Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Albania, Negara dengan Bahasa Tubuh Terbalik

potret bendera Albania dan benteng Gjirokastër di belakangnya
potret bendera Albania dan benteng Gjirokastër di belakangnya (pexels.com/Oscar M)
Intinya sih...
  • Bahasa tubuh Albania unik, anggukan artinya tidak, gelengan artinya ya. Variasi kecepatan gerakan kepala memberi arti yang berbeda.
  • Xhiro, tradisi jalan sore di Albania memiliki makna sosial yang kuat. Menjadi ajang bersosialisasi dan membuka ruang bagi aktivitas lain.
  • Raja Zog I adalah raja Muslim pertama dan terakhir di Eropa modern. Meskipun singkat, pemerintahannya memberi warna penting bagi Albania.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Meski jarang menjadi sorotan dibandingkan negara-negara Eropa lainnya, Albania menyimpan banyak keunikan yang menarik untuk diketahui. Terletak di Semenanjung Balkan, negara kecil ini memiliki sejarah panjang, budaya khas, dan tradisi yang berbeda dari negara-negara lain. Justru karena tidak terlalu popular di kalangan wisatawan internasional, Albania sering disebut sebagai “hidden gem” Eropa dengan berbagai hal unik yang membuatnya Istimewa.

Salah satu keunikan paling terkenal dari Albania adalah cara mereka menggunakan bahasa tubuh yang bisa membuat orang asing kebingungan. Namun, itu baru permulaan. Dari tradisi jalan sore yang telah menjadi tradisi sosial, sejarah kepemimpinan yang unik, bahasa yang berdiri sendiri, hingga orang-orangan sawah yang dipercaya mampu menolak sial, semua itu menjadikan Albania sebagai negara dengan identitas yang khas. Yuk, simak 5 fakta unik yang membuat negara ini berbeda dari yang lain.

1. Anggukan artinya tidak, gelengan artinya ya

potret interaksi sosial di Albania
potret interaksi sosial di Albania (pexels.com/Arlind D)

Di Albania, bahasa tubuh bisa menjadi sumber kebingungan bagi pendatang. Orang Albania akan menggelengkan kepala untuk menyatakan setuju, sementara anggukan kepala justru menandakan penolakan. Lebih rumit lagi, variasi kecepatan gerakan kepala dapat memberi arti yang berbeda. Anggukan cepat bisa menandakan “tidak”, anggukan perlahan berarti “ya”, sementara gerakan tertentu justru ditafsirkan sebagai “mungkin”. Tak heran banyak wisatawan merasa bingung saat pertama kali berkomunikasi dengan masyarakat lokal.

Kebiasaan ini sudah lama mengakar dalam budaya Albania dan dipercaya berawal sejak masa kekuasaan Ottoman. Hingga kini, kebiasaan tersebut masih digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Karena itulah, siapa pun yang berkunjung ke Albania disarankan untuk mengandalkan percakapan lisan ketimbang hanya membaca gerakan tubuh, agar tidak salah tangkap saat berkomunikasi.

2. Xhiro, tradisi jalan-jalan sore

ilustrasi orang-orang berjalan-jalan sore atau Xhiro di kota Tirana, Albania
ilustrasi orang-orang berjalan-jalan sore atau Xhiro di kota Tirana, Albania (unsplash.com/Adventure Albania)

Di Albania, ada sebuah tradisi sore hari yang disebut xhiro, yang berarti “berjalan”. Sekilas memang terlihat biasa saja, tetapi bagi masyarakat Albania, aktivitas ini punya makna sosial yang kuat. Saat matahari mulai turun, orang-orang dari segala usia akan keluar rumah dan berjalan santai di jalan-jalan utama kota, taman, hingga tepi pantai. Dibeberapa tempat, kendaraan bahkan dilarang melintas agar para pejalan kaki bisa menikmati suasana dengan lebih nyaman. Tradisi ini jadi kesempatan bagi warga untuk bercengkerama dengan keluarga, menyapa tetangga, hingga bertemu teman lama.

Menariknya, xhiro bukan hanya ajang bersosialisasi, tapi juga membuka ruang bagi aktivitas lain. Petani sering memanfaatkan kesempatan ini untuk menjual hasil panen mereka, sementara sebagian warga asik membakar daging dan menikmati makanan di ruang terbuka. Meski sudah menjadi kebiasaan yang dilakukan setiap hari, tidak ada yang benar-benar tahu sejak kapan tradisi ini dimulai. Namun satu hal pasti, xhiro telah menjadi bagian dari identitas masyarakat Albania yang membuat kehidupan sosial mereka terasa hangat dan penuh kebersamaan.

