9 Fakta Unik Maltese, Anjing Mungil yang Mirip Boneka

Maltese merupakan anjing ras kuno yang dipercaya sudah ada sejak abad 3.500 SM. Selama berabad-abad, anjing Maltese sangat populer di kalangan bangsawan dan kelas atas. Buktinya, mereka kerap muncul dalam tulisan kuno dan karya seni keramik abad 4 SM hingga 5 M.

Sejarah anjing Maltese berawal ketika orang Fenisia membawa anjing tersebut ke Malta, sebuah negara kepulauan di Laut Mediterania sekitar 2.500 tahun yang lalu. Anjing Maltese memiliki banyak nama, antara lain Maltese Lion Dog, Ancient Dogge of Malta, juga Roman Ladies' Dog. Selain itu, Maltese juga memiliki hubungan yang erat dengan keturunan anjing ras Bolognese, Bichon Frisé, dan Havanese.

Berukuran kecil, anjing Maltese hanya memiliki berat sekitar 3-4 kg saat dewasa, lho. Tubuh yang mungil tersebut kerap membuat mereka tampak seperti boneka. Dengan memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil, Maltese dapat hidup mencapai 12-15 tahun.

Mereka merupakan anjing yang suka bersosialisasi dan tanpa takut. Mereka dapat mendekati anjing hingga orang yang baru dengan mudah. Selain itu, ukurannya yang mungil juga memungkinkan mereka untuk lebih mudah dibawa ke mana saja. Terlepas dari parasnya yang mungil dan menggemaskan, anjing Maltese harus senantiasa diawasi terutama di sekitaran anak balita.

Anjing yang berparas menawan ini memiliki sifat utama yang jago beradaptasi, lincah, juga berani. Merujuk pada ukuran mereka yang lebih kecil, Maltese termasuk ke dalam kelompok anjing lap atau toy. Apa itu? Yaitu anjing yang umumnya bertubuh kecil dan bersifat friendly.

Selain itu, mereka juga termasuk ke dalam kelompok anjing companion. Berbeda dengan anjing ras lainnya yang dibiakkan sebagai penarik kereta luncur, penggembala domba, hingga detektif, anjing Maltese hanya bertugas sebagai teman atau pendamping pemiliknya. Sebagai hewan peliharaan, mereka dengan mudah cemas ketika sendiri dan berada di tempat yang lembap atau dingin.

Terlepas dari ukurannya, anjing Maltese dapat jadi anjing pengawas yang cukup mumpuni, lho. Mereka sangat waspada dan cepat bereaksi di saat mereka merasakan adanya ancaman di sekitar pemiliknya. Sangat berani, ya.

Namun, ada pentingnya juga untuk melatih anjing Maltese untuk tidak terlalu overprotective sebab sifat mereka yang cenderung ribut, mulai dari menggonggong hingga melolong. Kadang juga sifat overprotective mereka memungkinkan mereka untuk menggigit orang lain.

Anjing Maltese merupakan anjing yang sangat lincah dan patuh. Mereka senang mempelajari trik baru dan melakukan olahraga. Untuk olahraga sehari-hari, jalan santai sekitar 30 menit sehari sudah cukup untuk menjaga kesehatan mental dan fisiknya.

Dikenal cerdas juga, kombinasi dari refleks cepat dan sifat kepatuhan mereka kerap menjadikan anjing Maltese sebagai anjing andalan dan kompetitif untuk kompetisi anjing. Sebagai race dog, mereka biasanya berpartisipasi dalam lomba rally dan tracking.

Anjing Maltese identik dengan bulu berwarna putih pucat hingga putih gading mengilap yang jatuh hampir ke lantai. Oleh karena itu, bulu panjang mereka harus senantiasa disisir setiap hari untuk menghindari bulu yang kusut juga kotor.

Memiliki bulu yang tidak mudah rontok, anjing Maltese bersifat hypoallergenic sehingga jauh lebih mudah dan luas untuk dirawat. Hal ini tentu merupakan kabar yang bagus bagi para dog lover yang mungkin memiliki alergi terhadap anjing. Namun, jika kedapatan bulu mereka rontok dari yang biasanya, hal tersebut dapat disebabkan oleh adanya perubahan hormon, pertambahan umur, stres, hingga diet yang tidak sehat.

Apa itu tear stains? Tear stains adalah kondisi yang ditandai dengan munculnya noda warna kemerahan di sekitar mata, hidung, juga kaki anjing. Kondisi ini lebih sering muncul pada anjing Maltese yang berwarna lebih cerah.

Umumnya tidak berbahaya, namun hal ini harus senantiasa diwaspadai karena dapat juga bertanda kondisi medis seperti saluran mata air yang tersumbat, alergi, infeksi telinga, hingga faktor lingkungan. Hal ini dapat dicegah dengan rajin membersihkannya dengan kain basah.

Selain tear stains, Maltese juga rentan terhadap kondisi yang bernama snow nose. Snow nose adalah suatu kondisi di mana warna hidung anjing berubah dari warna hitam menjadi pink atau sebaliknya. Mengapa demikian?

Pertama, warna hidung Maltese dapat berubah warna seiring pertambahan umur. Kedua, jika mereka hidup di tempat yang kekurangan atau kelebihan sinar matahari, warna hidung mereka juga dapat berubah. Contoh anjing lain yang memiliki kondisi sama adalah Siberian husky.

Kerap memiliki sifat picky eaters atau pemilih dalam hal makanan, membuat anjing Maltese agak sulit untuk dirawat. Mereka memiliki sistem pencernaan yang sensitif dan rentan sehingga hanya dapat makan makanan yang telah diformulasikan khusus untuk rasnya.

Anjing Maltese lebih senang memakan makanan yang sedikit lembap dibandingkan yang kering dan kernyau. Lain dari itu, memiliki jadwal makan yang teratur juga dapat membantu mereka untuk makan lebih lahap dan jadi lebih sehat.

Memiliki paras menawan dan berukuran kecil, kerap membuat anjing Maltese menarik untuk dilihat. Ditambah dengan sifatnya yang cerdas, hypoallergenic, hingga tidak membutuhkan area yang luas untuk dirawat, Maltese dapat jadi pilihan yang tepat untuk dijadikan hewan peliharaan. Kalau kamu sendiri lebih suka anjing ras besar atau kecil, nih?