Black Hole Pertama Kali Tertangkap Kamera, Ini 7 Fakta Mengejutkannya!

Penampakannya pertama kali mengejutkan para ahli seluruh dunia. Jaringan teleskop yang merentang di seluruh dunia, yang disebut dengan Event Horizon Telescope (EHT), melakukan zoom in pada monster supermasif di galaksi M87, untuk membuat gambar lubang hitam pertama kali.

Gambarnya sesuai dengan gambaran tentang bagaimana sebuah lubang hitam seharusnya, berdasarkan pada teori relativitas umum Einstein. Dengan penampakan ini pun akhirnya bisa untuk memprediksi bagaimana ruang waktu dilengkungkan oleh massa ekstrem dari lubang hitam.

Itu karena lubang hitam sangat sulit dilihat. Gravitasi mereka sangat ekstrem sehingga tidak ada apa pun, bahkan cahaya, yang dapat melarikan diri melintasi batas di tepi lubang hitam, yang dikenal sebagai event horizon.

Namun beberapa lubang hitam, terutama yang supermasif yang berada di pusat-pusat galaksi, ternyata cukup menonjol dengan mengumpulkan gas yang terang dan material lainnya. Gambar EHT mengungkapkan bayangan lubang hitam M87 pada disk akresinya. Tampil sebagai cincin asimetris yang bergerak-gerak, untuk pertama kalinya menyingkap jurang gelap salah satu objek paling misterius di alam semesta.

Begitulah menurut fisikawan Clifford Will dari University of Florida di Gainesville, yang tidak termasuk dalam tim EHT. Baginya, mampu benar-benar melihat bentuk ini dan mendeteksinya adalah langkah pertama yang luar biasa.

Studi sebelumnya telah menguji relativitas umum dengan melihat gerakan bintang (SN: 8/18/18, hlm. 12) atau awan gas (SN: 11/24/18, hlm. 16) di dekat lubang hitam, tetapi tidak pernah sama sekali menangkap gambaran ujungnya.

Menurut Sera Markoff, seorang astrofisika teoritis di University of Amsterdam, M87 adalah monster ruang angkasa bahkan pada standar umum lubang hitam supermasif. EHT mempertajam pengamatannya pada lubang hitam M87 dan Sagitarius A *, lubang hitam supermasif di pusat Bima Sakti.

Namun, ternyata, lebih mudah untuk membayangkan dan melakukan analisis pada monster M87. Lubang hitam itu berjarak 55 juta tahun cahaya dari Bumi di rasi Virgo, sekitar 2.000 kali jarak Sgr A *, tapi sekitar 1.000 kali lebih besar dari raksasa Bima Sakti, yang beratnya setara dengan sekitar 4 juta matahari. Menurut Feryal Özel, anggota tim EHT, bobot ekstra itu mampu mengimbangi jarak M87 yang lebih jauh. Padahal ukurannya di langit terlihat mirip.

Penentuan massa lubang hitam selama ini dengan hanya melihat bayangan secara langsung telah membantu menyelesaikan kontroversi yang sudah berlangsung lama, berdasarkan pernyataan Sera Markoff dalam konferensi pers Washington, D.C. Perkiraan dibuat dengan menggunakan teknik yang berbeda, di mana massa awalnya diperkirakan berkisar antara 3,5 miliar dan 7,22 miliar kali massa matahari. Namun pengukuran EHT baru menunjukkan bahwa massanya sekitar 6,5 miliar massa matahari.

Mempelajari lingkungan yang berbeda dapat mengungkapkan rincian lebih lanjut tentang bagaimana lubang hitam berperilaku. Hal ini mengingat bahwa Galaksi Bima Sakti adalah galaksi yang sangat berbeda dari M87, menurut pernyataan Avi Loeb, ahli astrofisika Universitas Harvard, yang tidak termasuk dalam tim EHT.

Harapan tim masih tinggi untuk penampakan sekilas dari Sgr A *. Tim EHT dapat mengumpulkan beberapa data tentang raksasa Bima Sakti itu dan terus menganalisis data yang berhubungan dengannya, dengan harapan menambahkan gambarnya ke galeri potret lubang hitam yang baru. Daniel Moore, astrofisika dari University of Arizona di Tucson, mengatakan bahwa timnya sangat bersemangat untuk bekerja pada Sgr A *. Mereka ingin segera bisa mendapatkan analisis lubang hitam lebih lengkap.

Setelah analisis data lebih lanjut, tim berharap untuk memecahkan beberapa misteri lama tentang lubang hitam. Contohnya seperti bagaimana raksasa M87 mengeluarkan jet partikel bermuatan dengan kecepatan ribuan tahun cahaya ke ruang angkasa.

Hanya karena gambar pertama ini menjunjung tinggi relativitas umum tidak berarti relativitas umum sepenuhnya diterima begitu saja. Berhubung banyak fisikawan berpikir bahwa relativitas umum tidak akan menjadi bagian dari gravitasi, karena tidak sesuai dengan teori fisika esensial lainnya, seperti: mekanika kuantum, yang menggambarkan fisika pada skala yang sangat kecil.

Greenland Telescope bergabung dengan konsorsium pada tahun 2018 dan Kitt Peak National Observatory di luar Tucson, Ariz.. Selain itu, Northern Extended Millimeter Array (NOEMA) di Pegunungan Alpen Prancis akan bergabung dengan EHT pada tahun 2020.

Menambahkan lebih banyak teleskop dapat memungkinkan tim untuk memperluas gambar. Bisa juga untuk lebih baik menangkap objek-objek yang berada di sekitar lubang hitam. Para peneliti juga berencana untuk melakukan pengamatan menggunakan cahaya dengan frekuensi sedikit lebih tinggi, yang selanjutnya dapat mempertajam gambar. Sekumpulan mata ekstra ini mungkin hanya dibutuhkan untuk membuat lubang hitam menjadi fokus yang lebih besar.

Semoga penelitian di bidang astrofisika makin maju ya, supaya kita makin mengetahui segala sesuatu tentang alam semesta ini. Dengan mengetahui segala fakta luar biasanya alam semesta, kita akan makin sadar bahwa setiap kita hanya sebagian kecil, lebih kecil dari titik, jika dibandingkan jagat raya yang belum diketahui batasnya.