Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Tidak Semua Hewan Bisa Didomestikasi? Ternyata Ini Jawabannya!

Kenapa tidak semua hewan bisa didomestikasi (pixabay.com/Alexander Strachan)
Intinya sih...
  • Hewan harus alami jinak dan patuh, seperti sapi dan domba yang santai, sementara kerbau Afrika dan bison Amerika berbahaya.
  • Hewan tidak boleh pilih-pilih makanan, harus bisa berkembang biak di penangkaran, dan tumbuh cepat.
  • Hewan tidak boleh memiliki kecenderungan kuat untuk berlari ketika terkejut atau takut, contohnya rusa yang bertingkah dan lompatan kuat.

Sekitar 11.000 tahun yang lalu, manusia mulai membawa hewan-hewan dari alam liar ke pemukiman. Manusia secara bertahap membentuk sifat hewan-hewan liar agar lebih sesuai dengan kebutuhan manusia akan makanan, tenaga kerja, dan persahabatan. 

Ribuan tahun lamanya manusia berusaha keras mendomestikasi banyak spesies. Namun, hanya beberapa yang berhasil dijinakkan dan didomestikasi. Lantas, kenapa tidak semua hewan bisa didomestikasi? Bukankah menyenangkan rasanya jika kita bisa pergi ke sekolah atau kantor naik zebra, bermain dengan harimau di dalam rumah, berenang bersama hiu di kolam renang? Mengapa bukan hewan-hewan ini yang didomestikasi? Di sini, kita akan mencari tahu alasannya bersama-sama.

1. Hewan domestikasi harus jinak secara alami

Domba merupakan salah satu contoh hewan jinak (unsplash.com/Tanner Yould)

Menurut laman Livescience, salah satu syarat hewan dapat didomestikasi adalah secara alami jinak dan patuh. Sapi dan domba pada umumnya santai sehingga dapat didomestikasi secara luas. Sementara, kerbau Afrika dan bison Amerika memiliki sikap yang tidak dapat diprediksi dan sangat berbahaya bagi manusia sehingga tidak dapat didomestikasi. 

Demikian pula, zebra, meskipun berkerabat dekat dengan kuda, keduanya memiliki sifat yang sangat berbeda. Zebra jauh lebih agresif sehingga tidak mungkin didomestikasi. Meskipun beberapa kali berhasil dijinakkan, tetapi zebra tidak bisa didomestikasi secara luas dalam waktu lama.

2. Hewan domestikasi tidak boleh pilih-pilih makanan

Panda raksasa makan bambu (pexels.com/Ramaz Bluashvili)

Menurut laman Wonderopolis, hewan yang hendak didomestikasi tidak boleh pilih-pilih makanan dan harus bisa menemukan makanan yang cukup di dekat pemukiman manusia. Misalnya, sapi dan domba dapat mencari rumput di halaman sekitar manusia. Begitu pula karnivora seperti anjing dan kucing dapat mengais daging di tempat sampah atau makan daging sisa pemberian manusia.

Sementara, seekor picky eater tidak dapat didomestikasi dan hidup di sekitar manusia. Pasalnya, mereka membutuhkan sumber makanan khusus yang mungkin hanya dapat ditemukan di daerah tertentu untuk dapat bertahan hidup.

3. Hanya hewan dengan tingkat pertumbuhan yang cepat yang bisa didomestikasi

Sapi tidak membutuhkan waktu lama untuk bisa dipekerjakan atau disembelih (pixabay.com/borgmattisson)

Hewan yang hendak didomestikasi harus tumbuh dan dewasa dengan cepat, menurut laman Forbes. Sebab, sangat tidak efisien jika manusia menghabiskan waktu untuk memberi makan dan merawat hewan yang membutuhkan waktu lama hingga cukup umur untuk dipekerjakan atau disembelih.

Ini juga menjadi alasan kenapa gajah gagal didomestikasi, meskipun hewan ini bisa dijinakkan. Gajah membutuhkan waktu 15 tahun untuk mencapai ukuran dewasa hingga siap dipekerjakan.

4. Tidak semua hewan dapat berkembang biak di penangkaran

ilustrasi cheetah (pixabay.com/DrZoltan)

Hewan domestikasi harus dapat berkembang biak di penangkaran, dikutip dari laman Livescience. Sementara, satwa yang teritorial saat berkembang biak, seperti antelop, tidak bisa dipelihara di kandang bersama dengan hewan lainnya. 

Begitu pula dengan kucing-kucing besar, seperti citah. Sejak dulu, orang-orang Mesir kuno telah memujanya dan berusaha keras membuat kucing besar bisa hidup berdampingan dengan manusia. Namun, hewan ini bersifat teritorial dan membutuhkan ritual kawin yang rumit, yang membuat mereka tidak pernah mencapai domestikasi.

