Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Burung Cuculidae yang Dilindungi di Indonesia, Pernah Ketemu?

Tokhtor sumatra, salah satu burung Cuculidae yang dilindungi di Indonesia (commons.wikimedia.org/JJ Harrison)
Intinya sih...
  • Famili Cuculidae di Indonesia terancam punah karena kerusakan habitat, aktivitas manusia, dan alih fungsi lahan.
  • Carpococcyx viridis atau tokhtor sumatra hanya tersisa 70-400 individu, masuk kategori critically endangered.
  • Beberapa spesies Cuculidae lainnya seperti bubut jawa dan bubut teragop juga rentan punah karena penurunan populasi dan kerusakan habitat.

Cuculidae adalah famili burung berukuran kecil yang bisa ditemukan di berbagai daerah, seperti Eropa, Asia, Afrika, sampai Australia. Famili ini juga bisa ditemukan di Indonesia dan penyebarannya mencakup beberapa wilayah, mulai dari Pulau Sumatra, Jawa, sampai Sulawesi. Sayangnya populasi famili Cuculidae di Indonesia mulai merosot karena kerusakan habitat, aktivitas manusia, industrialisasi, alih fungsi lahan, dan beberapa hal lain.

Burung ini juga tak terlalu terkenal, alhasil banyak orang yang membunuh dan memburunya karena tak tahu kalau populasi burung ini terus menurun. Biasanya, Cuculidae diburu karena warnanya yang menawan dan dibunuh karena dianggap mengganggu. Nah, supaya kamu tidak membunuh, memburu, dan merusak habitat Cuculidae kali ini kita akan membahas lima spesies Cuculidae yang dilindungi di Indonesia!

1. Tokhtor sumatra

Tokhtor sumatra (commons.wikimedia.org/JJ Harrison)

Dilansir Edge of Existence, Carpococcyx viridis atau tokhtor sumatra hanya bisa ditemukan di Pulau Sumatra. Habitatnya juga terpencil, yaitu hutan pegunungan, tepatnya di wilayah Pegunungan Bukit Barisan. Sayangnya, saat ini populasi tokhtor sumatra sangat mengkhawatirkan karena hanya menyisakan 70 sampai 400 individu di alam liar. Karena hal tersebut, burung ini dimasukan ke kategori critically endangered atau sangat terancam.

Hal ini sangat disayangkan karena tokhtor sumatra termasuk burung yang sangat indah dan menawan. Tercatat, bulunya punya beberapa perpaduan warna, seperti hitam, hijau, biru, putih, sampai merah muda. Warna-warna tersebut juga terkesan menyala sehingga membuat burung ini semakin memukau. Ukurannya juga tak terlalu besar dengan panjang maksimal yang hanya sekitar 55 centimeter. Nah, perpaduan ukuran kecil, penyebaran sempit, dan habitat yang terisolir membuat hewan ini sangat sulit ditemukan.

2. Bubut jawa

Bubut jawa (commons.wikimedia.org/Francesco Veronesi)

Seperti namanya, Centropus nigrorufus atau bubut jawa merupakan burung endemik Pulau Jawa, jelas BirdLife International. Tercatat, penyebarannya hanya mencakup beberapa wilayah Pulau Jawa, seperti wilayah Banten, Jawa utara, dan sebagian Jawa selatan. Ia biasanya ditemukan di pepohonan, daerah pinggir pantai, area bakau, dan rerumputan. Di tempat-tempat tersebut burung ini kerap bertengger atau mencari makanan yang berupa serangga dan invertebrata kecil.

Populasi bubut jawa terus menurun setiap tahunnya, tak heran ia termasuk ke dalam daftar hewan yang dilindungi. Penurunan populasi tersebut membuat bubut jawa dimasukan ke kategori vulnerable atau rentan. Artinya, ia rentan terancam dan jika tak dilakukan upaya konservasi serius burung ini bisa punah dalam waktu dekat. Bubut jawa juga mudah dikenali dari tubuh berwarna hitam yang ditemani corak jingga di bagian sayapnya.

3. Bubut teragop

Bubut teragop (birdsoftheworld.org/Raphaël Jordan)

Layaknya bubut jawa, Centropus rectunguis atau bubut teragop punya tubuh berwarna hitam dan sayap berwarna jingga. Ukurannya tak terlalu besar dan burung ini kerap terlihat di pepohonan. Tak hanya di Indonesia, ia juga bisa ditemukan di daerah lain, seperti Malaysia, Brunei, dan Thailand, jelas Thai National Parks. Tapi walau bisa ditemukan di beberapa negara nyatanya eksistensi burung ini terancam oleh kerusakan habitat. Alhasil, ia dimasukan ke kategori vulnerable atau rentan berdasarkan data IUCN Red List. Terakhir, tak banyak yang diketahui mengenai burung ini sehingga penelitian dan pendataan akurat cukup sulit dilakukan.

4. Bubut pacar jambul

Bubut pacar jambul (commons.wikimedia.org/Rushen)

Jika dibandingkan dengan bubut jawa dan bubut teragop mungkin bubut pacar jambul jadi yang paling mencolok. Hal tersebut dapat terjadi karena hewan ini punya tubuh hitam, warna jingga di sayap, gradasi biru di punggung, warna kuning di leher, dan jambul yang besar di atas kepalanya. Tak seperti spesies lain yang termasuk hewan terancam punah, burung dengan ilmiah Clamator coromandus ini justru bukanlah hewan terancam, bahkan ia masuk ke kategori least concern atau risiko rendah, jelas AviBase.

Penyebaran bubut pacar jambul juga cukup luas karena bisa ditemukan di Indonesia, Filipina, Vietnam, Laos, India, sampai Cina. Hewan ini sering ditemukan bernyanyi di pepohonan dan umumnya sering terlihat menyendiri. Nah, ia memang bukan hewan yang terancam punah, tapi burung ini tetap spesies yang dilindungi di Indonesia. Oleh karena itu kamu tak boleh memburu, menangkap, atau membunuhnya secara sembarangan.

5. Kangkok sulawesi

Kangkok sulawesi (commons.wikimedia.org/Cendrawasih14)

Spesies terakhir adalah Cuculus crassirostris atau kangkok sulawesi yang mudah dikenali dari matanya yang berwarna kuning dan tubuhnya yang berwarna gelap. Seperti namanya, ia merupakan satwa endemik Pulau Sulawesi dan tidak bisa ditemukan di daerah lain, terang iNaturalist. Habitatnya sendiri mencakup hutan pegunungan yang berlokasi di dataran tinggi, karena hal tersebut burung ini cukup sulit ditemukan. Tak cuma itu, sampai saat ini kangkok sulawesi juga jarang diteliti. Alhasil, tak banyak yang diketahui mengenai hewan kecil ini.

Setelah diulik, beberapa spesies Cuculidae yang dilindungi di Indonesia memiliki banyak masalah. Sebagai contoh, ada spesies yang punya penyebaran sangat sempit. Kemudian, ada juga spesies yang jarang diteliti dan diobservasi. Tak cuma itu, ada juga spesies yang terancam oleh kerusakan habitat. Tentunya semua hal tersebut tidak bisa dibiarkan dan harus segera ditangani. Jika tidak ditangani dengan baik, kelima spesies Cuculidae tersebut bisa punah dalam waktu dekat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ernia Karina
EditorErnia Karina
Follow Us