Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Dari Mana Asal Meteorit yang Menghantam Permukaan Bumi?

Meteor yang jadi bagian Hujan Meteor Leonid melintas pada tahun 2009 silam.
Meteor yang jadi bagian Hujan Meteor Leonid melintas pada tahun 2009 silam. (commons.wikimedia.org/Navicore)
Intinya sih...
  • Meteorit terbentuk di luar angkasa dari berbagai material, seperti batuan, logam, dan sisa-sisa pembentukan tata surya.
  • Ketika meteorit masuk ke Bumi, atmosfer akan mengikisnya dan menghasilkan kawah serta gelombang kejut pada tabrakan pertama.
  • Meski tidak membahayakan secara umum, meteorit berpotensi menyebabkan kerusakan pada bangunan, tsunami, dan bencana lain tergantung ukurannya.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pada Minggu (5/10/2025), masyarakat Cirebon dihebohkan dengan penampakan benda bercahaya seperti bola api yang melintas di langit malam. Tak hanya penampakan bola api, masyarakat turut mendengar suara dentuman keras tak lama setelah bola api tersebut terlihat. Belakangan, benda yang jatuh itu diduga sebagai meteorit yang melintas dan menghantam Laut Jawa sampai menimbulkan suara dentuman keras dan getaran pada seismograf yang dimiliki BMKG.

Meski masih ditelusuri oleh pihak terkait guna memperoleh konfirmasi lebih lanjut, fenomena meteorit jatuh di langit Cirebon ini jadi topik panas bagi masyarakat setempat. Tak hanya soal langkanya fenomena tersebut, jatuhnya meteorit dekat dengan manusia juga menimbulkan rasa takut tersendiri terkait potensi benda langit itu menghantam pemukiman. Selain itu, ada pula pertanyaan yang muncul soal asal-usul meteorit di luar angkasa.

Nah, untuk yang terakhir itu, kita akan coba menjawab pertanyaan seputar asal-usul meteorit. Dengan mengetahui hal tersebut, kita pastinya akan lebih paham soal fenomena meteor jatuh, dampaknya pada Bumi, sampai mitigasi pada potensi bencana yang mungkin terjadi. Karena itu, yuk, simak pembahasan di bawah ini sampai tuntas!

1. Meteorit merupakan batuan yang terbentuk di luar angkasa

potret sisa meteorit yang menghantam Bumi
potret sisa meteorit yang menghantam Bumi (commons.wikimedia.org/Steve Jurvetson)

Dilansir NASA, meteorit merupakan batuan dengan beragam bentuk dan ukuran, mulai dari seukuran debu sampai punya bobot mencapai 60 ton. Meteorit sendiri merupakan bagian dari objek luar angkasa lain yang hancur atau terpecah karena alasan tertentu. Itu sebabnya, meteorit bisa saja berasal dari komet, asteroid, satelit alami yang ada di planet-planet, sampai sisa-sisa material yang membentuk tata surya.

Meteorit umumnya berasal dari batuan. Meski begitu, ada pula meteorit yang tersusun atas material logam maupun kombinasi antara kedua material tersebut. Material logam yang menyusun meteorit umumnya berupa besi, nikel, dan mineral silikat.

Uniknya, Western Australian Museum menyebut kalau sebagian meteorit yang bergerak menuju Bumi itu berasal dari sabuk asteroid yang berada di antara Mars dan Jupiter. Artinya, beberapa usia meteorit yang terbang ke arah planet kita setidaknya punya usia sekitar 4,5—4,6 miliar tahun yang lalu, tepatnya ketika sabuk asteroid pertama kali terbentuk.

Selain itu, mayoritas meteorit lain yang ada di tata surya kita itu sebenarnya merupakan “produk” sisa dari pembentukan tata surya miliaran tahun yang lalu. Oleh sebab itu, sisa-sisa meteorit yang berhasil diperoleh tim peneliti biasanya jadi kunci penting untuk mengungkap pembentukan tata surya.

2. Apa yang terjadi ketika meteorit masuk ke Bumi?

potret Hujan Meteor Geminid yang terjadi pada tahun 2021 di China
potret Hujan Meteor Geminid yang terjadi pada tahun 2021 di China (commons.wikimedia.org/Dai Jianfeng/IAU OAE)

Ketika mulai memasuki atmosfer Bumi ataupun planet lain, meteorit mengalami perubahan nama. Pada fase tersebut, meteorit akan disebut sebagai meteor alias bola panas yang bergerak sangat cepat ke dalam Bumi. Kadang-kadang, meteor itu disebut pula sebagai bintang jatuh karena anggapan masa lalu yang mengasosiasikan objek langit bersinar cerah itu sebagai bintang sungguhan.