5. Hewan yang memiliki kecenderungan kabur tidak bisa didomestikasi

ilustrasi rusa (pixabay.com/congerdesign)

Untuk bisa didomestikasi, seekor hewan tidak boleh memiliki kecenderungan kuat untuk berlari ketika terkejut atau takut, dijelaskan laman Wonderopolis.  Karena alasan ini, rusa tidak bisa didomestikasi dengan baik karena mereka memiliki temperamen bertingkah dan lompatan kuat yang memungkinkan mereka melarikan diri melewati pagar tinggi.

Sementara, domba memiliki naluri berkelompok yang cenderung membuat mereka tetap bersama dalam kawanan saat sedang takut.  Karena alasan ini, mereka bisa digiring dan didomestikasi dengan baik.

6. Contoh hewan yang tidak bisa didomesikasi

ilustrasi harimau (unsplash.com/A G)

Ada ribuan hewan yang coba didomestikasi oleh manusia. Sayangnya, beberapa upaya berakhir dengan kegagalan. Berikut adalah beberapa hewan yang gagal didomestikasi dilansir laman Reader's Digest:

  • Zebra. Meskipun zebra memiliki penampilan dan berperilaku seperti kuda, tetapi zebra jauh lebih temperamental. Zebra cenderung panik di bawah tekanan, menjadikan mereka kandidat yang buruk untuk dijinakkan.
  • Kucing liar Skotlandia. Kucing imut ini mungkin tampak cocok dijadikan hewan peliharaan, tetapi mereka adalah hewan yang sangat liar. Mereka adalah predator darat yang akan berjuang sampai mati daripada menyerah. Bahkan, kucing-kucing yang ditangkap di usia muda dan dibesarkan di penangkaran menolak untuk menerima dominasi manusia.
  • Hiu. Hiu agresif, bisa tumbuh sangat besar, dan rakus. Mereka juga tidak bisa berkembang biak dengan baik di penangkaran dan jarang bertahan lama saat ditangkap. Gabungan semua faktor ini membuat hiu sangat tidak dapat dijinakkan dan didomestikasi.
  • Gajah. Gajah membutuhkan makanan yang sangat banyak, berumur sangat panjang, tumbuh sangat besar, dan bisa tiba-tiba bersikap agresif. Semua ini membuat gajah tidak cocok dijadikan kandidat untuk didomestikasi, meskipun kadang bisa dijinakkan.
  • Bison Amerika. Selama berabad-abad, para petani berusaha beternak bison dengan cara yang sama seperti sapi, tetapi tidak berhasil. Alasannya, hewan-hewan ini besar, pemurung, dan sulit ditangani.
  • Harimau. Dulu, banyak orang Amerika Utara mengadopsi hewan-hewan ini untuk dijadikan peliharaan di rumah layaknya kucing, Namun, saat tumbuh dewasa, naluri ganas harimau mulai muncul, yang membuat mereka terpaksa dimusnahkan.
  • Babi hutan. Babi hutan secara alami adalah hewan yang sangat ganas dan pemberani. Hampir mustahil membuat babi hutan menurut dan mau dipekerjakan oleh manusia.
  • Antelop. Orang-orang di Afrika dan Ukraina telah mencoba menjinakkan antelop selama bertahun-tahun untuk mendapatkan daging berkualitas dan susu bergizi. Namun, hewan-hewan ini sangat lincah dan mudah kabur.

7. Hewan yang berhasil didomestikasi

ilustrasi anjing (pixabay.com/uadrienn)

Tak sedikit pula hewan yang berhasil didomestikasi hingga mampu hidup berdampingan dengan manusia. Berikut penjelasannya dilansir laman Britannica:

  • Anjing. Ada lebih dari 400 ras anjing yang berhasil didomestikasi. Mulai dari chihuahua yang menggemaskan, hingga ras anjing yang lebih kuat, seperti Siberian husky.
  • Kambing. Ada lebih dari 200 ras kambing domestik yang dimanfaatkan untuk diambil bulunya, dagingnya, hingga susunya.
  • Babi. Babi yang dulunya dikenal sebagai hewan liar yang mengerikan kini telah berevolusi untuk menyesuaikan dengan kondisi di mana mereka berada. Babi sering dikembangbiakkan untuk dikonsumsi dan keperluan medis.
  • Kuda. Meskipun berkerabat dengan zebra, tetapi kuda lebih tenang dan mudah diatur. Ini menjadi alasan kenapa kuda berhasil didomestikasi.
  • Kucing. Meskipun tidak berhasil menjinakkan kucing liar berukuran besar, tetapi manusia berhasil menjinakkan banyak ras kucing. Bahkan, kucing-kucing domestik menjadi salah satu hewan peliharaan favorit manusia karena sifatnya yang manja dan penurut.

Sudah jelas, ada banyak faktor yang menentukan apakah suatu hewan bisa didomestikasi atau tidak. Sayangnya, ada beberapa hewan yang memang terlahir sangat liar dan tidak akan bisa dijinakkan atau didomestikasi sampai kapan pun.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Achmad Fatkhur Rozi
Eka Amira Yasien
Achmad Fatkhur Rozi
EditorAchmad Fatkhur Rozi
Follow Us