Linguistik Forensik: Bahasa Berperan dalam Tegakkan Hukum

“Mulutmu adalah harimaumu”, kamu sudah tidak asing lagi bukan dengan istilah ini. Yap, istilah tadi memiliki makna bahwa perkataan seseorang bisa menjadi 'senjata tajam' yang dapat menyakiti orang lain jika tidak dijaga. Nyatanya, hal-hal sebagaimana makna peribahasa tersebut dapat ditelisik dengan linguistik forensik. Sebab, kini peran bahasa telah mencapai dunia hukum. Dengan kata lain, aspek dari segi ilmu bahasa sudah menjadi salah satu aspek yang bisa membantu penyelidikan suatu kasus.
Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif. Nah, dalam linguistik forensik, peran bahasa sangat dibutuhkan untuk membangkitkan dan memupuk kesadaran manusia dalam membangun serta menegakkan hukum. Lantas, apa sebenarnya linguistik forensik itu? Biar pengetahuanmu bertambah, berikut penjabaran terkait linguistik forensik yang menarik untuk kamu pahami!
1.Apa itu linguistik forensik?

Linguistik adalah ilmu yang mempelajari tentang bahasa, sedangkan forensik adalah ilmu yang digunakan untuk membantu proses penegakkan keadilan melalui proses penerapan ilmu atau sains. Banyak ahli yang berpendapat mengenai definisi linguistik forensik. Dari pendapat-pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa linguistik forensik merupakan sub disiplin linguistik terapan yang mengkaji hubungan antara bahasa, hukum, dan kejahatan.
Kajian linguistik forensik juga umum dikenal sebagai studi bahasa teks-teks hukum. Teks-teks hukum tersebut merupakan bukti fisik yang menjadi bahan kajian. Dilansir laman Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, analisis linguistik forensik dapat melibatkan bidang-bidang linguistik, seperti fonetik, semantik, pragmatik, stilistika, semiotika, analisis wacana, serta dialektologi.
2.Sejarah linguistik forensik

Dikatakan bahwa dalam sejarahnya, istilah linguistik forensik telah muncul sejak tahun 1968, tepatnya dalam sebuah laporan Jan Svartvik (profesor linguistik) yang berjudul The Evans Statement: A Case for Forensic Linguistics. Dilansir laman Universitas STEKOM, di masa itu, Svartvik menganalisis kesaksian Timothy John Evans, seorang sopir truk yang divonis hukuman gantung oleh pengadilan Inggris karena terbukti menghilangkan nyawa Geraldine Evans, seorang bayi berusia 13 bulan yang merupakan anak perempuannya sendiri. Svartvik menganalisis kesaksian Evans yang disampaikan di dua kantor polisi yang berbeda dan menemukan perbedaan dalam keduanya. Lalu, pada tahun 1950, Evans diganjar hukuman gantung.
Kemudian, sejak tahun 1997, linguistik forensik telah dikembangkan di Amerika dan Eropa sebagai ilmu multidisiplin. Mengapa disebut multidisiplin? Sebab linguistik forensik memuat proses analisis yang dapat menyertakan bidang ilmu lain, seperti ilmu sosial, ilmu psikologi, penerjemahan, atau ilmu lainnya yang dapat membantu dalam memecahkan masalah kriminal.
Hal yang perlu diperhatikan ialah analisis linguistik forensik tidak sampai pada keputusan bersalah atau tidak bersalah dalam proses persidangan, tetapi hanya sampai pada penentuan status maupun peran keterlibatan setiap pihak dalam kasus yang melibatkan penggunaan bahasa. Sebab, pemutusan pihak bersalah dan tidak bersalah mutlak dilakukan oleh hakim.
3.Fokus kajian linguistik forensik

Sama seperti definisi linguistik forensik, banyak ahli yang juga berpendapat mengenai fokus kajian linguistik forensik. Pendapat tersebut tentunya bervariasi. Coulthard dan Johnson menyebutkan ruang lingkup linguistik forensik meliputi tujuh hal yaitu:
- Bahasa dari dokumen legal
- Bahasa dari polisi dan penegak hukum
- Interview dengan anak-anak dan saksi-saksi yang rentan dalam sistem hukum
- Interaksi dalam ruang sidang
- Bukti-bukti linguistik dan kesaksian ahli dalam persidangan, kepengarangan dan plagiarisme
- Serta fonetik forensik
- Identifikasi penutur.
Sementara itu, J. Anhar Rabi Hamsah Tis’ah dalam bukunya yang berjudul Kejahatan Berbahasa (Language Crime) menyebutkan ada tiga bidang utama yang dikaji dalam linguistik forensik. Ketiga fokus tersebut adalah bahasa sebagai produk hukum, bahasa dalam proses peradilan, dan bahasa sebagai alat bukti. Di kasus tertentu, linguistik forensik juga menganalisis tulisan tangan tersangka untuk mendapatkan profilnya.
4.Manfaat mempelajari linguistik forensik

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya di awal, bahasa memiliki peran dalam menegakkan hukum. Maka, mempelajari linguistik forensik pun punya berbagai macam manfaat. Dilansir laman Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia, ada enam manfaat yang bisa didapatkan dari mempelajari linguistik forensik.
Ada pun manfaat tersebut di antaranya menjadi sumber bukti yang kuat, meningkatkan keamanan masyarakat, meningkatkan akurasi dalam penentuan identitas, meningkatkan kemampuan berbicara di depan umum, menawarkan peluang karir yang menarik, serta menambah pengetahuan tentang bahasa.
Seorang ahli linguistik forensik dapat menggunakan teknik dan metode linguistik forensik untuk dapat menghasilkan bukti yang kuat. Bukti yang kuat tersebut digunakan untuk membantu memecahkan masalah hukum atau kriminal, baik dalam pengadilan maupun di luar pengadilan.
5.Kasus yang berhasil dipecahkan oleh ahli linguistik forensik

Di Indonesia, sudah banyak kasus yang menerapkan linguistik forensik. Menurut Saifullah dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Linguistik Forensik terhadap Tindak Tutur yang Berdampak Hukum (2009) menyebutkan ada beberapa kasus yang berhasil diungkap dan diselesaikan oleh para ahli linguistik forensik. Adapun kasus-kasus tersebut yaitu penyelesaian sengketa merek dagang dan kekayaan intelektual lainnya melalui semantik, pembatalan vonis yang telah dijatuhkan pengadilan melalui analisis pragmatik pada rekaman dan/atau transkripsi interogasi, serta pengidentifikasian penulisan onimteks, seperti surat ancaman, pesan singkat lewat ponsel atau pos-el, melalui analisis semantik dan pragmatik.
Selain itu, ada pula kasus pengidentifikasian plagiarisme dengan melakukan analisis stilistika, serta perekontruksian percakapan teks ponsel dan sejumlah masalah lain dengan melakukan analisis fonetik. Dan masih banyak kasus lainnya yang berhasil diselesaikan dengan penerapan dan pemanfaatan linguistik forensik.
Linguistik forensik merupakan bidang ilmu yang menarik. Untuk dapat memiliki pengetahuan atau bahkan keterampilan di bidang ini, kamu bisa terlebih dahulu mempelajari prinsip-prinsip dasar linguistik forensik, memperluas pengetahuan linguistik, dan melakukan analisis bahasa. Kemudian, kamu bisa bergabung dengan komunitas linguistik forensik dan menambah pengetahuan forensik.