Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Unik Camar Biasa, Sering Berenang dan Berburu di Pinggir Laut

Camar biasa (commons.wikimedia.org/Kathy2408)
Camar biasa (commons.wikimedia.org/Kathy2408)

Burung camar merupakan salah satu burung yang sering terlihat di pantai atau pinggir laut. Ia juga mudah dikenali, khususnya dari sayapnya yang panjang, paruhnya yang berwarna kuning, dan tubuh putihnya yang mencolok. Selain itu, burung ini juga sering berinteraksi dengan manusia. Spesies burung camar juga ada banyak dan salah satunya adalah Larus canus atau camar biasa.

Seperti namanya, burung ini sangat mudah ditemukan, khususnya di bumi bagian utara. Di laut, ia menjadi predator yang cukup ganas karena bisa memakan berbagai hewan berukuran kecil. Tak cuma itu, camar biasa juga bisa berenang dan ia sering terlihat mengambang di permukaan air. Terakhir, unggas ini memiliki segudang fakta unik yang beberapa diantaranya akan segera kita bahas.

1. Habitat utamanya mencakup bumi bagian utara

Camar biasa (commons.wikimedia.org/Leafnode)
Camar biasa (commons.wikimedia.org/Leafnode)

Dilansir GBIF, camar biasa merupakan spesies burung yang hidup di bumi bagian utara yang dingin. Tercatat, penyebaran hewan ini mencakup beberapa daerah, seperti seluruh Eropa, Rusia, Amerika Utara, Asia Selatan, Alaska, Asia Tengah, Asia Timur, dan sebagian Asia Tenggara. Soal habitat, camar biasa mampu hidup dimanapun selama daerah tersebut memiliki sumber air. Dalam hal ini, beberapa habitat kesukaannya adalah pinggir pantai, laut lepas, rawa, sungai, area pertanian, danau, dan padang rumput.

2. Dibagi menjadi tiga subspesies

Camar biasa (commons.wikimedia.org/Thermos)
Camar biasa (commons.wikimedia.org/Thermos)

Jika melihat taksonominya, camar biasa dibagi menjadi tiga subspesies. Dikutip iNaturasist, ketiganya adalah Larus canus canus, Larus canus heinei, dan Larus canus kamtschatschensis. Sekilas, ketiganya memang tidak memiliki perbedaan yang siginifikan. Tapi jika kamu teliti kamu akan bisa membedakan mereka dari ciri fisik, warna, corak, dan wilayah penyebarannya.

Sebagai contoh, L. c. kamtschatschensis sering ditemukan di Korea dan Jepang serta merupakan subspesies dengan ukuran terbesar. Kemudian, L. c. heinei ada di Asia Selatan, Eropa, dan Cina. L. c. heinei juga memiliki paruh yang kecil, lebih pucat, dan warna kakinya lebih gelap dari subspesies lain. Terakhir, L. c. canus sering dijumpai di wilayah Eropa dan memiliki ujung sayap yang berwarna hitam serta bobot maksimalnya sekitar 480 gram.

3. Sering berburu ikan dan berenang di pinggir laut

Camar biasa (commons.wikimedia.org/Alexis Lours)
Camar biasa (commons.wikimedia.org/Alexis Lours)

Laman Animal Diversity Web menjelaskan kalau camar biasa selalu beraktivitas di sekitar laut dan perairan. Ia sering terlihat beterbangan di atas laut, bertengger di atas pohon, berkelana di area lembap, atau berdiri sembari mencari mangsa di bebatuan. Seperti burung semi akuatik lain, camar biasa juga bisa berenang. Dengan berenang, ia mampu mencari dan menangkap mangsa dengan lebih efisien. Makanannya juga beragam, mulai dari kerang, cacing, serangga, tikus, buah-buahan, ikan, sampai biji-bijian semuanya bisa dimakan oleh burung ini.

4. Punya tubuh berwarna putih sepanjang 40 centimeter

Camar biasa (commons.wikimedia.org/Alexis Lours)
Camar biasa (commons.wikimedia.org/Alexis Lours)

Jika berbicara soal ukuran, camar biasa termasuk burung berukuran kecil hingga sedang. Dilansir Animalia, panjang maksimal burung ini sekitar 46 centimeter, bobot maksimalnya ada di angka 500 gram, dan bentang sayapnya sekitar 110 sampai 125 centimeter. Selain itu, camar biasa juga memiliki usia yang cukup panjang. Tercatat, burung ini mampu hidup hingga usia 25 tahun.

Camar biasa tak terlalu berbeda dari spesies camar lain dengan badannya yang berwarna putih cerah. Tapi tak cuma putih, gradasi abu-abu, corak hitam, dan bercak kecokelatan juga terlihat di ekor, leher, dan sayap burung ini, khususnya pada individu muda. Paruhnya sendiri berwarna kuning, matanya kecil, dan sayapnya panjang serta ramping yang mana memudahkan burung ini untuk bermanuver dan terbang di atas laut. 

5. Masa penetasan telurnya sekitar 20 hari

Camar biasa (commons.wikimedia.org/Arild Vågen)
Camar biasa (commons.wikimedia.org/Arild Vågen)

Dilansir Avibase, umumnya camar biasa akan bertelur secara berkoloni, namun di beberapa kesempatan ia juga bisa bertelur dan kawin secara individual. Setelah kawin, indivdiu jantan dan betina akan sama-sama membangun sarang di area lembap yang dekat dengan air atau rawa. Kemudian, individu betina akan memproduksi satu sampai tiga telur. Nah, telur-telur tersebut akan dierami selama 24 sampai 26 hari. Saat menetas, anakan camar biasa akan dijaga dan dirawat oleh induknya hingga mencapai usia 35 hari.

Walau memiliki kata "biasa" di namanya, namun hewan ini jauh dari kesan biasa. Sebaliknya, camar biasa justru sangat unik dan menarik untuk dibahas. Contohnya, ia dibagi menjadi tiga subspesies, bisa berenang, bahkan burung ini memiliki penyebaran yang sangat luas. Karena hal tersebut, kamu tak boleh meremehkan burung ini. Justru, kamu harus menghormati dan menjaga eksistensinya agar camar biasa tidak punah.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us