Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Kucing Tiba-tiba Berliur? Awas Tanda Bahaya!

ilustrasi hewan kucing (unsplash.com/Tran Mau Tri Tam)
ilustrasi hewan kucing (unsplash.com/Tran Mau Tri Tam)

Seorang pemilik kucing yang bertanggung jawab akan selalu memperhatikan keadaan kucingnya secara teliti. Jika kucing yang tadinya tampak baik-baik saja, tetapi tiba-tiba berliur, ini bisa menimbulkan kecemasan tersendiri. Situasi akan semakin menegangkan tatkala ternyata keadaan tersebut tidak kunjung mereda atau malah diikuti oleh timbulnya gejala lain yang membuat kucing menjadi semakin lemah.

Pemilik perlu mengetahui bahwa penyebab kucing banyak berliur secara mendadak sangat beragam. Penanganannya pun harus disesuaikan dengan keadaan kucing dan sebaiknya dilakukan oleh orang yang sudah profesional di bidangnya, yaitu dokter hewan. Namun, sebagai penambah pengetahuan, berikut adalah beberapa alasan kenapa kucing tiba-tiba berliur.

1.Ada luka di dalam mulut kucing

ilustrasi seekor kucing (pexels.com/Tranmautritam)
ilustrasi seekor kucing (pexels.com/Tranmautritam)

Ketika kucing yang semula tidak menunjukkan masalah tetapi lalu berliur, bisa jadi ada luka di dalam mulut. Pemilik sering tidak menyadari bahwa kucing peliharaan ternyata menderita sariawan, entah di lidah atau bagian rongga mulut yang lain. Biasanya hal ini akan menyebabkan mereka sulit menghabiskan makanan atau bahkan hilang nafsu makan.

Selain luka karena infeksi di dalam rongga mulut, kucing juga dapat berliur bila menelan benda asing. Situs PetMD menjelaskan, saat kucing menelan sesuatu yang tidak dapat ditelan atau dicerna, benda tersebut akan menjadi sumbatan di saluran pencernaan yang menimbulkan sensasi mual, sehingga kucing akan memproduksi lebih banyak air liur. Jika mencurigai adanya kejadian seperti ini, segera periksakan kucing ke dokter hewan terdekat.

2.Terdapat masalah pada gusi dan gigi

ilustrasi kucing sedang menguap (pexels.com/Serena Koi)
ilustrasi kucing sedang menguap (pexels.com/Serena Koi)

Kesehatan gigi adalah hal yang masih cukup jarang diperhatikan oleh pemilik kucing. Padahal, seperti manusia, gigi kucing pun juga memerlukan perawatan yang baik agar tidak mengalami kerusakan. Cornell Feline Health Center mengungkapkan bahwa 50 hingga 90 persen kucing diatas usia empat tahun rentan mengalami masalah pada gusi dan giginya.

Dilansir Veterinary Partner, saat kucing mengalami peradangan gusi, masalah gigi dan struktur di sekitarnya, maka gejala yang muncul berupa berliur-liur, bau mulut, kerusakan gigi, hingga pendarahan dalam mulut. Namun demikian, sebenarnya kondisi yang demikian tidak mungkin hanya terjadi dalam waktu sekejap. Sebenarnya proses kerusakan sudah berlangsung lama, hanya saja pemilik baru menyadari saat kucingnya sudah menunjukkan tanda-tanda klinis.

Oleh sebab itu, pemilik kucing sebaiknya mulai berusaha menjaga kebersihan mulut kucing dengan rutin menyikat giginya. Selain itu, jangan lupa untuk cek kesehatan menyeluruh setiap enam bulan sekali agar keadaan kucing tetap bisa dipantau dengan optimal.

3.Salah satu tanda dari beberapa kondisi yang berbahaya

ilustrasi kucing kejang (Pexels.com/Ivan Babydov)
ilustrasi kucing kejang (Pexels.com/Ivan Babydov)

Jika kucing yang tadinya tampak sehat, lincah, dan beraktivitas seperti biasa mendadak mengeluarkan banyak liur, apa lagi disertai dengan gejala seperti lemas, tidak nafsu makan, bahkan kejang, maka ini merupakan alarm bahaya. Pasalnya, bisa jadi kucing telah mengalami keracunan zat tertentu yang bisa mengancam keselamatannya. Mungkin beberapa saat sebelumnya kucing sempat terpapar sesuatu yang ternyata menyebabkan kondisi tersebut.

Selain itu, kucing juga bisa mengalami heatstroke, terutama setelah berada di lingkungan dengan suhu tinggi dalam jangka waktu yang lama. PDSA melansir, kucing yang terkena heatstroke dapat menunjukkan gejala berupa berliur, terengah-engah, gusi berwarna merah cerah atau pucat, muntah, diare, hingga kejang. Kondisi ini harus segera ditangani karena bersifat gawat darurat.

Nah, penyebab kucing tiba-tiba berliur bisa berasal dari berbagai faktor. Pemilik sebaiknya lebih teliti dalam mengawasi keadaan kucingnya. Jika menemui kejadian seperti ini, lakukan observasi beberapa saat untuk mengumpulkan informasi, lalu bawalah ke dokter hewan agar kucing mendapatkan penanganan yang tepat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mayang Ulfah Narimanda
Izza Namira
Mayang Ulfah Narimanda
EditorMayang Ulfah Narimanda
Follow Us