Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Jenis Jamur yang Mirip Kayu, sampai Sulit Dibedakan!

ilustrasi jamur tinder (commons.wikipedia.org/GT1976)

Jamur adalah organisme yang banyak tumbuh menempel di pepohonan. Biasanya, jamur digambarkan sebagai organisme dengan fitur unik berupa tudung di atasnya. Namun, sebenarnya, jamur memiliki bentuk yang bervariasi.

Ada jamur yang mirip seperti payung, bunga, batu, otak, terumbu karang, dan sebagainya. Namun ternyata ada juga beberapa spesies jamur yang mirip kayu. Saking miripnya, kamu tidak akan sadar bahwa ini adalah jamur sampai kamu menyentuhnya atau melihatnya dari jarak sangat dekat. Inilah beberapa spesies jamur yang mirip kayu.

1. Jamur chaga

ilustrasi jamur chaga (commons.wikimedia.org/Jerzy Opioła)

Saat melihat jamur chaga, kamu akan langsung berpikir bahwa itu adalah kayu yang menonjol di pohon. Jamur dengan nama ilmiah Inonotus obliquus ini memiliki penampilan kayu hangus yang khas pada inti kayu pohon yang menjadi parasitnya. Jamur ini lebih suka tumbuh di pohon birch hidup. Namun, terkadang jamur chaga juga dapat ditemukan di pohon ek, poplar, alder, abu, dan maple.

Dijelaskan laman Messiah University, jamur ini mungkin ada di pohon selama beberapa dekade tanpa membunuh pohon tersebut. Jika dihilangkan dengan hati-hati, jamur ini bisa tumbuh kembali. Reproduksi seksual dari jamur ini biasanya muncul hanya setelah pohon mati. 

2. Jamur reishi

ilustrasi jamur reishi (commons.wikimedia.org/GLJIVARSKO DRUSTVO NIS)

Jamur reishi adalah jamur mirip kayu yang sudah lama dimanfaatkan karena potensi kegunaannya sebagai obat. Jamur dengan nama ilmiah Ganoderma lucidum ini endemik di wilayah beriklim sedang di Asia Timur dan juga dibudidayakan di seluruh dunia untuk digunakan dalam teh, tincture, dan bubuk suplemen. Beberapa senyawa bioaktif dalam jamur reishi memiliki manfaat bagi kesehatan, seperti antiinflamasi, antioksidan, dan antitumor, dikutip A-Z Animals.

Saat masih muda, jamur reishi memiliki bagian luar yang mengilap dan tekstur kayu. Seiring waktu, kilapnya hilang dan semakin memudar. Jamur berbentuk ginjal ini mempunyai hubungan parasit atau saprobik dengan beberapa jenis pohon.

3. Artist's bracket

ilustrasi jamur artist's bracket (directree.org)

Jamur ini diberi nama Artist’s bracket karena biasa digunakan oleh para seniman sebagai kanvas alami. Jamur ini sangat keras, memungkinkan orang untuk mengukir gambar pada bagian bawahnya untuk selanjutnya memamerkannya.

Jamur bernama ilmiah Ganoderma applanatum ini endemik di kawasan hutan beriklim sedang di Amerika Utara, Eropa, dan Asia. Menurut A-Z Animals, Ganoderma applanatum bersifat parasit dan saprobik pada pohon hidup dan mati. Selain digunakan untuk media lukis, jamur ini juga dipanen untuk mendapatkan manfaat pengobatan. 

4. Jamur tinder

ilustrasi jamur tinder (commons.wikipedia.org/GT1976)

Jamur tinder menghasilkan tubuh buah berukuran besar dan berpori yang seringkali menyerupai kuku kuda. Warnanya bervariasi, tetapi paling sering berwarna abu-abu, hitam, atau coklat. 

Lebar tubuhnya bisa antara 5—43 cm dan tinggi 3—25 cm. Jamur ini berkayu dan keras, dengan permukaan atas bergelombang dan kasar serta bagian bawah berwarna krem ​​dan berpori.

Diterangkan laman Davey, jamur bernama ilmiah Fomes fomentarius ini tumbuh pada berbagai jenis pohon, tetapi paling umum pada kayu keras. Di wilayah Utara, jamur ini paling banyak ditemukan menempel pada pohon birch. Sedangkan, di wilayah Selatan, Fomes fomentarius lebih banyak menginfeksi pohon beech.

Ternyata, jamur memang memiliki tampilan yang sangat bervariasi. Seperti jamur-jamur ini, yang sering dikira kayu yang menonjol dari pohon. Kalau kamu sedang berjalan-jalan dan melihat jamur yang tidak kamu ketahui dengan baik, jangan asal disentuh dan dimakan, ya. Pasalnya ada beberapa jamur yang beracun sehingga sangat berbahaya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Izza Namira
EditorIzza Namira
Follow Us