Kenapa Bangsa Eropa Bisa Menjajah Negara Lain di Masa Lalu?

- Lebih dari 80% negara dijajah Eropa
- Penyebaran agama Kristen dan faktor ekonomi sebagai penyebab utama penjajahan
- Persaingan antara pemimpin lokal, persenjataan canggih, geografi Eropa memudahkan penjajahan
Sebelum 17 Agustus 1945, Indonesia pernah dijajah oleh bangsa asing, salah satu yang terlama adalah Belanda. Sebenarnya, Indonesia bukanlah satu-satunya negara yang pernah dijajah. Hampir semua negara di dunia pernah dijajah, dan sebagian besar penjajah ini adalah negara-negara di benua Eropa.
Penjajahan terjadi ketika satu negara menaklukkan negara lain dan mengeksploitasinya. Pada tahun 1914, sebagian besar negara di dunia telah dijajah oleh orang Eropa. Hanya Jepang, Korea, dan Thailand yang tidak pernah dijajah oleh orang Eropa.
Namun, kenapa banyak negara dijajah oleh Eropa?
1. Menyebarkan agama Kristen ke seluruh dunia

Penyebaran agama Kristen merupakan faktor pendorong utama penjelajahan Eropa, seperti yang dilakukan Spanyol di Amerika. Kala itu, Vatikan memerintahkan Spanyol untuk mengubah penduduk asli Amerika menjadi Katolik.
Setelah itu, Prancis memulai hal serupa di Amerika Utara pada pertengahan tahun 1600-an. Di tahun 1800-an, hal yang sama juga dilakukan di Afrika. Singkatnya, menyebarkan agama adalah salah satu alasan mengapa Eropa menjajah sebagian besar dunia.
2. Ingin menguasai kekayaan alam suatu negara

Ekonomi adalah alasan lain mengapa orang Eropa menduduki banyak negara. Banyak negara Eropa menjadikan negara jajahan sebagai sumber bahan mentah, mendapatkan pasar baru, dan untuk mendapatkan tenaga kerja.
Prancis dan Inggris terlibat dalam perdagangan bulu di Amerika Utara pada tahun 1600-an. Salah satu yang paling terkenal adalah Perdagangan Budak Transatlantik yang dimulai pada tahun 1500-an, di mana orang Eropa membeli atau menangkap orang Afrika untuk dibawa ke Amerika.
3. Percaya pada misi peradaban

Selama tahun 1800-an, orang-orang Eropa percaya bahwa mereka berasal dari ras superior atas ras lain. Rasisme selanjutnya menjadi pembenaran bagi orang-orang Eropa untuk menjajah negara lain yang penduduknya berkulit gelap.
Misalnya, pada abad ke-19, Prancis menjajah Afrika dengan membawa ‘misi perabadan’. Ini adalah gagasan bahwa Prancis bertugas membawa peradaban kepada masyarakat yang sebelumnya tidak beradab. Dampaknya bahkan masih terasa sampai perang dunia berakhir. Organisasi PBB bahkan memutuskan bahwa wilayah tertentu, seperti bekas Kekaisaran Ottoman, belum siap untuk penentuan nasib sendiri. Ini menjadi alasan kenapaa kekuatan Eropa seperti Britania Raya dan Prancis masih mengawasi sebagian wilayah di benua lain dengan dalih untuk membimbing mereka menuju kemerdekaan.
4. Posisi geografi Eropa yang menguntungkan

Posisi geografi Eropa memberi mereka keuntungan tersendiri atas benua-benua seperti Afrika, Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Australia. Misalnya, keberadaan batas-batas alam yang tersebar luas, seperti pegunungan dan sungai di Eropa berkontribusi pada perkembangan berbagai negara, yang mengarah pada persaingan yang mencegah stagnasi teknologi. Selain itu, hewan asli Eropa, seperti anjing, kuda, babi, sapi, dan kambing juga mudah dijinakkan dan diternak. Lain halnya dengan hewan asli Afrika, seperti zebra, gajah, dan antelop yang mustahil untuk dijinakkan dan dimanfaatkan.
Ini memungkinkan pembajakan tanah dan transportasi barang menjadi lebih mudah, yang meningkatkan pertanian Eropa secara signifikan. Singkatnya, keunggulan geografis Eropa menghasilkan inovasi teknologi, pertanian, dan militer, yang memunculkan kondisi yang memungkinkan penjelajahan laut.
5. Penyakit yang menyebar di negara jajahan

Bencana alam dan penyakit juga memainkan peran besar kenapa Eropa dapat menjajah negara lain dengan cepat dan mudah. Misalnya, pada tahun 1895, banyak negara di Afrika dilanda kekeringan parah yang disebabkan oleh penurunan curah hujan secara tiba-tiba. Kegagalan panen terjadi di mana-mana, dan kekurangan pangan yang terjadi menyebabkan kematian banyak orang dan hewan.
Ditambah lagi, kala itu tengah terjadi wabah penyakit yang membunuh dan melemahkan bangsa Afrika. Orang Eropa yang berada di Afrika telah mengembangkan kekebalan terhadap banyak penyakit karena sebelumnya bangsa Eropa telah mengalami wabah serupa. Penduduk asli Afrika tidak memiliki kekebalan terhadap penyakit ini dan dengan demikian melemahkan populasi Afrika. Karenanya, sebagian besar penduduk Afrika menjadi terlalu lemah untuk melawan penjajah.
6. Perang saudara di negara yang dijajah

Eropa mampu menjajah negara-negara lain dengan cepat karena ada persaingan antara para pemimpin di negara tersebut. Misalnya, di Afrika, raja-raja dan kepala suku saling bersaing satu sama lain untuk menjadi yang terkaya dan terkuat. Selama persaingan ini, penjajah Eropa akan memanfaatkan situasi dan membujuk beberapa pemimpin untuk berada di pihak mereka untuk melawan para pemimpin lainnya.
7. Persenjataan Eropa jauh lebih canggih

Eropa dapat dengan mudah menguasai wilayah mana pun karena mereka sudah memiliki persenjataan yang canggih. Mereka memiliki keuntungan dari senapan mesin yang baru ditemukan yang disebut senapan Maxim yang diciptakan pada tahun 1880-an.
Senjata ini dapat menembakkan sebelas peluru per detik, dan mengalahkan senjata tradisional yang dimiliki penduduk pribumi. Penduduk pribumi tidak berhasil mendapatkan senjata Eropa karena senjata itu tidak dijual kepada pribumi.
Demikianlah alasan banyak negara dijajah Eropa. Di banyak negara, efek dari penjajahan ini bahkan masih terasa hingga puluhan atau ratusan tahun setelahnya. Untungnya, sekarang negara-negara di dunia saling berdamai dan bekerja sama untuk menjaga keamanan dunia. Mari, kita doakan agar ke depannya dunia selalu damai dan tidak ada penjajahan ataupun perang lagi!
Referensi
Britannica. Diakses pada Agustus 2024. The scramble for colonies
OER Commons. Diakses pada Agustus 2024. The Scramble for Africa
World Atlas. Diakses pada Agustus 2024. Why Were So Many Countries Colonized By Europeans?