Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

11 Fakta Terunik Joe Biden, Pernah Dirundung karena Gagap

Joe Biden berbicara pada Cancer Moonshot. (commons.wikimedia.org/The White House)
Intinya sih...
  • Joe Biden kehilangan istri dan anaknya dalam kecelakaan mobil saat awal karier politiknya.
  • Biden mengalami gangguan bicara sejak kecil dan pernah menjadi sasaran empuk bagi perundungan di masa sekolah.
  • Biden menjadi jutawan setelah meninggalkan jabatan wakil presiden.

Karier politik Joseph Robinette Biden Jr atau dikenal dengan nama Joe Biden sebenarnya dimulai sejak lama. Ia adalah senator yang paling lama menjabat di Delaware, negara bagian Amerika Serikat. Lalu, Joe Biden mencalonkan diri sebagai Presiden AS sebanyak dua kali sebelum akhirnya berhasil memenangkan posisi tersebut.

Namun, kehidupan Joe Biden tidak selalu berjalan dengan mulus. Ia tumbuh sebagai anak yang gagap. Ia juga pernah kehilangan istri dan putrinya secara tragis pada awal kariernya sebagai senator. Biden juga membesarkan putra-putranya seorang diri sambil bekerja di senat.

Kisah ini terulang 40 tahun kemudian lantaran putranya meninggal dunia saat Joe Biden menjabat sebagai Wakil Presiden AS. Akan tetapi, Joe Biden tetap bertahan di tengah-tengah duka itu. Dia tetap fokus dengan karier politiknya. Biden pun menjadi salah satu tokoh penting di balik pengesahan RUU VAWA pada 1994 dan perluasannya pada tahun-tahun berikutnya hingga 2027. Lalu, seperti apa kehidupan Joe Biden yang jarang diketahui banyak orang?

 

1. Joe Biden lahir di kota kecil Scranton

rumah masa kecil Joe Biden (commons.wikimedia.org/Natecation)

Scranton adalah sebuah kota kecil di Pennsylvania utara. Joe Biden tinggal di Scranton selama 10 tahun sebelum pindah ke Delaware bersama orangtuanya. Meski begitu, ia sering mengunjungi Scranton untuk tampil pada beberapa acara dan kampanye.

Joe Biden mengenalkan kampung halamannya itu dalam beberapa video kampanyenya pada pemilihan presiden 2020. Biden mengatakan bahwa dirinya adalah "anak dari Scranton". Dia mengunjungi kota kecil itu pada berbagai kesempatan selama kampanye, termasuk pada hari pemilihan.

Namun, upayanya itu tidak sesukses yang diharapkannya. Banyak dari warga Scranton yang meragukan keputusannya untuk mencalonkan diri sebagai presiden. Banyak yang menganggap bahwa Joe Biden terlalu tua untuk posisi ini. Sementara itu, beberapa warga Scranton lainnya tidak terlalu peduli dengan calon presiden yang berasal dari wilayah mereka. Bahkan, saat dewan kota memberi nama dua jalan dengan nama Presiden Joe Biden, masyarakat setempat memprotes keputusan tersebut.

2. Joe Biden pernah dirundung karena gagap yang dialaminya

ilustrasi perundungan (pexels.com/Mikhail Nilov)

Kebanyakan dari kita mungkin sadar, nih, kalau Joe Biden suka terbata-bata ketika berpidato. Biden kadang salah mengucapkan kata-kata, bahkan tergagap-gagap. Hal ini disorot betul ketika dia sudah menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat.

Menurut sang presiden sendiri melalui Los Angeles Times, ia memang sudah lama menderita kegagapan. Kegagapan yang dialami Joe Biden terjadi sejak ia masih di taman kanak-kanak. Pada saat itu, seorang ahli patologi wicara pun tidak dapat membantu menyembuhkan kegagapan yang dialaminya.