Sebenarnya, dalam proses masuknya meteor ke Bumi, atmosfer punya peran untuk mengikis batuan tersebut sampai hancur seutuhnya. Akan tetapi, hal tersebut tergantung dengan ukuran si meteor. Semakin besar meteornya, peluang menghantam permukaan Bumi jadi semakin terbuka.

American Museum of Natural History melansir kalau meteor yang berhasil menghantam permukaan Bumi akan menghasilkan kawah dengan ukuran tertentu, gelombang kejut pada tabrakan pertama, dan suara dentuman yang sangat keras. Uniknya, ketika meteor berhasil mencapai permukaan Bumi, sebutannya berubah lagi jadi meteorit. Berbeda dengan hantaman asteroid yang berukuran lebih besar dan mampu mengancam eksistensi makhluk hidup, dampak meteor jatuh tidak sampai mengancam jiwa, kecuali kalau terhantam secara langsung (hampir mustahil terjadi). NASA menyebut kalau fenomena meteor jatuh itu terjadi dalam interval yang singkat dan sering.

Malahan, ada fenomena lain yang melibatkan meteorit yang disebut sebagai hujan meteor. Fenomena ini berasal dari pecahan komet yang masuk ke atmosfer Bumi dalam jumlah besar dan terlihat sangat cantik. Mengingat ukurannya sangat kecil, mustahil meteor yang jatuh selama hujan meteor itu mencapai permukaan Bumi karena sudah dipastikan habis terbakar lapisan atmosfer.

3. Apakah ada potensi bencana dari fenomena meteor jatuh?

sisa meteorit yang ada di museum
sisa meteorit yang ada di museum (commons.wikimedia.org/Christine und Hagen Graf)

Meski di atas disebutkan kalau meteorit yang jatuh ke Bumi itu tidak sampai membahayakan nyawa manusia secara umum, tetap ada potensi bahaya yang ditimbulkan benda langit ini begitu menghantam permukaan Bumi. Sepanjang jalur jatuhnya meteor, ada gelombang kejut yang dihasilkan dan berpotensi menghancurkan kaca-kaca bangunan yang berada dekat dengan si meteor. Kalau ada warga yang kebetulan dekat dengan kaca yang hancur itu, luka gores akibat terkena pecahan kaca sangat mungkin terjadi.

Selain itu, United Nations Office for Disaster Risk Reduction menyebut kalau meteor jatuh berpotensi menghasilkan kawah dalam berbagai ukuran yang akan menghancurkan wilayah di sekitarnya, radiasi termal, gempa seismik, lontaran material permukaan Bumi, sampai tsunami. Bencana yang dihasilkan itu tentunya tergantung ukuran si meteorit ketika mencapai permukaan Bumi. Semakin besar, bencana yang dihasilkan akan menjalar lebih luas lagi.

Potensi bahaya memang bisa terjadi begitu meteorit menghantam permukaan Bumi. Namun, bukan berarti hal tersebut menjadikan kita pasrah begitu menerima berita meteor jatuh. Kalau ukuran meteorit terbilang kecil, kita tak perlu mengkhawatirkan apa-apa dan justru dapat mengamatinya secara langsung. Itu karena meteorit tersebut pasti akan habis terbakar di atmosfer Bumi.

Ketika ukuran meteorit cukup besar pun, kita tak perlu panik berlebihan. Selalu ingat untuk menjauh dari tempat yang berpotensi dihantam meteorit dan tidak mendekat begitu tahu lokasi jatuhnya meteorit. Sebab, radiasi termal, potensi ledakan kejut, sampai potensi bencana susulan seperti tsunami masih mungkin terjadi. Lebih baik menjauhi titik jatuhnya meteorit dan berlindung di tempat-tempat aman dari dampak susulan fenomena langit ini, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha ‎
EditorYudha ‎
Follow Us

Latest in Science

See More

Apakah kucing boleh makan kacang? Ini Jawabannya

09 Okt 2025, 16:08 WIBScience