Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Hujan Meteor Taurid Utara, Puncaknya 12 November 2024

ilustrasi hujan meteor Taurid Utara (unsplash.com/Oliver Newbery)
ilustrasi hujan meteor Taurid Utara (unsplash.com/Oliver Newbery)
Intinya sih...
  • Hujan meteor Taurid Utara akan menampilkan meteor-meteor spektakuler dengan puncak pada 12 November 2024.
  • Hujan meteor Taurid Utara berasal dari puing-puing asteroid yang dikenal dengan 2004 TG10.
  • Masa aktif hujan meteor Taurid Utara dari 20 Oktober hingga 10 Desember 2024.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pernahkah kamu melihat objek mengilat meluncur dari langit pada malam hari? Jika pernah, bisa jadi itu adalah hujan meteor atau yang populer disebut bintang jatuh. Jika belum, tenang saja, fenomena hujan meteor Taurid Utara akan menampilkan meteor-meteor spektakulernya pada 12 November 2024. 

Seperti yang diketahui, hujan meteor adalah fenomena astronomi yang terjadi ketika Bumi melintas di jalur yang pernah dilewati komet atau asteroid. Jadi, ketika Bumi melintas di jalur tersebut, puing-puing komet atau asteroid yang tertinggal di luar angkasa akan tertarik oleh gravitasi Bumi menjadi hujan meteor. Untuk lebih jelasnya, yuk, simak fakta-fakta hujan meteor Taurid Utara berikut ini!

1. Berasal dari asteroid 2004 TG10

ilustrasi asteroid (freepik.com/kjpargeter)
ilustrasi asteroid (freepik.com/kjpargeter)

Hujan meteor Taurid Utara diyakini berasal dari puing-puing asteroid yang dikenal dengan 2004 TG10. Dilansir Earth Sky, asteroid tersebut pertama kali ditemukan oleh Program Spacewatch pada 8 Oktober 2004. Para ilmuwan meyakini bahwa orbit asteroid 2004 TG10 mirip dengan komet periodik Encke (2P/Encke). Ada kemungkinan, asteroid ini pernah menjadi bagian dari objek yang jauh lebih besar yang dikenal sebagai Kompleks Encke.

2. Aktif pada 20 Oktober—10 Desember 2024

ilustrasi hujan meteor Taurid Utara (freepik.com/rawpixel.com)
ilustrasi hujan meteor Taurid Utara (freepik.com/rawpixel.com)

Masa aktif hujan meteor Taurid Utara terbilang cukup lama, yakni dari 20 Oktober—10 Desember 2024. Fenomena bintang jatuh ini akan mencapai puncaknya pada 12 November 2024. Saat puncaknya nanti, Taurid Utara akan memproduksi 4—5 meteor per jam.

Dari intensitasnya, kita ketahui bahwa hujan meteor Taurid Utara adalah hujan meteor minor. Jumlah meteor yang diproduksi kemungkinan akan bertambah seiring dengan meningginya titik pancaran Taurid Utara di langit. Hujan meteor ini bakal tampak seperti bintang jatuh dengan cahaya yang mengilat.

3. Muncul dari konstelasi Taurus

ilustrasi konstelasi Taurus (stellarium-web.org)
ilustrasi konstelasi Taurus (stellarium-web.org)

Hujan meteor Taurid Utara akan muncul dari arah konstelasi (rasi bintang) Taurus. Dalam astronomi, Taurus adalah salah satu rasi bintang paling populer di langit utara. Mengutip Britannica, konstelasi yang dihuni oleh bintang Aldebaran ini terletak di antara konstelasi Aries dan Gemini.

4. Waktu terbaik untuk mengamati hujan meteor Taurid Utara

ilustrasi mengamati hujan meteor Taurid Utara (freepik.com/ArtPhoto_studio)
ilustrasi mengamati hujan meteor Taurid Utara (freepik.com/ArtPhoto_studio)

Kabar baiknya, hujan meteor Taurid Utara bisa diamati di Indonesia. Dilansir In-The-Sky, Taurid Utara terlihat mulai pukul 18.26 WIB setiap malamnya selama periodenya masih berlangsung. Namun, waktu terbaik untuk mengamati hujan meteor ini yakni pada tengah malam hingga menjelang fajar, sekitar pukul 00.00—05.00 WIB.

Sayangnya, puncak hujan meteor Taurid Utara akan terjadi di Indonesia pada pukul 13.00 WIB. Meski begitu, kamu bisa mengamati fenomena bintang jatuh spektakuler ini pada dini harinya. Hujan meteor Taurid Utara bisa kamu saksikan dengan mata telanjang.

5. Tidak membahayakan Bumi

ilustrasi hujan meteor Taurid Utara (freepik.com/kjpargeter)
ilustrasi hujan meteor Taurid Utara (freepik.com/kjpargeter)

Pada umumnya, hujan meteor tidak akan membawa dampak apa pun bagi Bumi dan makhluk hidup di dalamnya. Saat memasuki Bumi, meteor akan terbakar habis di atmosfer. Proses pembakaran itulah yang membuat meteor tampak bercahaya ketika meluncur dari langit.

Saat mencapai permukaan Bumi, meteor akan berubah menjadi batuan atau kerikil kecil yang disebut meteorit. Jadi, hujan meteor tidak membahayakan Bumi, ya! Bahkan, kamu bisa mengamati fenomena astronomi ini dengan mata telanjang alias tanpa alat pengamatan. Menarik sekali, bukan?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha ‎
EditorYudha ‎
Follow Us