3. Memiliki satu-satunya raja muslim dalam sejarah Eropa modern

potret Raja Zog I
potret Raja Zog I (commons.wikimedia.org/Bain News Service)

Raja Zog I tercatat dalam sejarah sebagai raja pertama dan terakhir Albania, sekaligus satu-satunya raja Muslim di Eropa modern. Karier politiknya cukup unik, ia sempat menjadi Perdana Menteri dan Presiden sebelum akhirnya memproklamasikan Albania sebagai kerajaan pada tahun 1928 dan menobatkan dirinya sebagai raja. Namun, masa kekuasaannya tak berlangsung lama. Pada 1939, invasi Italia membuatnya harus turun takhta dan hidup di pengasingan.

Meski singkat, pemerintahannya memberi warna penting bagi Albania. Zog I berhasil memperkenalkan konstitusi pertama, membangun infrastruktur, dan membuka jalur diplomasi dengan berbagai negara. Bahkan, ia dikenal tangguh karena berkali-kali selamat dari percobaan pembunuhan. Selama hidup di pengasingan, ia tetap lantang membela kemerdekaan Albania. Hingga akhir hidupnya pada 1961, Zog I tetap dianggap sebagai simbol perjuangan Albania dan dikenang sebagai raja yang tak biasa dalam sejarah modern Eropa.

4. Bahasa yang tidak ada duanya

potret ahli bahasa yang telah mempelajari bahasa Albania dalam perangko Albania 2012
potret ahli bahasa yang telah mempelajari bahasa Albania dalam perangko Albania 2012 (commons.wikimedia.org/Post of Albania)

Bahasa Albania menempati cabang tersendiri dalam keluarga bahasa Indo-Eropa, sehingga tidak ada bahasa modern lain yang benar-benar mirip dengan bahasa ini. Banyak ahli bahasa percaya bahwa akar dari bahasa ini berasal dari bahasa Illyria kuno, yang dahulu dituturkan oleh penduduk di Semenanjung Balkan sebelum era Romawi.

Keunikan inilah yang membuat bahasa Albania dianggap sulit dipelajari, terutama karena tidak punya kerabat dekat yang bisa dijadikan acuan. Walau mendapat pengaruh dari bahasa-bahasa disekitarnya seperti Yunani, Serbia, dan Turki, struktur dan kosakata dasarnya tetap berbeda dan khas. Dengan sekitar 7,5 juta penutur di seluruh dunia, bahasa Albania menjadi objek studi yang menarik bagi para ahli linguistik karena sifatnya yang unik dan benar-benar berdiri sendiri.

5. Orang-orangan sawah penolak sial

ilustrasi orang-orangan sawah yang dipercaya membawa keberuntungan bagi masyarakat Albania
ilustrasi orang-orangan sawah yang dipercaya membawa keberuntungan bagi masyarakat Albania (pixabay.com/Dsdinternational)

Di Albania, orang-orangan sawah memiliki fungsi yang unik dan berbeda dari biasanya. Dikenal dengan sebutan dordolecs, benda ini bisa berupa mainan rusak, patung menyeramkan, atau orang-orangan sawah tradisional. Uniknya, dordolecs tidak ditempatkan di ladang untuk menakut-nakuti burung, melainkan di bangunan atau rumah yang sedang dibangun. Tujuannya adalah untuk melindungi properti dari iri hati tetangga sekaligus membawa keberuntungan bagi pemiliknya.

Terkadang, boneka beruang atau benda lain juga dipakai sebagai pengganti dordolecs, digantung dengan tali atau ditusuk pada tongkat seperti simpul. Tradisi ini sempat hampir punah selama era komunisme, namun sejak awal 1990-an kembali digemari dan terus dipraktikkan hingga kini.

Melihat berbagai keunikan Albania, mulai dari bahasa tubuh terbalik hingga orang-orangan sawah penolak sial, membuat kita menyadari betapa kaya dan beragamnya budaya suatu bangsa. Meskipun sering luput dari perhatian dunia, Albania mengajarkan bahwa setiap tradisi, sejarah, dan kebiasaan sehari-hari  bisa menjadi cerminan identitas dan warisan bangsa yang bernilai tinggi.

Referensi

“Discover Fascinating Facts About Albania: The Land of Eagles”. Diakses Agustus 2025. Raiffeisen Bank International

“Interesting and Fun Facts about Albania”. Diakses Agustus 2025. Univerlist

“5 unusual facts about Albania”. Diakses Agustus 2025. Rickshaw Travel

“13 Fun Facts About Albania, Ancient Land of Eagles”. Diakses Agustus 2025. Rustic Pathways

“15 Interesting Facts About Albania”. Diakses Agustus 2025. On His Own Trip

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ernia Karina
EditorErnia Karina
Follow Us