Mengenal 7 Cuaca Paling Aneh dan Ekstrem yang Terjadi di Luar Angkasa

Venus adalah planet yang berjarak sangat dekat dengan matahari. Tidak heran jika suhunya mencapai 482 derajat celcius. Walaupun panas, ternyata Venus memiliki salju di puncak pegunungan. Namun bukan seperti yang kita bayangkan, salju di Venus terbuat dari logam galena dan bismuthinite. 

Dilansir dari Smithsonian, ini terjadi karena siklus mineral pirit reflektif. Suhu yang panas mengakibatkan mineral menguap menjadi kabut logam. Kemudian pada permukaan yang tinggi, kabut akan mengembun dan menjadi lempengan salju logam.

Sebelum penjelajahan dengan Voyager 1, peneliti mengira bahwa satelit Jupiter ini dingin dan mati. Namun ternyata dugaan mereka salah. Io ternyata panas dan memiliki banyak gunung berapi yang aktif. 

Dilansir dari Time, saking aktifnya gunung berapi di sana, peneliti pernah menemukan kejadian “lava fountain”. Saat hal itu terjadi, permukaan tanah Io akan terbuka dan menembakkan lava bersuhu 1650 derajat celcius ke udara. 

Mars adalah salah satu planet yang diprediksi bisa ditinggali oleh manusia. Namun apakah yakin kamu sanggup untuk menghadapi suhu ekstrem di sana? Tercatat bahwa planet berwarna merah tersebut memiliki suhu sekitar 21 derajat celcius di siang hari, cukup normal kan? 

Namun tunggu saja, di malam hari kamu akan dihadapkan dengan suhu -38 derajat celcius. Perubahan suhu drastis yang terjadi setiap hari itu membuat manusia sulit untuk tinggal di sana.

Enceladus adalah satelit Saturnus yang memiliki suhu -165 derajat celcius. Saking dinginnya, di sana ada banyak crycovolcano, atau gunung vulkanik yang terbuat dari es. Mereka cukup aktif mengeluarkan erupsi berupa air, es, dan debu. Semua material tersebut menyelimuti permukaan Enceladus dan terpental membentuk cincin Saturnus.

HD 189773B adalah planet di luar tata surya yang memiliki suhu lebih dari 1.000 derajat celcius. Ia memiliki warna biru, seperti bumi. Namun ternyata warna tersebut bukan karena ia diselimuti oleh samudra. Dilansir dari NOVA, para ilmuwan menemukan bahwa permukaannya selalu dihujani oleh pecahan kaca dengan kecepatan angin 7.000 kilometer per jam. Pantulan kaca tersebutlah yang menyebabkan planet ini tampak biru dari luar.

Dilansir dari The Washington Post, Uranus dan Neptunus memiliki cuaca yang sangat aneh, yaitu hujan batu permata. Bagaimana hal ini bisa terjadi? Ternyata ketika petir menyambar, gas metana berubah menjadi karbon. Setelah itu, ia akan mengkristal menjadi batu permata karena suhu udara di sana yang sangat rendah. 

Dilansir dari NASA, hot flow anomaly (HFA) adalah kondisi yang menyebabkan pembalikan sementara pada angin matahari yang biasanya bergerak melewati planet. Ketika ia terjadi HFA dapat mengakibatkan ledakan besar di luar angkasa. 

Sebenarnya anomali ini juga terjadi di bumi, tetapi jauh di atas permukaan karena adanya magnetosfer. Namun karena Venus tidak memiliki lapisan atmosfer tersebut, HFA pun terjadi dekat dengan permukaan planet.

Untungnya semua cuaca ekstrem di atas tidak terjadi di bumi ya. Bagaimana pun juga, bumi adalah tempat paling nyaman untuk ditinggali oleh manusia.