Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Unik Famili Cariamidae, Punya Cakar yang Mirip Dinosaurus!

Cariamidae (commons.wikimedia.org/Olaf Oliviero Riemer)

Salah satu burung yang unik dan tidak biasa adalah burung seriema. Lebih lanjut, penyebutan seriema merujuk pada spesies burung yang berasal dari famili Cariamidae. Dalam hal ini, keunikannya hadir pada berbagai aspek, seperti penyebaran, klasifikasi, populasi, perilaku, kebiasaan, sampai ciri fisik. Sebagi contoh, ia merupakan burung terestrial yang sering beraktivitas di atas tanah. Tak cuma itu, burung ini juga berkerabat dengan burung teror yang sudah lama punah. Terakhir, ia memiliki sickle claw yang sangat mirip dengan beberapa jenis dinosaurus. Nah, supaya pengetahuanmu bertambah kali ini kita akan membahas semua keunikan tersebut di artikel ini!

1. Berkerabat dengan burung teror yang sangat terkenal

Cariamidae (commons.wikimedia.org/Wagner Machado Carlos Lemes)

Dilansir Prehistoric Wildlife, burung teror atau terror birds merupakan penyebutan bagi burung purba yang berasal dari famili Phorusrhacidae. Burung ini angat terkenal karena ia merupakan burung purba ganas yang jadi bisa memakan apapun. Ia juga bisa berlari dengan sangat cepat, memiliki paruh besar nan tajam, serta punya sayap mungil yang membuatnya tak bisa terbang. Ukurannya juga besar dengan tinggi mencapai 2 meter dan bobot maksimal yang mencapai ratusan kilogram.

Uniknya, jika diulik burung teror berasal dari ordo Cariamiformes yang artinya ia berkerabat dengan famili Cariamidae. Dalam hal ini, famili Cariamidae merupakan satu-satunya kerabat burung teror yang masih hidup. Karena berkerabat, keduanya juga memiliki beberapa kesemaan, seperti leher panjang, kaki yang panjang, dan sama-sama punya gaya hidup terestrial.

2. Famili ini hanya menyisakan dua spesies

Cariamidae (commons.wikimedia.org/Manfred Werner)

Dahulu, terdapat banyak spesies Cariamidae yang hidup berdampingan. Sayangnya, mereka semua sudah punah dan sekarang hanya tersisa dua spesies, yaitu Chunga burmeisteri (sireima berkaki hitam) dan Cariama cristata (sireima berkaki merah), jelas Animalia. Kedua spesies tersebut juga mulai terancam karena perburuan liar, kerusakan habitat, alih fungsi lahan, aktivitas manusia, dan penyebaran yang sempit.

Jika berbicara penyebaran, kedua spesies tersebut hanya bisa ditemukan di wilayah Amerika Selatan, seperti di Argentina, Bolivia, Brazil, dan Urugay. Mereka kerap dijumpai di savana, rerumputan, rerumputan, dan hutan. Ukuran mereka juga cukup besar dengan panjang sekitar 70 sampai 90 centimeter dan bobot di angka 1,2 sampai 2,2 kilogram. Terakhir, keduanya punya tubuh berwarna cokelat atau krem yang bisa digunakan untuk berkamuflase.

3. Merupakan burung terestrial yang tidak suka terbang

Cariamidae (commons.wikimedia.org/Milermachado)

Sebenarnya, Cariamidae memiliki sayap yang cukup besar dan ia memiliki kemampuan terbang yang baik. Ia mampu terbang ke atas pohon, terbang dari satu pohon ke pohon lain, bahkan bisa terbang saat didekati oleh predator. Namun, walau begitu burung ini jarang terbang dan lebih memilih untuk berkelana dan beraktivitas di atas tanah. Kemungkinan hal tersebut terjadi karena bentuk tubuhnya memang tidak cocok jika digunakan untuk terbang.

Sebagai hewan terestrial yang beraktivitas di atas tanah, burung ini terbilang lincah. Bayangkan saja, ia bisa berjalan di rerumputan, di area lembab, dan mampu memanjat bebatuan atau pohon tumbang. Cariamidae juga terbilang lincah dan gesit, bahkan kecepatan larinya bisa mencapai 70 km/jam, jelas The Peregrine Fund. Jadi, jika kamu berlomba lari dengan burung ini sudah bisa dipastikan kamu akan kalah.

4. Sangat suka memakan hewan-hewan kecil

Cariamidae (commons.wikimedia.org/Alexander Leisser)

Dilansir Wildlife Journal Junior, Cariamidae merupakan burung karnivor yang sering memakan hewan berukuran kecil. Spesifiknya, mangsa utama burung ini mencakup serangga, mamalia kecil, reptil, sampai burung lain yang ukurannya lebih kecil. Dalam berburu, unggas ini mengandalkan tiga hal, yaitu cakarnya yang kuat, paruhnya yang tajam, serta kecepatannya yang di atas rata-rata.

Pertama, saat mendeteksi mangsa burung ini bisa mengejarnya dengan mudah karena ia sangat cepat. Kemudian, ia juga bisa mencengkeram mangsanya sekuat tenaga dengan bantuan kakinya yang kuat dan cakarnya yang tajam. Nah, setelah tertangkap barulah burung ini akan memakan mangsanya. Saat memakan mangsa, paruhnya yang kuat mampu mengoyak kulit dan daging mangsa dengan mudah.

5. Memiliki sickel claw yang serupa dengan dinosaurus

Sickle claw Cariamidae (commons.wikimedia.org/Matt Edmonds)

Sejatinya burung merupakan dinsoaurus, lebih tepatnya burung adalah satu-satunya dinosaurus yang masih hidup. Nah, secara khusus Cariamidae memiliki sickle claw, yaitu cakar besar, melengkung, dan menghadap ke atas. Cakar tersebut mirip seperti yang dimiliki oleh Dromaeosaruidae, yaitu dinosaurus purba yang sudah lama punah. Namun, kegunaan sickle claw pada kedua hewan tersebut cukup berbeda.

Pertama, Dromaeosauridae menggunakan cakarnya untuk menahan dan mencengkeram mangsa saat berburu. Cakar tersebut juga bisa digunakan untuk menyerang organ vital mangsa. Di sisi lain, Cariamidae justru menggunakan cakarnya untuk mengoyak daging atau bagian tubuh mangsa supaya lebih mudah dimakan, jelas iNaturalist. Hal ini membuktikan kalau burung dan dinosaurus merupakan jenis hewan yang sama.

Walau jarang terbang, ternyata Cariamidae tak kalah unik dari burung lain macam elang atau merpati. Sebaliknya, ia memiliki banyak keunikan, seperti bisa berlari dengan cepat, memiliki sickle claw, berkerabat dengan burung purba, dan memiliki ukuran yang cukup besar. Nah, dari burung ini kita belajar untuk tidak menilai sesuatu hanya dari satu sisi. Jika diulik lebih dalam, suatu hal bisa saja memiliki hal unik dan menarik yang jarang diketahui.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us