Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Sejarah Kota Hanoi, Perpaduan Menarik Budaya Timur dan Barat

potret Kota Hanoi
potret Kota Hanoi (pixabay.com/TisiFo)
Intinya sih...
  • Sejarah Hanoi dimulai pada tahun 1010 dengan nama Thăng Long, mencerminkan keyakinan spiritual masyarakat.
  • Pengaruh Tiongkok selama seribu tahun membawa unsur budaya, administrasi, dan filosofi Konfusianisme yang memperkaya karakter masyarakat setempat.
  • Kawasan Old Quarter menjadi saksi kehidupan kota sejak masa Dinasti Lý dan Trần, tetap menjadi simbol kekayaan budaya Vietnam di Hanoi.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kalau kamu pernah mendengar Hanoi sebagai kota tua yang penuh pesona, kamu tidak salah sama sekali. Di balik hiruk-pikuk modernnya, Hanoi menyimpan sejarah panjang yang membentuk karakternya hingga sekarang. Kota ini adalah ruang hidup bagi budaya Asia Timur yang mengakar kuat sekaligus jejak kolonial Barat yang masih terlihat jelas.

Setiap sudut Kota Hanoi bagaikan buku terbuka yang bisa kamu baca melalui bangunan, tata kota, dan peninggalan sejarahnya. Perpaduan yang unik ini membuat Hanoi terasa hidup dan autentik, bukan sekadar destinasi wisata biasa. Yuk, kenali lima fakta sejarah Hanoi yang menunjukkan kombinasi budaya Timur dan Barat secara nyata.

1. Dari Thăng Long ke Hanoi: awal mula sebuah ibu kota

potret Kota Hanoi
potret Kota Hanoi (pixabay.com/TisiFo)

Sejarah Hanoi dimulai pada tahun 1010 ketika Kaisar Lý Thái Tổ memindahkan ibu kota kerajaan ke kawasan ini dan menamakannya Thăng Long atau naga naik. Nama ini bukan hanya simbol kekuasaan, tapi juga mencerminkan keyakinan spiritual masyarakat pada masa itu. Seiring berjalannya waktu, wilayah ini menjadi pusat politik dan budaya penting di Vietnam.

Pada era Dinasti Nguyễn tahun 1831, nama Hanoi resmi digunakan dan bertahan hingga sekarang. Nama ini berasal dari kata yang berarti sungai dan nội yang berarti di dalam, merujuk pada letak kota yang dikelilingi aliran sungai besar. Penamaan tersebut menggambarkan identitas geografis sekaligus nilai historis kota ini.

2. Pengaruh Tiongkok selama seribu tahun

potret Kota Hanoi
potret Kota Hanoi (pixabay.com/manhdoan)

Wilayah Hanoi sudah dihuni sejak zaman prasejarah, bahkan sejak kebudayaan Sơn Vi sekitar 10.000–20.000 tahun lalu. Namun, pengaruh besar datang ketika Vietnam bagian utara, termasuk Hanoi, berada di bawah kekuasaan Dinasti Tiongkok selama hampir seribu tahun. Periode ini membawa unsur budaya, administrasi, dan filosofi Konfusianisme yang memperkaya karakter masyarakat setempat.

Jejak pengaruh Tiongkok dapat dilihat dari struktur pemerintahan kuno, tradisi, dan ornamentasi bangunan klasik. Tidak hanya itu, arsitektur dan pola permukiman juga mengikuti gaya Asia Timur yang khas. Kehidupan budaya di Hanoi tumbuh dari perpaduan pengaruh lokal dan kekuasaan luar.

3. Old Quarter: identitas asli Vietnam yang masih terjaga

potret Old Quarter, Hanoi
potret Old Quarter, Hanoi (pexels.com/HONG SON)

Kawasan Old Quarter atau Phố Cổ Hà Nội menjadi saksi kehidupan kota sejak masa Dinasti Lý dan Trần. Jalanan sempit, bangunan tua, dan pola hunian yang mengikuti aliran air menggambarkan gaya arsitektur tradisional. Kawasan ini menjadi pusat aktivitas ekonomi masyarakat sejak berabad-abad lalu.

Setiap jalan dulunya ditempati satu jenis pedagang atau pengrajin hingga muncul istilah 36 phố phường atau 36 jalan terkenal. Rumah-rumah bergaya tube house yang sempit dan memanjang juga mencerminkan cara masyarakat menyesuaikan diri dengan keterbatasan lahan. Hingga kini, Old Quarter tetap menjadi simbol kekayaan budaya Vietnam di Hanoi.

4. Masa kolonial Prancis dan sentuhan Eropa di Hanoi

potret Kota Hanoi
potret Kota Hanoi (pexels.com/Arnie Chou)

Pada akhir abad ke-19, Prancis menaklukkan Hanoi dan menjadikannya bagian dari Indochina Prancis. Masa kolonial ini membawa perubahan signifikan terhadap struktur kota dan gaya hidup masyarakat. Arsitektur bergaya neo-klasik, jalan lebar, balkon besi, dan jendela tinggi menjadi ciri khas kawasan yang didesain ulang oleh pemerintah kolonial.

Tak hanya arsitektur, pengaruh Barat juga hadir dalam pendidikan, administrasi, dan infrastruktur publik. Banyak gedung pemerintahan, sekolah, dan fasilitas umum yang mengikuti gaya Eropa. Jejak ini masih terlihat jelas hingga kini dan membuat Hanoi tampak unik dibanding kota lain di Asia Tenggara.

5. Perang, kemerdekaan, dan kelahiran kota modern

potret Ho Chi Minh Mausoleum
potret Ho Chi Minh Mausoleum (pexels.com/Hugo Heimendinger)

Setelah Revolusi Agustus 1945, Hanoi ditetapkan sebagai ibu kota Republik Demokratik Vietnam. Namun, masa perang yang panjang, khususnya Perang Vietnam, membuat banyak bangunan bersejarah rusak akibat pemboman udara. Meski begitu, karakter kota tetap bertahan melalui rekonstruksi bertahap.

Setelah reunifikasi tahun 1976, Hanoi berkembang menjadi kota modern tanpa meninggalkan akar sejarahnya. Gedung kolonial, kuil kuno, dan infrastruktur baru saling berdampingan membentuk panorama yang khas. Kombinasi arsitektur Timur dan Barat menjadikan Hanoi kota yang kaya akan cerita dan visual.

Siap menjelajahi Hanoi dari kacamata sejarahnya? Kota ini seperti perpaduan masa lalu dan masa kini yang hidup dalam satu lanskap penuh warna.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agsa Tian
EditorAgsa Tian
Follow Us

Latest in Science

See More

5 Fakta Sejarah Kota Hanoi, Perpaduan Menarik Budaya Timur dan Barat

04 Okt 2025, 09:42 WIBScience