Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Fakta Hujan Meteor Alpha Centaurid, Turun di Momen Isra Miraj 2024

ilustrasi hujan meteor Alpha Centaurid (pexels.com/Pavel Polyakov)

Bulan Februari 2024 dipenuhi oleh fenomena-fenomena langit yang spektakuler, salah satunya hujan meteor. Termasuk fenomena langit yang paling dinantikan oleh para pengamat, hujan meteor di bulan Februari kali ini sedikit lebih spesial daripada hujan meteor pada bulan-bulan lainnya. Pasalnya, peristiwa astronomi tersebut akan mencapai puncaknya pada momen Isra Miraj 2024.

Hujan meteor dimaksud yakni hujan meteor Alpha Centaurid. Mengutip dari Starwalk, Alpha Centaurid bakal memasuki fase puncak pada tanggal 8—9 Februari 2024. Waktu tersebut bertepatan dengan peringatan Isra Miraj 2024, 1445 Hijriah. Penasaran seperti apa karakteristik hujan meteor Alpha Centaurid? Yuk, simak fakta-faktanya di bawah ini!

1. Alpha Centaurid berasal dari konstelasi Centauri

ilustrasi hujan meteor Alpha Centaurid (stellarium.org)

Asal sebuah hujan meteor dikaitkan dengan titik radian atau kemunculan "bintang jatuh" tersebut di cakrawala. Dilansir In The Sky, titik radian hujan meteor Alpha Centaurid berasal dari konstelasi Centauri, rasi bintang paling terang ke-9 di langit malam. Itulah mengapa hujan meteor tersebut diberi nama "Alpha Centaurid", yap, karena berkaitan dengan konstelasi Centauri dan bintang paling terangnya, Rigil Kentaurus.

Kabar baiknya, karena hujan meteor Alpha Centaurid muncul dari arah konstelasi Centauri, peristiwa langit itu dapat disaksikan di Indonesia dan seluruh wilayah yang berada di belahan bumi selatan lainnya. Sebaliknya, peristiwa langit spektakuler tersebut tidak akan bisa diamati di wilayah yang berada di bagian bumi utara, contohnya New York, Amerika Serikat.

2. Puncaknya terjadi pada tanggal 8—9 Februari 2024

ilustrasi hujan meteor Alpha Centaurid (pexels.com/ARMAN ALCORDO JR.)

Puncak hujan meteor Alpha Centaurid akan berlangsung pada tanggal 8—9 Februari 2024. Jadi, peristiwa ini bertepatan dengan peringatan Isra Miraj 1445 Hijriah, lho. Di Indonesia, pengamat bisa menyaksikan hujan meteor tersebut mulai pukul 21.55 WIB hingga 05.32 WIB. Sebagai informasi, meskipun dimulai pada malam hari, titik pancaran Alpha Centaurid akan memuncak setelah fajar, sekitar pukul 05.00 WIB.

Hujan meteor Alpha Centaurid sebenarnya sudah aktif sejak 31 Januari 2024. Dilansir Starwalk, peristiwa langit yang juga dikenal dengan istilah "bintang jatuh" itu akan terus aktif hingga 20 Februari 2024. Jadi, bagi kamu yang ketinggalan fase puncak Alpha Centaurid pada tanggal 8—9 Februari masih bisa memburu hujan meteor tersebut hingga tanggal 20 Februari 2024.

3. Alpha Centaurid tergolong hujan meteor kecil

ilustrasi hujan meteor Alpha Centaurid (pexels.com/Aleksandar Pasaric)

Hujan meteor Alpha Centaurid merupakan jenis hujan meteor minor atau kecil. Mengutip dari Space, pada fase puncak, hujan meteor kecil hanya bisa menghasilkan 2 hingga 10 meteor per jam. Hal tersebut berlaku pada Alpha Centaurid. Ketika mencapai puncaknya, hujan meteor yang berasal dari konstelasi Centauri itu hanya akan menghasilkan 6 meteor per jam.

Akan tetapi, kabar baiknya, cahaya bulan berada pada iluminasi atau kecerahan 0 persen saat puncak hujan meteor Alpha Centaurid. Pasalnya, bulan sedang memasuki fase bulan baru, yakni ketika ia tidak mendapat pancaran sinar matahari di seluruh permukaannya. Jadi, Alpha Centaurid akan terlihat sangat jelas di langit malam apabila cuaca cerah dan minim polusi cahaya.

Bagi kamu yang ingin mengamati hujan meteor Alpha Centauri, kamu bisa mengamatinya di lokasi yang minim polusi cahaya. Walaupun dapat disaksikan dengan mata telanjang, penggunaan alat bantu seperti teleskop dibutuhkan jika kamu ingin melihatnya secara lebih detail. So, jangan sampai ketinggalan, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mutiara Ananda
EditorMutiara Ananda
Follow Us