hingga kematiannya

12 Kematian Tragis Anggota Keluarga Kerajaan Inggrispotret Pangeran John (1905-1919) (commons.wikimedia.org/Unknown author)

Bertie menjadi Edward VII pada tahun 1901, mewariskan takhta kepada putranya, George V, pada tahun 1910. George dan istrinya Mary of Teck memiliki enam anak.  Namun, Pangeran John, anak bungsu pasangan itu, atau yang dikenal sebagai Pangeran yang Hilang, menderita epilepsi dan autis.

Dikutip LA Times, John tidak bisa mengeja, menggambar garis lurus, atau menyelesaikan tes kecerdasan sederhana. Orang tua John menganggap bahwa dia tidak layak untuk masuk dalam keluarga bangsawan. Mereka lalu membawa John ke sebuah pondok di Perkebunan Sandringham (tempat Natal keluarga kerajaan berlangsung) untuk tinggal di sana.

John menulis surat kasih sayang kepada keluarganya, tetapi jarang dilihat. Pada tahun 1919, dalam usia 13 tahun, ia meninggal karena kejang parah. Kakak tertua John, Edward VIII adalah pendukung Nazi yang turun takhta pada tahun 1936, ia menulis bahwa "binatang" itu telah mati, dan tidak perlu harus berpura-pura meratapinya.

12. Kematian tragis Putri Diana

12 Kematian Tragis Anggota Keluarga Kerajaan InggrisPangeran Charles, Prince of Wales, dan Princess of Wales, Putri Diana saat keliling menggunakan kereta ke perkebunan Big Pineapple, Woombye, 1983. (commons.wikimedia.org/Queensland State Archives)

George VI menggantikan saudaranya ketika yang terakhir turun takhta pada tahun 1936, memberikan takhta kepada putrinya, Elizabeth II, setelah kematiannya pada tahun 1956. Elizabeth II menikahi Philip, pangeran Yunani dan Denmark saat itu dan sekarang Duke of Edinburgh, pada tahun 1947, dan pada tahun 1948 putra sulung mereka Charles lahir.

Charles sangat mencintai Camilla Shand, yang dia temui pada tahun 1971. Namun dikutip TIME, keluarga kerajaan menganggap bahwa hubungan mereka tidak cocok, karena dia tidak memiliki gelar dan diduga tidak perawan.

Lalu, pada Juli 1981, di usia 32 tahun, Charles menikahi Diana Spencer, putri Earl of Spencer yang berusia 19 tahun, yang menjadi Putri Wales. Bersahaja dan hangat, Diana sangat populer di masyarakat, hingga membuat Charles cemburu. Pernikahan itu bermasalah sejak awal, dan perceraian pasangan itu selesai pada tahun 1996, di mana Diana dikeluarkan dari keluarga kerajaan.

Satu tahun kemudian, Putri Diana tewas dalam kecelakaan mobil di Paris. Bangsa itu berkabung, meletakkan lautan bunga di luar gerbang Istana Buckingham. Sang Ratu dikritik karena tanggapannya yang dianggap dingin. Di bawah tekanan publik, dia memutuskan agar prosesi pemakaman Diana dilakukan ala kerajaan.

Sejarah mencatat kematian tragis keluarga Kerajaan Inggris yang sebagian masih diingat dunia hingga hari ini.

Baca Juga: 7 Aturan Ketat Keluarga Kerajaan Inggris, Bolehkah Memegang Mereka?

Amelia Solekha Photo Verified Writer Amelia Solekha

Write to communicate. https://linktr.ee/ameliasolekha

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya