6 Fakta Ibis Jambul Jepang, Bulunya Berubah saat Musim Kawin

Ibis jambul jepang atau ibis jambul merupakan ibis yang dulunya menyebar luas. Sayangnya, mereka diburu dan dibunuh hingga hampir punah. Burung ini adalah salah satu burung paling terancam keberadaannya di dunia, lho. Mereka berada dalam famili Threskiornithidae dengan nama ilmiah Nipponia nippon. Panjang tubuhnya kisaran 79 cm dengan berat 1 kg, lebar kepakan sayapnya mencapai 1.4 m.
Agar kamu bisa mengidentifikasinya saat mengunjungi habitatnya, sebagian kepalanya tidak berbulu, menunjukkan kulit merah, tapi tengkuknya mempunyai bulu putih yang lebat. Mari mengetahui fakta-fakta menarik tentangnya melalui penjelasan berikut ini.
1. Wilayah penyebaran ibis jambul jepang

Ibis jambul jepang dulunya menyebar di seluruh bagian Asia Timur yang beriklim sedang, mulai dari bagian tengah China hingga Hokkaido di Jepang, dari tenggara Siberia hingga Taiwan. Akan tetapi, penyebaran mereka kini terbatas di beberapa area di China. Populasi di China bermigrasi ke selatan saat musim gugur.
Animal Diversity menginformasikan bahwa ibis jambul jepang menghuni lahan basah sebagai area mencari tempat makannya. Tapi karena gangguan manusia, mereka berpindah ke daerah pegunungan dan menjadikan sawah sebagai tempat mencari makan.
2. Ibis jambul jepang hidup dalam kelompok di luar musim kawin

Ibis jambul jepang berada dalam kelompok di luar musim kawin. Di bagian selatan wilayah penyebarannya di China, mereka dianggap bersarang dalam koloni karena habitatnya lebih sesuai dan mereka menetap. Mereka bisa jadi sangat teritorial saat memasuki musim kawin dan akan melindungi sarangnya dari pengganggu.
3. Ibis jambul jepang sebenarnya pendiam

Ibis jambul jepang biasanya pendiam, bahkan saat makan, membersihkan diri dan beristirahat. Akan tetapi, mereka juga membuat suara rendah terdengar seperti 'gak' ketika ingin terbang. Panggilan tersebut juga diulang beberapa kali sebelum terbang sepenuhnya. Vokalisasi itu juga berguna sebagai panggilan peringatan di alam liar akan adanya pemangsa yang mendekat, dilansir Kidadl.
4. Ibis jambul jepang banyak memangsa hewan kecil

Menu makan ibis jambul jepang terdiri dari katak, ikan, krustrasea kecil, serangga, dan hewan kecil lainnya. Lubang hidungnya terletak di dasar paruhnya, lho. Itu memungkinkannya bisa tetap bernapas di bawah air saat mencari makan bahkan saat membenamkan kepalanya ke dalam perairan dangkal.
5. Bulu ibis jambul jepang mengalami perubahan warna saat musim kawin

Selama musim kawin, bulu ibis jambul jepang di bagian kepala, jambul, leher dan punggungnya berwarna abu-abu. Hal tersebut diakibatkan oleh penyebaran zat lilin seperti tar oleh ibis. Perilaku tersebut dikenal sebagai 'daubing' atau pelumuran. Zat tersebut disekresi dari kulit khusus di kepala dan lehernya. Mereka akan melurmurkan zat tersebut selama musim dingin, tepat sebelum memasuki periode pendekatan pertama.
6. Sistem perkawinan ibis jambul jepang

Sistem perkawinan spesies ibis ini adalah monogami, mereka hanya tetap bersama satu pasangan sepanjang tahun. Musim kawinnya terjadi dari bulan Februari hingga Juni, betina menghasilkan tiga sampai empat telur setiap musimnya. Mereka biasanya membuat sarang di atas pepohonan yang terletak di bukit. Telur-telur tersebut dierami selama 28 hari oleh kedua induknya.
Anak-anak ibis tumbuh sangat cepat, sekitar satu bulan kemudian mereka sudah bisa berjalan di cabang-cabang pepohonan di sekitar sarangnya. Mereka terbang pada hari ke 45 dan mencapai dewasa reproduktif di usia 2-4 tahun.
Sekarang kamu tahu bahwa ibis jambul jepang dulunya tersebar luas tapi sekarang terbatas karena diburu. Berdasarkan Evolutionarily Distinct and Globally Endangered (EDGE), total populasinya hanya sekitar 1,000 individu, termasuk 480 ibis jambul jepang dewasa. Sekarang ini, mereka diklasifikasikan sebagai terancam punah oleh IUCN, walaupun populasinya mengalami tren peningkatan.