11 Fakta Koko, Gorila Cerdas yang Bisa Bahasa Isyarat

- Koko adalah gorila dataran rendah barat yang bisa berkomunikasi dengan manusia melalui bahasa isyarat.
- Koko sangat mencintai kucing dan memahami konsep kematian serta Tuhan.
- Koko juga berteman dengan Robin Williams.
Hanabiko, atau yang dipanggil Koko, adalah gorila dataran rendah barat (western lowland gorilla) yang populer karena kecerdasannya. Namanya berasal dari bahasa Jepang yang berarti 'anak kembang api'. Gorila betina ini terkenal karena bisa berkomunikasi dengan manusia melalui bahasa isyarat. Keterampilannya ini sangat mengesankan, bahkan tidak dikuasai oleh semua manusia. Nah, karena bisa berkomunikasi melalui bahasa isyarat, manusia pun bisa mengetahui isi pikiran dan perasaannya.
Sayangnya, Koko meninggal pada Juni 2018 silam pada usia 46 tahun. Dunia sangat berduka atas kepergiannya. Di samping itu, Koko sangat berjasa bagi The Gorilla Foundation, sebuah organisasi nirlaba yang didirikan untuk meneliti komunikasi antarspesies untuk mengembangkan konservasi di seluruh dunia.
Koko belajar banyak hal selama 46 tahun hidupnya. Di samping itu, ia juga mengajarkan banyak hal kepada dunia. Kamu penasaran, kan, tentang kisah Koko? Yuk, kita cari tahu!
1. Koko lahir di kebun binatang

Koko lahir di Kebun Binatang San Francisco pada 1971. Saat berusia 6 bulan, ia jatuh sakit dan tidak lagi dipamerkan ke publik. Saat itulah, mahasiswa pascasarjana dari Universitas Stanford bernama Dr. Francine Patterson, atau yang dikenal dengan nama Penny, ditugaskan untuk merawat Koko. Penny pun mengajari Koko bahasa isyarat guna mempelajari psikologi dan komunikasi gorila.
Penny bahkan setia menemani dan mengajari Koko hingga 46 tahun lamanya. Saat diwawancarai The Atlantic pada 2015, Penny mengenang bagaimana ia pertama kali bertemu gorila kecil itu.
"Koko cukup pemberani. Sangat suka bermain dan punya rasa ingin tahu yang tinggi, tapi ia sedikit pemalu. Koko juga selalu membawa selimut jika memasuki tempat baru," ungkap Penny.
Kemampuan Koko menggunakan bahasa isyarat untuk berkomunikasi merupakan bawaan dari lahir, kata Penny. Jadi, dalam beberapa minggu setelah bertemu dengan Koko, Penny mulai mengajarinya beberapa isyarat. Penny akhirnya mengerti kalau gorila memang punya semacam bahasa isyarat mereka sendiri. Penny pun hanya perlu mempelajarinya untuk mengetahui apa yang Koko katakan.
2. Koko mengerti ucapan manusia

Dikutip CNN, sepanjang hidupnya, Koko mengerti ucapan orang-orang di sekitarnya. Koko telah mempelajari sekitar 2 ribu kata dan mampu berkomunikasi menggunakan seribu bahasa isyarat. Koko pun mengisyaratkan bahwa dirinya adalah ratu.
Koko juga menggunakan bahasa isyarat burung dan kacang ketika dia menghina seseorang. Namun, butuh beberapa waktu bagi para peneliti untuk menyadari bahasa isyarat baru Koko. Ketika Koko menggunakan bahasa isyarat terjebak dan logam, misalnya, biasanya ini merujuk pada magnet.
3. Koko sangat menyayangi kucing

Foto Koko bersama anak kucing menjadi foto yang paling terkenal. Namun, foto itu punya cerita. Pasalnya, Koko sangat mencintai kucing. Kecintaannya itu bermula dari beberapa buku bergambar favoritnya, yakni Puss 'n Boots dan The Three Little Kittens.
Pada 1984, Koko bertanya kepada Penny apakah ia boleh memiliki anak kucing untuk hadiah Natal. Penny lantas memberinya boneka kucing. Namun, Koko rupanya gak suka dengan boneka itu. Ia menolaknya sambil mengisyaratkan berulang kali kalau ia kecewa. Ketika ulang tahunnya tiba pada Juli, ia diberi hadiah berupa anak-anak kucing sungguhan. Namun, ia hanya boleh mengambil satu. Koko lantas memilih satu kucing dan menamai anak kucing itu sebagai All Ball.
Namun, setelah beberapa bulan menjadi sahabat Koko, All Ball tiba-tiba pergi begitu saja dan ditemukan mati karena tertabrak mobil. Duka dan tangisan Koko saat mengetahui kematian All Ball dimuat dalam LA Times. Para peneliti bilang kalau Koko membuat isyarat, "Tidur. Kucing." Setelah itu, Koko diberikan anak kucing lain, yakni sepasang anak kucing untuk ulang tahunnya yang ke-44. Mereka diberi nama Ms. Gray dan Ms. Black.
4. Koko punya bakat bermusik

