5 Fakta Kaiman Moncong-lebar, Kulit Mereka Sangat Berharga

- Kaiman moncong-lebar adalah spesies kaiman berukuran sedang yang tersebar di Amerika Selatan.
- Mereka memakan ikan, amfibi, reptil, dan hewan bercangkang.
- Populasi kaiman moncong-lebar mengalami ancaman nyata karena perburuan liar demi kulit mereka dan kerusakan habitat.
Ordo Crocodilia merupakan kelompok reptil semiakuatik berukuran besar yang berisi tiga famili utama, yakni Crocodylidae, Gavialidae, dan Alligatoridae. Khusus pada famili Alligatoridae, mereka dibagi lagi jadi dua subfamili berbeda, yakni Alligatorinae yang berisi spesies aligator dan Caimaninae yang berisi spesies kaiman. Nama aligator jelas lebih akrab di telinga kita ketimbang kaiman. Padahal, di seluruh dunia, ada enam spesies kaiman berbeda dan sebenarnya cukup mudah untuk membedakan kedua reptil ini.
Nah, salah satu spesies kaiman yang akan dibahas pada kesempatan ini ialah kaiman moncong-lebar (Caiman latirostris). Mereka termasuk spesies kaiman berukuran sedang dengan panjang rata-rata sekitar 2—2,5 meter dan bobot 23—65 kg. Warna kulit kaiman moncong-lebar cukup bervariasi, mulai dari hitam, cokelat, hingga hijau zaitun. Kemudian, bagian moncong mereka juga melebar karena ada fungsi tertentu. Kira-kira apa fungsi moncong dari spesies kaiman ini? Yuk, cari tahu jawabannya beserta beberapa fakta menarik lain dari kaiman moncong-lebar!
1. Peta persebaran dan habitat alami

Kaiman moncong-lebar tersebar di wilayah Amerika Selatan bagian tengah dan timur. Secara spesifik, negara-negara yang jadi rumah bagi reptil ini antara lain Brasil, Paraguay, Uruguay, Bolivia, dan Argentina. Tentunya, kaiman moncong-lebar selalu mencari tempat dengan sumber air tawar mengingat spesies reptil ini yang memang tergolong semiakuatik.
Dilansir Crocodiles of The World, sebisa mungkin kaiman moncong-lebar akan mencari kolam ataupun sungai dengan aliran yang tenang. Kalau bisa memilih, reptil ini lebih banyak berada di kawasan rawa atau hutan bakau. Menariknya, mereka juga bisa beradaptasi dengan baik di kolam-kolam buatan manusia yang diperuntukkan sebagai saluran irigasi ladang ataupun tempat minum ternak. Kebiasaan ini kadang membuat kaiman moncong-lebar dan peternak berkonflik.
2. Makanan favorit

Sebagai karnivor sejati, pilihan makanan bagi kaiman moncong-lebar identik dengan kerabat mereka yang lain dalam famili Alligatoridae. Ikan jadi sumber makanan utama bagi kaiman ini, tapi sebenarnya ada banyak pilihan makanan lain bagi mereka, misalnya saja, amfibi, reptil, dan hewan bercangkang. Tentunya, ukuran makanan bagi reptil ini tergantung dengan ukuran. Semakin besar ukuran mereka, semakin besar pilihan mangsa yang dapat mereka konsumsi.
Kaiman moncong-lebar berburu dengan cara menyergap target dengan cepat. Dilansir Animal Diversity, moncong lebar mereka dapat berfungsi untuk menangkap hewan bercangkang dan menghancurkan cangkang tersebut dengan satu gigitan yang kuat. Selain itu, moncong kaiman ini ternyata juga berfungsi untuk menyingkirkan vegetasi lebat di rawa saat mereka bergerak. Karena itu, peneliti kadang menemukan kaiman moncong-lebar yang menelan ataupun menyeret tanaman air di sekitar moncong mereka.
Oh, ya, spesies kaiman ini diduga punya cara unik dan mudah untuk memperoleh makanan. Sebab, peneliti mengamati kalau ada satu individu yang dengan sengaja diam di dekat aliran air sambil membuka moncong dan membiarkan air melewati moncongnya. Tiap beberapa menit sekali atau ketika satu kaiman itu merasa ada ikan, ia akan menutup moncong dan menelan apa pun yang masuk ke dalam moncongnya. Perilaku ini sebenarnya baru ditemukan pada satu individu spesifik yang diamati peneliti. Namun, hal tersebut bisa menjadi petunjuk soal cara kaiman moncong-lebar pada umumnya untuk memperoleh makanan dengan mudah.
3. Warna kulit mereka membantu menyerap panas

