10 Fakta Menarik Anak Jerapah, Lewati Kelahiran yang Tidak Biasa! 

Seekor bayi jerapah rata-rata menghabiskan waktu sekitar 400-450 hari atau sama dengan 15 bulan dalam kandungan sebelum akhirnya terlahir ke dunia.

Lokasi di mana ibu jerapah melahirkan biasanya adalah titik yang sama dengan tempat di mana ia dulu juga dilahirkan. Hal ini terjadi secara turun temurun sebagai sebuah tradisi di antara kawanan jerapah.

Karena masa kehamilan yang cukup lama, janin jerapah di dalam perut ibunya pun mengalami masa berkembang biak luar biasa sehingga menjadikannya sebagai salah satu bayi terbesar di dunia ketika lahir.

Dan karena ukuran tersebutlah maka melahirkan dengan posisi berdiri diperlukan oleh sang bayi agar leher panjangnya tidak mengalami cedera ataupun kerusakan ketika ia keluar.

Tapi jangan khawatir, guys. Meski terdengar menyakitkan dan sangat berbahaya, nyatanya mereka tidak terluka kok. Malah, proses jatuh tersebut memang diperlukan untuk menciptakan benturan demi menghancurkan tali pusar, merobek kantung ketuban, dan merangsang anak jerapah untuk memulai sistem pernapasan pertamanya.

Bayangkan saja, baru lahir mereka telah dianugerahi tinggi badan mencapai 6 kaki atau hampir mendekati 2 meter dengan berat berkisar 60-70 kg.

Setelah sang ibu membantu membersihkan bayi jerapah dengan menjilati untuk merangsang sirkulasi, anak jerapah akan mulai berdiri sendiri tanpa bantuan sekitar 30 menit sejak dilahirkan. Bahkan, mereka sudah mulai dapat berlari dengan lincah hanya dalam jarak kurang dari 24 jam. Kemampuan yang sangat dibutuhkan untuk terhindar dari predator. Luar biasa ya!

Tanduk kecil mereka terlipat dengan rapat ketika mereka lahir agar tak melukai sang ibu. Tetapi selama beberapa jam sejak keluar dari rahim ibunya, tanduk tersebut pun akan tegak dengan sendirinya.

Waktu yang dihabiskan sang ibu untuk merawat anaknya rata-rata berkisar 9 - 12 bulan. Mereka bahkan akan tetap menempel dengan sang ibu setelahnya, di mana anak jantan biasanya tetap bersama selama 15 bulan dan yang betina 18 bulan.

Di alam liar, dibutuhkan waktu enam tahun bagi jerapah jantan untuk dinyatakan dewasa seutuhnya dan mulai mencari pasangan. Sementara yang betina adalah ketika menginjak usia empat tahun.

Lokasi tersebut dijuluki sebagai tempat penitipan anak karena para anak jerapah akan ditinggal oleh induknya untuk sesaat dan pergi mencari makan. Sementara akan ada satu betina yang ditugaskan untuk mengawasi ke semua anak tersebut agar tetap aman.

Bayi jerapah yang lahir sangat spesial. Proses untuk tumbuh dewasa pun membutuhkan waktu yang lama dan banyak kesulitan dan rintangan kematian yang harus dihadapi sebelum menginjak dewasa akibat serangan singa dan karnivora lainnya.

Tidak hanya serangan dari hewan saja, manusia juga menjadi salah satu alasan semakin terancamnya keberadaan jerapah di bumi ini. Perburuan liar, perdagangan illegal, hingga rusaknya habitat mereka menjadi salah satu dari sekian banyak alasan mengapa kini jerapah masuk ke dalam salah satu hewan yang terancam punah.

Padahal, jerapah adalah salah satu kunci yang menjaga keseimbangan ekosistem. Mereka menjangkau apa yang tidak bisa dijangkau oleh makhluk lainnya. Daun dari pepohonan tinggi yang mereka makan, menjadi bibit baru dan serbuk tersebar melalui sistem pencernaan dan moncongnya sehingga secara tak sengaja mereka melestarikan alam dan sekelilingnya.

Menyadari pentingnya keberadaan mereka adalah langkah terbaik untuk menyelamatkan jerapah dari kepunahan. Dengan saling menyebarkan informasi, kita secara tak langsung akan menimbulkan kesadaran kepada sesama akan pentingnya keberadaan jerapah bagi diri kita juga.