Mempelajari bahasa isyarat bagi seekor gorila merupakan hal yang mengagumkan. Namun, kamu pasti terkejut karena Koko juga bisa bermain beberapa alat musik. Para ilmuwan awalnya mengira kalau manusia adalah satu-satunya spesies yang bisa mengontrol pernapasan mereka. Mengontrol pernapasan juga salah satu langkah pertama manusia untuk mempelajari bahasa. Nah, Koko ternyata dapat belajar melakukan hal yang sama. Itulah yang akhirnya dipelajari peneliti kalau gorila mirip seperti manusia. Selain itu, Koko bisa berpura-pura batuk dan bersin.
5. Koko memahami tragedi dan hakikat kehidupan

Tak hanya manusia yang bisa ngobrol secara mendalam tentang kematian, agama, dan tujuan hidup, Koko ternyata memahami hal ini. Para peneliti pernah menunjukkan kerangka gorila yang sudah mati kepada Koko dan bertanya apakah itu hidup atau mati. Koko menjawab dengan bahasa isyarat, "Mati. Terbungkus." Kata terbungkus artinya 'tertutup' atau 'sudah meninggal'.
Ketika ditanya ke mana perginya jasad yang sudah mati itu, Koko menjawab dengan bahasa isyarat, "Lubang yang nyaman." Isyarat itu diselingi dengan ciuman perpisahan. Penny pernah memancing Koko dengan bilang kalau waktu akan membunuhnya (membunuh Penny). Uniknya, Koko memahaminya dengan mengisyaratkan kalau ia takut jika Penny berada dalam bahaya. Koko bilang kalau dia tidak bisa tenang sampai Penny menjelaskannya lebih detail kepadanya.
Itu bukan satu-satunya obrolan mendalam antara mereka. Pasalnya, mereka pernah berbicara tentang Tuhan sebagai pencipta dan makna hidup. Penny mengatakan kepada Koko kalau dia tidak bisa tidur dan sedang mengerjakan tugas dengan tenggat. Lalu Penny bertanya kepada Koko tentang apa, sih, makna hidup menurutnya. Jawaban Koko rupanya sangat menyentuh, "Orang harus sopan. Orang harus punya kebaikan."
6. Koko bisa menghitung hari dan tahu hari-hari penting

Sama seperti manusia yang merayakan hari lahirnya, Koko juga. Koko tahu persis kapan ulang tahunnya akan datang. Ia pun akan menggambar kue dan hadiah ulang tahun.
Tak sekadar itu, Koko mengenali kartu Valentine sebagai pertanda akan datang banyak hadiah. Ia juga suka membuat pakaian baru (menenun) untuk dirinya sendiri ketika mendekati Paskah. Lebih menakjubkannya lagi, Penny bilang kalau Koko suka berdandan jika Natal tiba.
Meski begitu, Koko masih teringat kucingnya yang mati. Ia terlihat sangat sedih dan berduka seperti mengalami trauma. Puluhan tahun setelah kematian All Ball, foto-foto anak kucing itu masih membuatnya sedih. Dia mengisyaratkan, "Sedih. Menangis."
7. Koko punya sahabat sesama gorila

Selain anak kucingnya, Koko juga punya teman lain yang 2 tahun lebih muda dari Koko, yaitu sesama gorila bernama Michael. Sama seperti Koko, Michael juga merupakan yatim piatu. Saat berusia 3 tahun, Michael dipindahkan ke kebun binatang Koko dan ikut belajar bahasa isyarat. Semakin fasih Michael menggunakan bahasa isyarat, semakin banyak kisah yang ia ceritakan, termasuk cerita yang sangat memilukan tentang ibunya.
Ketika ditanya apa yang terjadi pada ibunya, Michael memberi isyarat dengan menggorok lehernya. Menurut para peneliti, ibunya dibantai oleh pemburu liar di depan mata kepalanya sendiri, mengingat Michael memang ditemukan di hutan Afrika. Masa lalu itu tentunya sangat traumatis bagi Michael.
Adapun, Michael meninggal pada 2000. Niatnya, Michael akan menjadi pasangan Koko, tetapi hal itu tidak terwujud. Koko sendiri tidak mau menerima Michael sebagai pasangannya. Itu karena Koko menganggap Michael seperti saudaranya sendiri. Koko menjawab kalau rencana peneliti yang ingin menikahkannya dengan Michael adalah rencana yang "memalukan".
8. Pertemuan Koko dan Robin Williams

