Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Buaya kerdil (commons.wikimedia.org/Francesco Veronesi)

Buaya kerdil (osteolaemus tetraspis) atau disebut buaya kerdil Afrika, buaya bermoncong lebar, buaya bertulang dan buaya hitam. Buaya kerdil adalah hewan asli Afrika. Daerah persebarannya yakni Angola, Kamerun, Kongo, Gambia, Guinea, Liberia, Nigeria, Senegal dan Siera Leone, dikutip Az-animals.

Terdapat dua spesies buaya kerdil, yakni kerdil afrika barat dan kerdil kongo atau juga dikenal sebagai buaya kerdil Osborn. Subspesies ini diambil dari nama ahli paleontologi Amerika, Henry Fairfield Osbron.

Nama osteolaemus artinya ‘tenggorokan bertulang’ berasal dari bahasa Yunani kuno. Sedangkan tetraspis berarti ‘empat perisai’ juga diambil dari bahasa Yunani kuno. Sebab, bagian belakangnya memiliki empat sisik besar seperti perisai. Simak lebih lanjut informasi reptil tersebut!

1.Beraktivitas pada malam hari

Buaya kerdil (commons.wikimedia.org/Hedwig Storch)

Habitat utama buaya kerdil berada di hutan hujan. Selain itu mereka berdiam di dataran rendah tropis meliputi rawa-rawa dengan vegetasi yang lebat, genangan air permanen, arus air lambat, sungai dan kolam sabana.

Reptil ini bersifat nokturnal atau aktif pada malam hari. Sebaliknya, buaya kerdil akan beristirahat di siang hari di dalam sebuah liang yang mereka bangun di sepanjang tepi sungai. Liangnya memiliki terowongan masuk dan keluar yang panjangnya beberapa meter, jelas Animalia bio.

Ketika sulit menemukan tempat menggali yang cocok, buaya akan memilih tinggal di antara akar pohon yang terendam dan bergelantungan di air. Sebagai hewan berdarah dingin, buaya akan selalu menjaga suhu tubuhnya. Sebaliknya saat suhu rendah, buaya kerdil cenderung berjemur untuk menghangatkan diri.

2.Termasuk buaya terkecil di dunia

Editorial Team

Tonton lebih seru di