5 Fakta Splendid Leaf Frog, Katak Daun Indah dari Hutan Hujan Tropis

- Tubuh splendid leaf frog terdiri dari kombinasi warna mencolok.
- Berbeda dengan jenis katak lain, splendid leaf frog adalah katak arboreal yang menghabiskan sebagian besar waktunya di atas pohon.
- Splendid leaf frog berkembang biak di celah-celah atau rongga pohon tumbang berisi air.
Di hutan yang lembap, di antara rimbunnya dedaunan, hidup seekor amfibi yang memancarkan keindahan luar biasa. Namanya adalah splendid leaf frog alias si katak daun yang indah. Mereka dikenal karena memiliki penampilan dan perilaku unik. Namun, hal tersebut bukanlah satu-satunya yang memukau.
Banyak fakta menarik lainnya yang belum diketahui tentang hewan vertebrata yang hidup di dua alam ini. Lantas, apa yang membuat mereka begitu “splendid” hingga mengundang decak kagum?
Yuk, kenal lebih dekat dengan splendid leaf frog!
1. Klasifikasi unik

Splendid leaf frog atau katak daun yang indah adalah spesies katak pohon dengan nama ilmiah Cruziohyla calcarifer. Katak ini dideskripsikan pada tahun 1902 oleh George Albert Boulenger, seorang ahli zoologi berkebangsaan Belgia-Inggris. Splendid leaf frog berasal dari kelas amfibi dan merupakan bagian dari famili Hylidae, yaitu keluarga katak pohon sejati.
Dilansir Kiddle, para ilmuwan terus mempelajari DNA hewan untuk memahami bagaimana spesies yang berbeda saling terkait. Hasilnya, ditemukan bahwa Cruziohyla calcarifer si katak daun yang indah ini adalah spesies yang paling berbeda dalam kelompok Cruziohyla. Meskipun penampilannya terlihat mirip dengan Cruziohyla calcarifer, namun secara genetik Cruziohyla sylviae alias katak pohon Sylvia justru berkerabat dekat dengan Cruziohyla craspedopus atau katak pohon berumbai.
2. Ciri fisik yang memukau

Jika diamati, splendid leaf frog memang memiliki penampilan yang sangat unik dan memukau. Tubuhnya terdiri dari kombinasi warna mencolok, yaitu warna hijau tua di bagian atas moncong, kepala, punggung, hingga tungkai kaki, warna kuning dan jingga. Pada bagian bawah moncong, dada, perut, hingga selaput kaki, terdapat bintik-bintik berwarna putih atau biru pucat yang halus pada permukaan kulit punggungnya.
Dilansir AmphibiaWeb, splendid leaf frog memiliki tanda ventral atau bagian bawah tubuh berwarna gelap, yaitu berupa corak garis-garis berwarna hitam di setiap sisi tubuh dan pahanya. Corak ini akan berkembang menjadi pola segitiga yang khas setelah metamorfosis dan terlihat jelas sebelum katak muda mencapai warna dewasa.
Warna tubuh yang mirip dengan daun pepohonan ini membuat splendid leaf frog lebih mudah berkamuflase. Jika diukur dari moncong hingga kloaka (lubang saluran pencernaan, saluran kemih, dan saluran reproduksi), panjang tubuh splendid leaf frog jantan sekitar 5,1 cm--8,1 cm, sedangkan betina sekitar 6,1 cm--8,7 cm. Mata mereka berukuran sedang dengan pupil vertikal dan iris mata yang terdiri dari dua warna, yaitu abu-abu di bagian tengah dan kuning di bagian tepi.
3. Habitat dan perilaku

Splendid leaf frog adalah hewan endemik yang berarti hanya ada di wilayah geografis tertentu. Mereka dapat ditemukan di Amerika Tengah dan Selatan, terutama di lereng Karibia, Nikaragua tenggara, Honduras timur hingga ke selatan Kosta Rika dan Panama, serta dataran rendah Pasifik Kolombia dan Ekuador barat laut pada ketinggian 0--500 meter di atas permukaan laut. Lebih tepatnya di hutan dataran rendah yang lembap.
Berbeda dengan jenis katak lain, splendid leaf frog adalah katak arboreal yang menghabiskan sebagian besar waktunya di atas pohon, bahkan saat berkembang biak. Siapa sangka, mereka juga hewan nokturnal yang aktif di malam hari demi menghindari pemangsa yang berburu di siang hari. Selain itu, aktivitas di malam hari juga memungkinkan mereka leluasa untuk berburu serangga menggunakan penglihatannya yang tajam, serta berinteraksi di waktu yang lebih tenang dan sejuk.
4. Reproduksi dan perkembangbiakan

Cara splendid leaf frog menarik pasangan saat musim kawin terbilang unik. Dilansir AmphibiaWeb, katak jantan yang sedang berkembang biak memiliki satu kantung vokal subgularis yang terletak di bawah tenggorokan dan hanya dapat diregangkan sedikit. Mereka hanya turun dari kanopi hutan untuk berkembang biak sambil membuat suara panggilan lembut bernada rendah berbunyi “whuunk” setiap 5--10 menit dari atas pohon, lalu membentuk kelompok perkembangbiakan kecil yang terdiri hingga lima ekor katak jantan bertengger di daun atau batang pohon.
Splendid leaf frog berkembang biak di celah-celah atau rongga pohon tumbang berisi air. Sekumpulan telur dapat berisi sekitar 10--54 telur, namun beberapa di antaranya mungkin saja telur kosong. Uniknya, kolam tersebut juga digunakan bersama dengan larva capung yang dapat memakan kecebong berukuran 2,8 cm. Telur-telur ini akan menetas sekitar 7--10 hari setelah diletakkan dan bermetamorfosis selama kurang lebih 6 bulan, tapi telur dapat menetas lebih cepat untuk menghindari banjir dan predator seperti ular. Di Amerika Tengah, splendid leaf frog dapat berkembang biak secara terus menerus sepanjang musim hujan di bulan Maret--Oktober.
5. Ancaman

Meskipun katak daun yang indah dapat berkembang biak secara terus menerus, tetapi populasinya sangat langka di semua negara. Di Ekuador, spesies ini tercatat sangat jarang dan habitatnya terancam akibat deforestasi. Di Kolombia, mereka hanya ada di beberapa lokasi, terutama di Chocó dan Valle de Cauca.
Lain halnya di Panama, hanya ada tiga belas spesimen yang diketahui, dua di antaranya ditemukan lebih dari 15 tahun yang lalu. Sedangkan di Kosta Rika, hanya lima spesimen yang saat ini diketahui dan yang terakhir ditemukan pada tahun 1977. Selain predator pemburu, menurunnya populasi splendid leaf frog, juga disebabkan oleh banyak faktor, seperti hilangnya habitat alami akibat penebangan hutan secara liar untuk dijadikan lahan pertanian, peternakan, dan urbanisasi, bahkan mereka juga terkontaminasi pestisida, pupuk, dan polutan.
Saat ini status konservasi katak daun, khususnya Cruziohyla calcarifer terdaftar sebagai “Least Concern” oleh IUCN dengan kurang dari 50 spesimen yang terdokumentasi dalam kurun waktu lebih dari 100 tahun. Namun, kita semua berharap, di masa depan, populasi spesies unik ini dapat hidup dengan baik di habitatnya, mengingat perannya yang sangat penting dalam ekosistem sebagai pengendali hama dan indikator kesehatan lingkungan.