Saat masa sekolah, Joe Biden sering kali dijadikan sasaran empuk bagi anak-anak yang suka merundung. Bukan saja teman sebayanya yang mengejek, tetapi para guru juga. Bahkan, ada yang memanggilnya "Mr. Bu-bu-bu-Biden". Kesal dengan perlakuan buruk yang diterimanya, Joe Biden memilih untuk melatih bicaranya, banyak menghafal, dan membaca puisi Irlandia. Hal ini terbukti membuatnya jadi lebih lancar ketika berbicara.

Joe Biden juga belajar berkomunikasi sebelum ia memulai percakapan dengan lawan bicaranya. Selain itu, ia mulai belajar mengendalikan diri agar terhindar dari rasa kurang percaya diri yang bisa membuat dirinya gugup. "Itu membuatmu fokus pada apa yang dipikirkan orang lain, apa yang mungkin ada dalam pikiran mereka," katanya dalam pidato.

3. Joe Biden menjadi salah satu senator termuda dalam sejarah AS

potret Joe Biden saat menjabat sebagai senator (commons.wikimedia.org/U.S. Congress)

Setelah Joe Biden menyelesaikan pendidikan tingginya di University of Delaware (1965) dan Syracuse University College of Law di New York (1968), ia langsung masuk ke dunia politik. Biden pernah menjadi pegawai dewan daerah New Castle dari 1970 sampai 1972. Pada 1972, ia menjadi senator termuda keenam dalam sejarah Amerika. Joe Biden mencalonkan diri sebagai senator lagi setahun kemudian dan kembali mencalonkan diri sebagai senator sebanyak enam kali. Biden pun enam kali menang hingga menjadikannya senator terlama di Delaware.

Sebagai lulusan Hukum, Joe Biden sering menggunakan pengetahuan hukumnya di senat. Prioritas utamanya melibatkan peradilan pidana dan hubungan luar negeri. Biden adalah orang yang sangat mendukung untuk mengerahkan pasukan AS dalam konflik Balkan pada 1990-an. Dia juga mengusulkan rencana perpecahan untuk menjaga perdamaian di Irak—Biden bahkan mendukung keputusan George W Bush untuk menyerang Irak.

Selain itu, Joe Biden juga terlibat dalam kebijakan narkoba di AS. Dia memberikan wewenang untuk membuat kebijakan narkoba agar lebih terpadu. Namun, perannya dalam memerangi narkoba dan menangkap pengguna serta pengedar narkoba secara massal sudah lama menjadi bahan perdebatan para kritikus, sebagaimana yang ditulis Vox.

 

4. Joe Biden juga mengajar tentang hukum

Joe Biden dan Dr. Jill Biden bersama para pemenang Penghargaan Presiden untuk Keunggulan dalam Pengajaran Matematika dan Sains pada 29 Juni 2012 di Auditorium Pengadilan Selatan. (commons.wikimedia.org/Official White House Photo by Chuck Kennedy)

Selain posisinya sebagai senator, Joe Biden mendedikasikan waktunya untuk mengajar mahasiswa di Delaware Law School. Sebagai seorang profesor, ia mengajar Hukum Konstitusi dengan menggabungkan pengetahuan yang didapatkannya dan pengalamannya sebagai anggota Kongres AS. Menurut rekannya yang juga mengajar di Delaware Law School, Profesor Hukum bernama Delaware Bob Hayman mengatakan bahwa Joe Biden memiliki wawasan yang langka mengenai sistem pemerintahan dan menjadi inspirasi bagi para murid.

Para siswa mengungkapkan bahwa Joe Biden adalah orang yang rendah hati. Ia sosok yang ramah saat sedang mengajar di kelas. Selain itu, Biden sering mengajak para siswa berdiskusi, dan tidak pernah pilih kasih.

Di samping itu, saat rapat dengan anggota senat lainnya, dia selalu memakai nada yang sama dan tidak merendahkan siapa pun. Percakapannya juga berhubungan dengan kepentingan masyarakat AS. Ia menyampaikan suaranya tentang pentingnya layanan publik dan kesempatan yang sama bagi semua warga negara AS. Ia pun menyoroti tanggung jawab yang diemban pejabat publik.