Robin Williams pernah bertemu Koko pada 2001. Tanpa diduga, mereka menjadi sahabat. Teman Koko, Michael, telah meninggal 6 bulan sebelum Koko bertemu dengan Robin Williams.
Saat itu, Koko tidak tersenyum, tidak banyak bicara, dan tidak mau makan. Ia sedang berduka atas kepergian temannya, Michael. Nah, saat Robin Williams datang, Koko mulai tersenyum. Mereka bahkan tertawa bersama. Bertahun-tahun kemudian, ketika Koko mendengar berita kalau Robin Williams meninggal dunia pada 2014, Koko kembali berduka.
9. Koko dan Michael mengalami mimpi buruk layaknya manusia

Penny mengungkapkan kalau Michael punya trauma masa kecil karena pernah menyaksikan ibunya dibunuh oleh pemburu liar. Tragedi ini membentuk bekas luka seumur hidupnya sampai-sampai ia takut jika melihat laki-laki naik ke atas pohon dan menebang pohon. Lebih dari itu, Michael juga sering mimpi buruk. Ia berteriak jika melihat apa pun saat mau tidur.
Koko juga mengalami mimpi buruk setelah menonton Jurassic Park. Koko melihat bagaimana dinosaurus memakan manusia. Hal ini membuatnya takut dengan mainan dinosaurusnya sendiri. Ia pun melempar mainan dinosaurus itu dan tidak tertarik lagi dengan mainan tersebut.
10. Koko suka aksen Inggris dan tertarik dengan laki-laki

Richard Stone, merupakan pelukis asal Inggris yang telah melukis tokoh-tokoh terkenal, seperti potret Ratu Elizabeth dan Nelson Mandela. Rupanya, ia juga melukis potret Koko. Pertemuannya dengan Koko dianggap sebagai pertemuan paling menakjubkan dalam hidupnya. Tak hanya Richard, Koko juga terpikat padanya, terutama dengan aksen Inggrisnya. Pada 2016, kecintaan Koko terhadap aksen Inggris membuatnya jatuh cinta pada aktor Benedict Cumberbatch. Ia sering menonton film-film Benedict Cumberbatch.
Nah, suatu saat ketika ada sineas yang ingin membuat film dokumenter Koko, Koko mendekati sutradara film dokumenter itu: Johnny Taylor. Dikutip The Guardian, Koko awalnya memegang tangan Johnny dan memeriksa kukunya. Lalu, Koko melihat gigi Johnny. Yang paling lucu, Koko meminta Johnny untuk melepas bajunya. Bisa dibilang, Koko suka dengan Johnny Taylor.
11. Kematian Koko

Pada 2001, penangkaran Koko, yakni The Gorilla Foundation, membuka Michael Sanctuary, bagian dari Taman Nasional Mefou di Kamerun, Afrika. Michael Sanctuary didedikasikan untuk merawat gorila yang menjadi yatim piatu akibat perburuan liar, sama seperti yang dialami Michael. Setelah meninggalnya Koko, yayasan tersebut mengumumkan bahwa mereka akan melanjutkan penelitian bahasa dan upaya konservasi. Mereka juga berjanji akan menjaga warisan Koko.
Kemampuan Koko yang bisa menggunakan bahasa isyarat membuatnya disukai oleh komunitas ilmiah dan masyarakat umum. Koko adalah bukti bahwa hewan mampu menunjukkan empati dan ikatan emosionalnya dengan makhluk hidup. Ini tidak hanya dari spesiesnya sendiri, tetapi juga dari spesies lain. Pada saat yang sama, Koko menunjukkan kepada dunia bagaimana kehidupannya di penangkaran.
Koko juga menjadi legenda bagi seluruh spesiesnya yang terancam punah. Koko mengingatkan manusia untuk melestarikan gorila dan semua hewan yang berbagi planet dengan kita. The Gorilla Foundation sendiri berhasil membuat terobosan penting berkat kerja keras Francine Patterson seumur hidupnya dengan Koko.