Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apakah Kelelawar Menggigit? Ini Jawabannya!

ilustrasi kelelawar (pexels.com/Miriam Fischer)
Intinya sih...
  • Kelelawar umumnya tidak menggigit, namun bisa terjadi jika merasa terancam atau sakit
  • Gigitan kelelawar seringkali terjadi dalam pertemuan tidak disengaja, evakuasi, atau kelelawar sakit
  • Rabies adalah bahaya utama terkait gigitan kelelawar, dengan gejala yang fatal jika muncul

Kelelawar adalah makhluk menarik yang memainkan peran penting dalam ekosistem kita, seperti mengendalikan populasi serangga dan penyerbukan tanaman. Namun, banyak orang bertanya-tanya apakah kelelawar memiliki kecenderungan untuk menggigit?

Pertanyaan ini sering muncul, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah dengan populasi kelelawar yang cukup besar. Interaksi mamalia ini dengan manusia terkadang dapat menimbulkan kekhawatiran, khususnya terkait potensi gigitan dan penularan penyakit, seperti rabies. Untuk menjawabnya, mari kita telusuri lebih dalam tentang perilaku alami kelelawar dan apakah hewan ini benar-benar perlu kita khawatirkan.

1. Apakah kelelawar menggigit

ilustrasi kelelawar (pexels.com/Surendra Singh Shekhawat)

Kabar baiknya, kelelawar umumnya tidak menggigit, bahkan mereka adalah hewan pemalu yang cenderung menghindari kontak dengan manusia. Akan tetapi, jika mereka merasa terancam atau terprovokasi, mereka akan menggigit. Menggigit merupakan strategi kelelawar dalam membela diri jika dipegang atau dipojokkan. Selain itu, kelelawar yang sakit atau terjangkit rabies dapat menunjukkan perilaku yang tidak biasa dan dapat menggigit tanpa provokasi, tetapi kejadian seperti itu jarang terjadi.

2. Situasi yang memicu kelelawar untuk menggigit

ilustrasi kelelawar (unsplash.com/James Wainscoat)

Gigitan biasanya terjadi dalam skenario tertentu, seperti:

  • Pertemuan yang tidak disengaja: Kelelawar mungkin tanpa sengaja bersentuhan dengan manusia saat mereka memasuki rumah atau bangunan lain. Hal ini dapat terjadi jika kelelawar terbang masuk melalui jendela yang terbuka atau saat mereka bertengger di loteng. Jika kelelawar merasa terjebak, ia mungkin akan menggigit untuk membela diri.
  • Evakuasi: Penanganan kelelawar secara langsung merupakan faktor risiko yang signifikan untuk gigitan. Banyak orang mencoba menyelamatkan atau menangkap kelelawar tanpa pelatihan yang tepat atau alat pelindung, yang menyebabkan potensi gigitan.
  • Kelelawar sakit: Kelelawar yang terinfeksi rabies sering kali menunjukkan perilaku yang tidak normal, seperti terbang di siang hari. Kelelawar ini lebih mungkin menggigit karena disorientasi mereka dapat membuat mereka melihat ancaman yang sebenarnya tidak ada.

3. Risiko rabies

ilustrasi kelelawar (unsplash.com/Nils Bouillard)

Rabies adalah bahaya paling serius yang terkait dengan gigitan kelelawar. Kendati insiden rabies pada populasi kelelawar diperkirakan kurang dari 1 persen, tetapi mamalia terbang ini merupakan pembawa virus rabies yang signifikan di banyak wilayah. Rabies dapat ditularkan melalui gigitan atau cakaran dari kelelawar yang terinfeksi, karena virus tersebut terdapat dalam air liurnya.

Setelah gejala rabies muncul, penyakit ini kemungkinan besar berakibat fatal. Oleh sebab itu, setiap dugaan paparan terhadap kelelawar harus ditanggapi dengan serius. Jika digigit atau jika ada kemungkinan kontak dengan kelelawar, sangat penting untuk segera mencari pertolongan medis untuk pengobatan profilaksis pasca kejadian.

4. Gejala gigitan kelelawar

ilustrasi kelelawar (pexels.com/Miriam Fischer)

Gigitan kelelawar bisa jadi tidak kentara dan tidak selalu meninggalkan bekas yang jelas. Orang yang digigit kelelawar sering kali hanya melaporkan sedikit sensasi menyengat atau mungkin tidak menyadari gigitan sama sekali, terutama jika mereka sedang tidur saat kejadian. Kurangnya cedera yang terlihat ini dapat menyebabkan gigitan tidak dilaporkan dan peningkatan risiko penularan rabies.

5. Tindakan pencegahan

ilustrasi kelelawar (pexels.com/HitchHike)

Berikut adalah strategi untuk meminimalkan risiko gigitan kelelawar dan potensi paparan rabies:

  • Hindari kontak langsung: Jangan pernah mencoba menangani kelelawar tanpa pelatihan dan peralatan yang tepat. Jika kamu menemukan kelelawar di dalam rumah, tutup mereka dengan toples besar, kontainer, atau benda lain yang bisa mengurung mereka. Kemudian, hubungi damkar untuk meminta bantuan.
  • Tutup titik masuk: Pastikan rumah aman dari kelelawar dengan menutup lubang tempat kelelawar mungkin masuk, seperti jendela atau tembok yang rusak.
  • Belajarlah: Pelajari tentang spesies kelelawar lokal dan perilakunya. Memahami kapan kelelawar paling aktif dapat membantumu menghindari pertemuan dengan kelelawar.
  • Vaksinasi hewan peliharaan: Pastikan hewan peliharaan selalu mendapatkan vaksinasi rabies untuk melindungi mereka dari potensi paparan saat berada di luar ruangan.

Jadi, kelelawar pada dasarnya tidak agresif dan gigitannya jarang terjadi. Namun, kewaspadaan dan kehati-hatian sangat penting saat berhadapan dengan makhluk ini. Memahami perilaku dan potensi risiko yang terkait dengan gigitan dapat membantu memastikan keselamatan manusia dan kelelawar. Jika kamu menduga telah digigit atau dicakar kelelawar, segera cari bantuan medis untuk menilai perlunya pengobatan rabies. 

Referensi

Bat Conservation Trust. Diakses pada Desember 2024. Bats and health in the UK
Critter Control. Diakses pada Desember 2024. Bat Bites
Healthline. Diakses pada Desember 2024. What to Do If a Bat Bites You
LA County. Diakses pada Desember 2024. Rabid Bats More Common During Summer and Fall
Maine Public Health Fact Sheet. Diakses pada Desember 2024. Bat Encounters
PETA. Diakses pada Desember 2024. Living in Harmony With Bats

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Achmad Fatkhur Rozi
Eka Amira Yasien
Achmad Fatkhur Rozi
EditorAchmad Fatkhur Rozi
Follow Us