5. Joe Biden mendukung hak-hak perempuan

Joe Biden menjadi tamu utama di Perpustakaan Kepresidenan LBJ pada Selasa, (03/08/2017). Terlihat Joe Biden sedang berbicara dengan siswa dari LBJ School of Public Affairs. (commons.wikimedia.org/LBJ Library)

Salah satu pencapaian terbesar Joe Biden sebagai senator ialah pengesahan RUU Kekerasan terhadap Perempuan atau Violence Against Women Act (VAWA) pada 1994. Ini merupakan kebijakan hukum pertama di AS terhadap kasus kekerasan seksual dan kekerasan dalam rumah tangga. Berkat RUU tersebut, terdapat pelatihan bagi penegak hukum untuk menangani kekerasan dalam rumah tangga di AS.

RUU VAWA diperbarui secara berkala pada 2000, 2005, dan 2013 dengan selalu di bawah pengawasan Joe Biden. Biden dan timnya meningkatkan akses dukungan dan upaya pencegahan sambil mengorganisasi beberapa kampanye nasional di berbagai bidang, seperti pendidikan dan militer. Pada 2022, Joe Biden yang menjabat sebagai presiden AS mengesahkan Violence Against Women Act Reauthorization Act. Undang-undang baru ini memungkinkan pengadilan suku asli Amerika untuk mengadili pelaku kejahatan seks dari nonpribumi di tanah adat dan meningkatkan dukungan bagi komunitas yang terpinggirkan serta reformasi sistem peradilan militer, sebagaimana yang dijelaskan The White House.

6. Joe Biden kehilangan banyak anggota keluarganya

pamflet kampanye senator Joe Biden pada 1972 bersama istrinya, Neilia, dan anak-anaknya, Naomi, Hunter, serta Beau. (commons.wikimedia.org/Joe Biden 1972 senatorial campaign)

Kisah hidup Joe Biden bisa dibilang sangat tragis. Itu karena ia kehilangan bukan hanya 1, tapi 3 anggota keluarga dekatnya. Hal ini terjadi saat ia meniti kariernya di dunia politik. Saat itu, Joe Biden menikah muda sebelum ia menyelesaikan gelar keduanya.

Beberapa bulan setelah Joe Biden menjadi senator untuk pertama kalinya pada 1972, istrinya yang bernama Neilia Hunter dan putri mereka yang berusia 13 bulan yang bernama Naomi meninggal dalam kecelakaan mobil. Sementara, dua anak lainnya, Beau dan Hunter, selamat dalam kecelakaan tersebut meski menderita luka serius, tulis laporan The Eastern Herald. Kecelakaan itu terjadi ketika mereka ingin membeli pohon natal. Masih diselimuti duka, Joe Biden tetap melanjutkan karier politiknya yang telah ia perjuangkan sejak lama. Biden bahkan dilantik sebagai senator di samping anak tertuanya yang masih dirawat di rumah sakit.

Pada 2015, Joe Biden kembali dikejutkan dengan kematian salah satu anggota keluarganya, tepat sebelum pemilihan presiden pada 2016. Putranya yang bernama Beau, yang bertugas di Garda Nasional dan jaksa agung di Delaware, meninggal karena glioblastoma. Ini 2 tahun setelah ia diketahui mengidap kanker otak. Kali ini, Joe Biden membatalkan kampanye kepresidenannya. Momen ini bisa dibilang sangat menguras mentalnya lantaran selama 2 tahun lamanya Beau berjuang dengan penyakitnya itu.

7. Joe Biden tidak sungkan menceritakan masa lalunya yang pahit

Beau Biden menyampaikan pidato kemenangannya sebagai Jaksa Agung Delaware pada 7 November 2006 yang disaksikan oleh Jill Biden, Joe Biden, dan keluarga Biden lainnya. (commons.wikimedia.org/Office of United States Senator Joe Biden)

Joe Biden tidak pernah menyembunyikan pengalaman tragisnya. Ia justru memanfaatkannya untuk mencari dukungan publik. Biden sering menceritakan kisah traumatisnya dan mendalami permasalahan tersebut dengan menulisnya dalam sebuah buku biografi berjudul Promise Me, Dad: A Year of Hope, Hardship, and Purpose (2017).

