Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bagaimana Burung Melindungi Telur Mereka dari Predator?

ilustrasi telur burung (unsplash.com/Brice Curry)
Intinya sih...
  • Burung menggunakan kamuflase untuk melindungi telurnya dari predator.
  • Beberapa burung mengalihkan perhatian predator dengan pura-pura cedera atau menutupi sarangnya dengan benda-benda di sekitarnya.
  • Burung memanfaatkan strategi pertahanan cerdik seperti membuat pintu masuk palsu di sarangnya atau membangun sarang di rongga pohon yang sulit dijangkau predator.

Burung berkembang biak dengan cara bertelur. Di alam liar, burung menghadapi tantangan besar dalam melindungi telur-telur mereka dari berbagai pemangsa. Dari mamalia, reptil, hingga burung pemangsa lainnya, ancaman datang dari segala arah.

Lantas, bagaimana cara burung melindungi telur-teurnya dari predator? Untungnya, burung memiliki berbagai strategi cerdas untuk menjaga kelangsungan keturunannya. Di sini, kita akan mengeksplorasi berbagai cara luar biasa yang digunakan burung untuk memastikan telur-telur mereka aman hingga menetas.

1. Kamuflase

ilustrasi telur burung killdeer (pixabay.com/Ruth3133)

Killdeer adalah salah satu burung yang menggunakan kamuflase untuk melindungi telurnya. Burung ini bertelur di antara bebatuan atau bahkan di celah-celah beton. Alasannya, telur mereka memiliki warna dan corak yang mirip dengan bebatuan sehingga predator tidak akan memperhatikannya karena telur-telur ini berbaur dengan baik dengan lingkungannya. Selain itu, bentuk telur burung killdeer juga mencegah mereka berguling, bahkan dari celah kecil yang dangkal sehingga sangat aman walaupun ditaruh di tempat terbuka.

2. Mengalihkan perhatian predator

ilustrasi burung tiram (pixabay.com/Key)

Saat predator terlanjur menemukan dan mendekati sarang, tidak mungkin bagi burung untuk membawa semua telurnya bukan? Untuk menyelamatkan telurnya, beberapa burung akan mengalihkan perhatian predator agar menjauh dari sarang. Misalnya, burung tiram akan berpura-pura cedera, mengepakkan sayapnya secara dramatis dan mengeluarkan suara melengking untuk memberikan kesan bahwa mereka dalam keadaaan lemah dan tidak mungkin melarikan diri.

Predator yang melihat mangsa potensial akan segera menjauh dari sarang untuk mendekati burung yang sedang terluka. Jika dirasa kondisinya sudah aman, burung tiram akan terbang menjauh dari predator untuk menyelamatkan diri. Pada sebagian besar situasi, predator tidak berhasil memangsa burung tiram, tapi juga melupakan telurnya.

3. Menggunakan penghalang pelindung

ilustrasi sarang burung (pixabay.com/Manfred Richter)

Banyak burung memanfaatkan benda-benda di sekitarnya untuk menutupi sarangnya agar tidak terendus oleh predator. Misalnya, burung pelatuk merah (Dryocopus martius) menciptakan strategi pertahanan dengan membuat lubang di atas dan di bawah pintu masuk sarangnya. Lubang ini kemudian dipenuhi dengan resin pohon yang lengket, menciptakan penghalang alami yang sulit ditembus oleh predator seperti ular. Resin tersebut tidak hanya membuat sarang sulit diakses, tetapi juga berfungsi sebagai penolak alami bagi predator yang tidak tahan dengan tekstur dan bau resin.

Di sisi lain, burung kicau kuning (Setophaga petechia) betina membangun sarangnya dari berbagai bahan alami seperti rumput, kulit kayu, dan dedaunan, lalu melapisinya dengan material halus seperti bulu atau rambut. Ini memberikan isolasi dan kenyamanan bagi telurnya. Telur mereka yang berwarna putih keabu-abuan atau kehijauan dengan bintik-bintik gelap membantu menciptakan kamuflase alami di antara vegetasi sekitarnya, menyulitkan predator untuk menemukannya.

4. Membangun sarang di tempat yang tidak lazim

ilustrasi sarang burung di dalam lubang pohon (pixabay.com/Erik Karits)

Bebek kayu adalah unggas yang bersarang di rongga. Mereka membangun sarang yang dilapisi bulu di rongga pohon yang hidup atau membusuk, atau di kotak sarang buatan manusia. Sarang bisa ditemukan hingga 1,6 km dari badan air. Mereka lebih menyukai rongga yang lebih tinggi karena ketinggiannya membantu menyembunyikan sarang, telur, dan anak-anak dari pemangsa.

5. Membuat pintu masuk palsu

ilustrasi sarang burung (unsplash.com/Vg Bingi)

Beberapa burung, seperti Cape Penduline Tit, membangun pintu masuk palsu di sarangnya sebagai strategi pertahanan cerdik. Di atas sarang yang berbentuk kantong, terdapat celah dengan 'atap' yang tampak seperti pintu masuk, tetapi sebenarnya pintu ini menuju ruang kosong. 

Pintu masuk yang sebenarnya tersembunyi tepat di atasnya. Burung harus membuka dan menutup pintu asli ketika akan masuk atau keluar. Hal ini membuat predator, seperti ular, tertipu dan justru memasuki ruang kosong, sementara sarang yang sesungguhnya tetap aman. Metode ini melindungi telur dan anak burung dari ancaman predator yang berbahaya.

Jadi, burung memiliki berbagai cara luar biasa untuk melindungi telur dan anak-anaknya dari predator. Setiap taktik ini merupakan contoh sempurna dari insting dan kreativitas alam untuk memastikan kelangsungan hidup spesies mereka di tengah ancaman yang terus ada. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ernia Karina
EditorErnia Karina
Follow Us