Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mengapa Beberapa Serangga Bisa Hidup di Air?

nature-3339980_1920.jpg
ilustrasi serangga hinggap di atas air (pixabay.com/Tom)
Intinya sih...
  • Serangga bernapas di bawah air dengan cara membawa gelembung udara atau memanfaatkan rambut mikroskopis untuk menciptakan lapisan udara pelindung.
  • Larva serangga air memiliki insang yang memungkinkan mereka menyerap oksigen langsung dari air, serta adaptasi khusus lainnya untuk bertahan hidup di lingkungan air.
  • Hidup di air bukan hanya soal bernapas, tapi juga soal bergerak dan tidak tenggelam, serta siklus hidup yang terbagi antara air dan darat.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pernah bertanya-tanya bagaimana mungkin ada serangga yang bisa berenang, menyelam, bahkan bernapas di dalam air? Padahal, sebagian besar serangga yang kita kenal hidupnya di darat dan bernapas melalui lubang-lubang kecil di tubuhnya. Namun nyatanya, kolam, sungai, bahkan genangan air sementara bisa menjadi rumah nyaman bagi sebagian serangga tertentu. Keberhasilan mereka bertahan hidup di lingkungan yang penuh tekanan itu ternyata bukanlah kebetulan belaka — mereka memiliki trik evolusi yang benar-benar cerdik.

Dari membawa gelembung udara sendiri, punya "insang" seperti hewan air, hingga memanfaatkan rambut mikroskopis untuk menciptakan lapisan udara pelindung, serangga-serangga ini membuktikan bahwa hidup di bawah permukaan air bukanlah halangan. Adaptasi unik inilah yang membuat mereka mampu memanfaatkan sumber oksigen, bergerak lincah, dan menghindari predator dalam dunia bawah air. Yuk, kita bahas lebih dalam mengapa beberapa serangga bisa hidup di air!

1. Bernapas di bawah air

Sebagian besar serangga bernapas melalui spirakel, yaitu lubang kecil di tubuh yang terhubung ke saluran udara internal bernama trakea. Tantangannya, spirakel ini harus tetap kering agar udara bisa masuk. Serangga air pun harus menemukan cara mendapatkan oksigen tanpa membiarkan air membanjiri spirakelnya.

Beberapa spesies, seperti kumbang air, menyelam dengan membawa gelembung udara yang menempel pada tubuh atau berada di bawah sayapnya. Gelembung ini menutupi spirakel sehingga mereka tetap bisa menghirup udara meski sedang berada di dalam air. Ketika oksigen menipis, mereka kembali ke permukaan untuk mengisi ulang gelembung tersebut.

Ada pula serangga yang memanfaatkan rambut-rambut mikroskopis anti-air untuk menjebak lapisan udara tipis di tubuhnya, struktur ini disebut plastron atau "insang fisik". Lapisan udara ini memungkinkan oksigen dari air berdifusi masuk sehingga beberapa serangga dapat menyelam hampir tanpa batas waktu.

2. Insang dan adaptasi khusus lainnya

Larva serangga air punya trik berbeda. Banyak di antara mereka memiliki insang yang memungkinkan mereka menyerap oksigen langsung dari air. Nimfa capung dan laron air, misalnya, memiliki insang berbentuk helai daun atau seperti bulu di bagian abdomen yang memperluas permukaan untuk pertukaran gas.

Beberapa larva bahkan memiliki kadar hemoglobin tinggi dalam cairan tubuhnya sehingga mereka mampu menyimpan oksigen lebih lama, terutama di air yang miskin oksigen. Ada pula serangga, seperti jentik nyamuk atau water scorpion, yang menggunakan tabung pernapasan mirip snorkel untuk mengambil udara dari permukaan tanpa benar-benar muncul ke atas.

3. Tetap kering dan lincah bergerak

dragonfly-4633925_1920.jpg
ilustrasi capung (pixabay.com/Scott)

Hidup di air bukan hanya soal bernapas, tapi juga soal bergerak dan tidak tenggelam. Banyak serangga air memiliki permukaan tubuh berlapis lilin atau bahan hidrofobik yang membantu air menggelinding begitu saja, mencegah air menempel dan menambah berat tubuh. 

Dalam hal pergerakan, kumbang air memiliki kaki belakang yang gepeng dan berfungsi seperti dayung lengkap dengan bulu halus yang memperbesar dorongan. Larva tertentu, seperti caddisfly malah membangun rumah dari pasir, batu, atau serpihan tanaman untuk melindungi tubuh dan membantu mereka tetap menempel di batu di aliran sungai yang deras. Tubuh ramping dan aerodinamis juga membantu beberapa spesies berenang cepat untuk menghindari predator atau menangkap mangsa.

4. Siklus hidup yang terbagi antara air dan darat

Banyak serangga hanya menghabiskan masa larva atau nimfa di air. Capung, laron air (mayfly), dan caddisfly menghabiskan sebagian besar hidupnya sebagai larva air yang makan dan tumbuh di sungai atau kolam. Setelah siap, mereka muncul ke permukaan dan berubah menjadi serangga bersayap dewasa untuk kawin dan bertelur kembali di air.

Ada juga spesies yang kedua tahap hidupnya—larva dan dewasa—hidup di air, walaupun cara mereka bernapas dapat berbeda di setiap tahap. Pembagian siklus hidup antara air dan darat membantu spesies ini memanfaatkan sumber makanan lebih luas dan menghindari predator tertentu.

5. Kenapa serangga jarang menjajah laut

Menariknya, meski serangga sangat sukses hidup di hampir semua habitat darat dan bahkan berpotensi bertahan hidup di air, mereka hampir tidak ada di laut. Salah satu alasannya adalah karena kerabat dekat mereka, yaitu krustasea, sudah terlebih dulu menguasai lautan. Krustasea, seperti kepiting, udang, dan amphipoda telah hidup di laut jauh sebelum serangga berevolusi, sehingga mereka sudah mengisi berbagai relung ekologis. Jika serangga mencoba masuk, mereka kemungkinan besar kalah bersaing.

Beragam adaptasi serangga air menunjukkan betapa luar biasanya kemampuan makhluk kecil ini berinovasi agar bisa bertahan hidup di lingkungan yang menantang. Dari membawa gelembung udara sendiri hingga memiliki insang khusus, setiap strategi membuktikan kecerdikan evolusi.

Referensi

Ask Entomologists. Diakses pada Desember 2025. Do Insects Get Trapped in Water Drops? Why Aren’t They Constantly Drowning?
The Dragonfly Woman. Diakses pada Desember 2025. Five Reasons There Are Few Marine Insects
Virginia Tech (VCE Publications). Diakses pada Desember 2025. Aquatic Insect Biodiversity and Conservation
UQ Pressbooks. Diakses pada Desember 2025. Living With Water
Science Learning Hub. Diakses pada Desember 2025. Aquatic Insect Life

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Achmad Fatkhur Rozi
EditorAchmad Fatkhur Rozi
Follow Us

Latest in Science

See More

7 Hewan yang Memakan Anjing di Alam Liar

17 Des 2025, 07:05 WIBScience