Joe Biden menceritakan tentang kematian putranya saat ia menjabat sebagai wakil presiden. Biden menggambarkan bagaimana dia harus berjuang merawat anaknya di rumah sakit sekaligus menangani beberapa konflik internasional. Biden juga dihadapkan dengan dilema yang luar biasa tentang apakah dia akan mencalonkan diri lagi sebagai presiden atau tidak.

Joe Biden juga menceritakan bagaimana Barack Obama ingin membayar tagihan medis putranya. Seperti yang mungkin kamu ketahui, Barack Obama disebut-sebut sebagai teman baik dan sekutu politik Joe Biden. Dalam buku tersebut, Biden menyebutkan bahwa dirinya pasti akan memenangkan pemilu presiden 2016 jika ia memilih untuk melanjutkan pencalonannya. Namun, karena dilanda kesedihan mendalam, dia memutuskan untuk tidak melanjutkan.

Promise Me, Dad: A Year of Hope, Hardship, and Purpose bukan satu-satunya memoar yang ditulis Joe Biden. Ia juga menerbitkan memoar berjudul Promises to Keep: On Life and Politics (2008). Dalam memoar ini, ia menggambarkan awal mula dan perjuangannya melawan gangguan bicara (gagap) serta penyakit aneurisme pada 1988. Selain itu, Biden juga membahas tentang nilai-nilai yang membentuknya menjadi politisi seperti sekarang ini, seperti nilai-nilai kekeluargaan, keyakinan, ketekunan, dan kejujuran.

8. Joe Biden dan istrinya mengumpulkan kekayaan lewat public speaking serta menerbitkan buku

Joe dan Jill Biden berada di Pusat Teknologi Maju di UCSF Medical Center. (commons.wikimedia.org/The White House)

Karier menulis Joe Biden tidak bisa dipandang sebelah mata. Joe Biden menjadi jutawan dalam beberapa tahun saja. Dilansir USA Today, penghasilannya meningkat dari 396.456 dolar AS atau setara Rp6,3 miliar pada 2016 menjadi 16.596.979 dolar AS atau setara Rp265 miliar pada periode 2017 sampai 2019. Penghasilan ini tidak bisa dianggap enteng bagi seseorang yang mengaku sebagai pekerja kelas menengah karena nominalnya sangat besar.

Meningkatnya kekayaan Joe Biden terjadi setelah ia meninggalkan posisinya sebagai wakil presiden di pemerintahan Barack Obama—yang dianggap mencurigakan oleh sebagian orang. Laporan pajak Joe Biden mengungkapkan bahwa Joe dan Jill Biden memperoleh lebih dari 15,6 juta dolar AS atau setara Rp249 miliar antara 2017 sampai 2019 hanya dari acara public speaking (berbicara di publik) dan kesepakatan penerbitan. Di sisi lain, Promise Me, Dad: A Year of Hope, Hardship, and Purpose terjual dengan keuntungan lebih dari 10 juta dolar AS atau setara Rp159 miliar. Sementara itu, Jill Biden juga menulis bukunya sendiri, Where the Light Enters, yang menghasilkan 3 juta dolar AS atau setara Rp47 miliar. Penghasilan yang didapat dari public speaking adalah 4,29 juta dolar AS atau setara Rp68,5 miliar untuk Joe Biden dan 700.000 dolar AS atau setara Rp11 miliar untuk Jill Biden.

Sebenarnya, ini bukanlah hal baru bagi para politisi. Itu karena sebagian besar mantan presiden kekayaannya akan meningkat setelah ia meninggalkan jabatannya. Namun, penghasilan terbesar setelah menjabat adalah Bill dan Hillary Clinton. Mereka berhasil mengumpulkan 75 juta dolar AS atau setara Rp1,2 triliun dari penghasilan public speaking dan penerbitan buku.

