Dampak Badai Matahari yang Menuju Bumi, Terkuat Sepanjang Masa

- Matahari melepaskan letusan kelas X9,05 yang memicu pemadaman radio di Afrika dan Eropa.
- CME dari letusan dapat memicu aurora yang tersebar luas di Bumi antara 4-6 Oktober.
- Pemadaman radio gelombang pendek disebabkan oleh radiasi matahari yang mengionisasi atmosfer bagian atas.
Matahari baru saja melepaskan semburan terkuatnya, letusan kelas X yang kolosal. Suar matahari X9,05 mencapai puncaknya pada 08:10 EDT, memicu pemadaman radio gelombang pendek di Afrika dan Eropa, bagian Bumi yang terkena sinar matahari saat terjadi letusan.
Suar tersebut berasal dari kelompok bintik matahari AR3842. Pada 1 Oktober, wilayah bintik matahari yang sama melepaskan suar matahari X7.1 yang kuat dan melepaskan lontaran massa koronal (CME)—gumpalan plasma dan medan magnet—yang saat ini sedang bergerak cepat menuju Bumi, menurut laman Space.
Kabar baik untuk pemburu aurora

CME yang mengarah ke Bumi terjadi setelah suar raksasa. Ini bisa menjadi berita bagus bagi para pemburu aurora, karena CME dapat memicu badai geomagnetik, yang pada gilirannya memunculkan peningkatan tampilan aurora secara dramatis.
CME yang datang diperkirakan menghantam Bumi antara 4 hingga 6 Oktober, mungkin memicu aurora yang tersebar luas.
CME membawa partikel bermuatan listrik yang dikenal sebagai ion, dan ketika partikel ini bertabrakan dengan magnetosfer Bumi , mereka dapat memicu badai geomagnetik.
Selama badai ini, ion berinteraksi dengan gas di atmosfer Bumi, melepaskan energi dalam bentuk cahaya. Fenomena ini dikenal sebagai cahaya utara atau aurora borealis di Belahan Bumi Utara, dan sebagai cahaya selatan atau aurora australis di Belahan Bumi Selatan.
Dampak badai Matahari
Kita harus menunggu apa yang akan terjadi dalam beberapa hari ke depan. Cuaca antariksa tidak menentu dan tidak dapat diprediksi. Hal tersebut akan membuat para peramal cuaca waspada. Satu hal yang pasti adalah adanya pemadaman radio yang menyertai flare X besar.
Pemadaman radio gelombang pendek yang terjadi di Eropa dan Afrika merupakan akibat dari radiasi dari semburan matahari yang mencapai Bumi dan mengionisasi atmosfer bagian atas.
Ionisasi ini menciptakan lingkungan yang lebih padat untuk sinyal radio gelombang pendek frekuensi tinggi, yang memfasilitasi komunikasi jarak jauh untuk dilalui. Saat gelombang radio ini melewati lapisan terionisasi (bermuatan listrik), mereka kehilangan energi karena meningkatnya tabrakan dengan elektron yang dapat melemahkan atau menyerap sinyal radio sepenuhnya.
Suar matahari yang memecahkan rekor ini merupakan suar terkuat dalam siklus matahari sejauh ini. Bahkan, itu merupakan suar matahari terkuat dalam lebih dari tujuh tahun. Pada September 2017, dua suar kolosal berukuran X13,3 dan X11,8 dilaporkan terjadi pada fase menurun dari siklus matahari sebelumnya. Sekedar informasi bahwa aktivitas Matahari naik dan turun selama siklus 11 tahun.
Jenis suar matahari

Suar matahari adalah letusan bintik matahari di permukaan yang memancarkan semburan radiasi elektromagnetik intens. Mereka dikategorikan berdasarkan ukurannya ke dalam kelompok berhuruf, ialah:
- Suar kelas X: Paling kuat.
- Suar kelas M: 10 kali lebih lemah dibandingkan suar kelas X.
- Suar kelas C: 10 kali lebih lemah dibandingkan suar kelas M.
- Suar kelas B: 10 kali lebih lemah dibandingkan suar kelas C.
- Suar kelas A: 10 kali lebih lemah dibandingkan suar kelas B dan tidak menimbulkan dampak nyata di Bumi.
Jika kamu tertarik untuk melacak cuaca luar angkasa dan mengetahui kapan dan di mana melihat aurora, disarankan untuk mengunduh aplikasi cuaca luar angkasa yang menyediakan prakiraan berdasarkan lokasi.
Salah satu opsinya adalah "My Aurora Forecast & Alerts" yang tersedia untuk iOS dan Android. Namun, aplikasi serupa lainnya juga dapat digunakan, seperti "Space Weather Live", yang tersedia di iOS dan Android, guna mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang apakah kondisi cuaca luar angkasa saat ini mendukung penampakan aurora.