6 Fakta Menarik Grivet, Monyet Oportunis yang Perannya Sangat Penting!

Grivet merupakan monyet dunia lama yang berada dalam famili Cecropithecidae dan memiliki nama ilmiah Chlorocebus aethiops. Grivet punya surai putih di sekitar wajahnya yang berwarna hitam. Terdapat garis di atas matanya, mereka bahkan memiliki bulu seperti kumis hitam panjang di pipinya. Sementara itu, bagian punggungnya berwarna olive berbeda dengan bagian depannya yang warnanya putih.
Panjang tubuhnya mencapai 42--49 sentimeter dengan berat 3--8 kilogram. Tahukah kamu bahwa mereka berkerabat dekat dengan monyet vervet? Mereka bahkan sering melakukan kontak dan kawin silang bisa terjadi. Penasaran dengan gaya hidupnya? Mari kenalan lebih jauh melalui fakta berikut ini.
1. Wilayah penyebaran grivet

Penyebaran grivet berada di bagain timur Sudan di White Nile, Eritrea, bagian timur Ethiopia hingga Lembah Rift dan Djibouti. Mereka menghuni hutan sabana dan harus berada di dekat sumber air, khususnya saat musim kemarau. Animalia menginformasikan bahwa grivet bisa beradaptasi di banyak habitat, bahkan bisa ditemui di area pedalaman dan perkotaan.
2. Grivet adalah omnivora oportunis

Sebagai omnivora oportunis, menu makan grivet sangatlah beragam. Mereka mengonsumsi rerumputan, akar, bunga, buah-buahan, serangga, burung kecil, dan hewan pengerat. Habitat aslinya terdiri dari sedikit jenis pepohonan yang memungkinkan ketersediaan buah dan bunga tidak bisa diprediksi. Karenanya, grivet harus bergantung pada sumber makanan lainnya untuk memenuhi nutrisi.
Melansir Net Primate Concervancy, grivet beradaptasi dengan baik di lingkungan yang berubah dan ketersediaan makanannya tidak pasti. Di area habitat alaminya yang diubah menjadi pertanian, mereka beralih memakan tanaman pertanian yang membuat petani resah.
3. Ketersediaan makanan memengaruhi jumlah kawanan

Ada banyak primata yang memilih hidup dalam kawanan dan membentuk interaksi sosial, sama seperti grivet. Mereka hidup dalam kelompok jantan dan betina terpisah, biasanya terdiri dari lebih banyak bayi dan grivet muda daripada jantan dewasa. Akan tetapi, perbandingan jumlah jantan, betina dan grivet muda bergantung pada habitat dan kualitas makanannya.
Sumber makanan akan mempengaruhi seberapa besar kawanan grivet di area tersebut. Betina dewasa lebih fokus untuk mendapatkan makanan dan merawat anak-anaknya, sementara jantan bertugas melindungi kawanan. Namun, keduanya memiliki hierarki masing-masing.
4. Vokalisasinya sangat rumit

Sumber yang sama menjelaskan bahwa grivet berkerabat dekat dengan monyet vervet, keduanya memiliki vokalisasi rumit untuk berkomunikasi satu sama lain. Vokalisasinya diiringi oleh gerakan tubuh intens dan ekspresi wajah. Panggilan yang paling sering terdengar adalah saat mereka mendeteksi adanya bahaya, seruannya sangat keras.
Saat pertarungan antar kawanan pecah, grivet mengeluarkan jeritan dan memukuli lengannya untuk mengintimidasi grivet pengganggu. Sementara itu, suara geletuk terdengar saat anggota kawanan sedang berkomunikasi.
5. Sistem perkawinan grivet

Sistem perkawinan grivet adalah poligami, betina memiliki batasan jumlah jantan yang dikawininya, sementara jantan bisa kawin dengan beberapa betina. Setiap betina melahirkan satu bayi setelah mengandung selama 2--3 bulan. Butuh waktu dua bulan bagi mereka untuk mendapatkan bulu dewasanya. Beberapa bulan pertama kehidupannya, bayi tetap dekat dengan induknya sebelum jadi mandiri.
6. Grivet memiliki banyak peran!

Pola makannya sebagai omnivora membuat grivet memiliki banyak peran di lingkungannya. Mereka mengonsumsi dedaunan, batang, buah dan getah dari pohon akasia sekaligus berperan untuk menyebarkan benih barunya. Grivet juga memangsa serangga sehingga mereka berperan dalam pengendalian jumlah serangga di habitatnya. Tidak hanya itu, mereka menjaga rantai makanan karena berperan sebagai mangsa dari predator, seperti macan tutul, singa, dan elang.
Grivet ternyata berkerabat dekat dengan monyet vervet. Mereka adalah omnivora oportunis, bisa memakan apa pun yang ditemuinya. Saat ini, grivet diklasifikasikan sebagai Least Concern oleh IUCN. Jumlah populasinya tidak diketahui secara pasti, tapi itu masih stabil sampai sekarang. Ancaman utamanya berupa penghancuran hutan dan perburuan dagingnya.