9. Joe Biden kalah dua kali dalam pemilihan presiden

Kartu kampanye presiden Joe Biden 1988 memperlihatkan Beau, Hunter, Ashley, Joe, and Jill Biden. (commons.wikimedia.org/Joe Biden 1988 presidential campaign)

Joe Biden mengajukan pencalonan pertamanya sebagai presiden pada 1987. Ia mengorganisasi acara besar di Stasiun Kereta Wilmington lantaran mengundang ribuan orang dari Delaware. Biden bahkan mengoordinasikan perjalanan menggunakan bus bagi mereka yang tempat tinggalnya jauh.

Dalam pidatonya, Joe Biden memfokuskan tujuannya untuk anak-anak Amerika dan kebutuhan mereka. Dana kampanye Biden pun lebih banyak dibandingkan anggota Partai Demokrat lainnya. Ia juga menerima dukungan dari anggota partai lainnya. Namun, Joe Biden mengundurkan diri dari kampanye setelah dituduh melakukan plagiarisme dalam pidatonya, seperti yang dikutip The New York Post.

Pencalonan keduanya terjadi pada 2007 (20 tahun kemudian). Kali ini, relasi dan pendukungnya lebih luas. Mengandalkan teknologi internet, Joe Biden mampu menjangkau lebih banyak orang, seperti videonya yang mengkritik George W Bush.

Selama kampanyenya, Joe Biden muncul di berbagai saluran TV, seperti Comedy Central. Dia berkampanye terkait sistem layanan kesehatan masyarakat dan berjanji untuk mengakhiri pemotongan pajak bagi kaum elite. Namun, saat melawan Barack Obama dan Hillary Clinton, Biden tidak memiliki banyak peluang, terutama setelah mengkritik mereka di The New York Observer.

10. Joe Biden dan kecintaannya terhadap es krim

Joe Biden berjabat tangan dengan seorang gadis kecil sambil memegang es krim. (commons.wikimedia.org/David Lienemann)

Bukan rahasia lagi kalau Joe Biden menyukai es krim. Biden sering terlihat di ruang publik sedang membeli dan memakan es krim. Menurut data Komisi Pemilihan Umum Federal, dalam kampanye kepresidenannya, Joe Biden membeli Jeni's Splendid Ice Creams seharga lebih dari 10 ribu dolar AS atau Rp159 juta. Wow! Namun, dia tidak memakannya sendiri. Es krim tersebut disumbangkan kepada para donatur kampanye sebagai tanda terima kasih.

Keputusan tersebut juga merupakan langkah pemasaran karena Jeni Britton Bauer, pendiri dari Jeni's Splendid Ice Creams, merupakan tim sukses politik Joe Biden. Bauer bahkan pernah mengundang Biden ke kantor pusat perusahaannya pada 2016. Di sana, Biden memberikan pidato tentang masalah upah pekerja. Perusahaan tersebut berbasis di Ohio, negara bagian yang sangat menentukan bagi Joe Biden dalam pemilihan presiden.

11. Joe Biden suka memakai kacamata hitam

Joe Biden dengan tim sepak bola SMA (commons.wikimedia.org/David Lienemann)

Joe Biden suka menyukai kacamata hitam dan memilih Ray-Ban Aviator sebagai koleksi pribadinya. Biden sering bepergian keliling Delaware dengan mengenakan kacamata hitam saat mengendarai Corvette. Dia bahkan mengepos banyak foto di akun Instagram pribadinya dengan memamerkan kacamata Ray-Ban di Gedung Putih. Bahkan, kampanye kepresidenannya menggambarkan Biden dengan kacamata hitam tersebut.

Joe Biden mengaku memakai kacamata sejak muda, tepatnya pada tahun pertama kuliahnya. Saat itu, dia bekerja sebagai penjaga pantai di Wilmington Pool pada 1962. Pasalnya, kacamata hitam sangat populer pada saat itu karena dipakai oleh banyak aktor terkenal dan politisi.

Joe Biden masih menjadi salah satu Presiden AS yang kontroversial. Pasalnya, masa jabatannya berbenturan dengan konflik Israel-Palestina. Namun, di balik itu semua, Joe Biden hanyalah manusia biasa yang memiliki ambisi politik sejak ia muda. Perjalanan karier politiknya pun tak berjalan mulus sebelum akhirnya menjabat sebagai Presiden AS.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha
EditorYudha
Follow Us