Peta persebaran kaiman moncong-lebar sebenarnya tumpang tindih dengan spesies kaiman lain yang berukuran sedikit lebih besar dari mereka, yakni kaiman yacare (Caiman yacare). Mengingat kebiasaan kaiman moncong-lebar untuk menyendiri dan menghindari konflik, individu yang tinggal dekat dengan kaiman yacare akan memilih pergi ke tempat lain, semisal rawa lebat yang jarang didatangi kaiman yacare.
Selain itu, kaiman moncong-lebar ternyata dapat bertahan dengan baik di daerah dengan ketinggian 600 meter di atas permukaan laut. Hal tersebut jadi sesuatu yang jarang ditemukan pada ordo Crocodilia. Sebab, reptil dalam ordo Crocodilia perlu untuk mengatur suhu tubuh di daerah yang hangat, sementara di daerah dataran tinggi suhu rata-ratanya jauh lebih dingin.
Untuk bertahan di sana, kaiman moncong-lebar ternyata memanfaatkan kulit mereka. Animal Diversity melansir kalau warna kulit kaiman moncong-lebar yang cenderung gelap berfungsi untuk menyerap panas Matahari secara efisien sehingga mereka dapat mengatur suhu tubuh dengan baik, bahkan di tempat tinggi yang lebih sejuk. Karena itu, proses berjemur bagi kaiman ini tidak melulu dilakukan saat Matahari sedang terik.
4. Sistem reproduksi

Kaiman moncong-lebar jantan dan betina sama-sama kawin dengan beberapa pasangan berbeda dalam satu masa reproduksi. Musim kawin bagi reptil ini sendiri berbeda-beda tergantung negara tempat tinggal mereka. Di Brasil, musim kawin kaiman moncong-lebar berlangsung Agustus—Januari, sementara di negara lain Januari—Maret.
Usai kawin, betina akan membangun sarang dengan dua lapisan berbeda. Dua lapisan ini diduga sengaja dibuat agar temperatur di dalam sarang dapat direkayasa. Sebab, jenis kelamin anak kaiman moncong-lebar tergantung dengan temperatur lingkungan yang mereka terima saat masa inkubasi. Pada temperatur hangat, anak jantan akan lahir. Sementara, pada temperatur dingin, anak betinalah yang akan lahir. Dengan dua lapisan tersebut, induk kaiman moncong-lebar dapat meletakkan telur pada dua posisi berbeda supaya menghasilkan anak dengan jenis kelamin berbeda dengan rasio yang lebih proporsional.
Dilansir Animalia, kaiman moncong-lebar betina dapat menghasilkan 18—50 butir telur dalam satu musim kawin. Betina akan menjaga sarang mereka dengan agresif selama masa inkubasi yang berlangsung sekitar 2—3 bulan. Setelah menetas, anak-anak kaiman moncong-lebar akan dibawa oleh sang induk menuju kolam terdekat. Butuh waktu sekitar 4—6 tahun sebelum anak kaiman moncong-lebar dikatakan dewasa dan reptil ini diketahui dapat hidup sampai usia 22 tahun.
5. Status konservasi

Menyadur IUCN Red List, kaiman moncong-lebar saat ini masih masuk dalam kategori risiko rendah (Least Concern) dengan tren populasi yang stabil. Populasi mereka di alam pun diperkirakan ada sekitar 500 ribu individu. Namun, spesies reptil ini sebenarnya sedang mengalami ancaman nyata karena ulah manusia.
Jadi, kulit dan sisik kaiman moncong-lebar itu terkenal sangat halus dibandingkan spesies kaiman, buaya, ataupun aligator lain. Tekstur halus itu jelas punya nilai ekonomi yang sangat tinggi karena dapat dimanfaatkan untuk berbagai barang aksesori. Dengan demikian, permintaan atas kulit kaiman moncong-lebar sangat tinggi dalam 100 tahun terakhir. Inilah yang menjadi masalah karena banyak orang yang berbondong-bondong memburu kaiman moncong-lebar demi kulit mereka.
Dilansir Crocodile Specialist Group, perburuan liar atas kaiman moncong-lebar dimulai sekitar 1940—1950-an. Kemudian, populasi kaiman ini sempat menurun secara drastis hingga akhirnya upaya konservasi berjalan. Konservasi tersebut dilakukan dengan mengatur peraturan perlindungan spesies kaiman ini sembari memberi kesempatan bagi pengusaha untuk membuka penangkaran kaiman moncong-lebar dan mengekstraksi kulit mereka secara legal.
Praktik ini ternyata sukses untuk menekan angka perburuan dari kaiman moncong-lebar di alam liar. Sebab, sejak penangkaran kaiman moncong-lebar berdiri dan distribusi kulit kaiman ini dilakukan, pasar jelas lebih minat dengan kulit kaiman yang legal. Akan tetapi, sebenarnya masalah tidak berakhir sampai di sini.
Pasalnya, kaiman moncong-lebar turut memiliki ancaman lain yang dampaknya sudah terlihat nyata berupa kerusakan habitat. Pembukaan lahan besar-besaran di peta persebaran mereka masih terus terjadi dan dikhawatirkan dapat memengaruhi populasi kaiman moncong-lebar pada masa mendatang. Karena itu, sebenarnya sedari awal upaya konservasi untuk seluruh jenis hewan itu sudah jelas, yakni dengan menjaga ekosistem di alam liar supaya tidak rusak.