Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Krystyna Skarbek (military-history.org)

Perang identik dengan tentara, dan tentara hampir selalu diidentikkan dengan pria. Begitu juga saat Perang Dunia II meletus, berbagai negara mengirimkan jutaan tentara pria untuk berlaga di medan perang. Meski begitu, bukan berarti para perempuan hanya bisa duduk manis menunggu di rumah.

Tidak banyak yang tahu jika ada banyak perempuan yang ikut berlaga di medan perang. Tentu saja mereka tidak menjadi tentara. Alih-alih menempatkan perempuan di garda terdepan, kebanyakan negara justru menempatkan mereka sebagai mata-mata. Dilansir Time, dari sekian banyak mata-mata, berikut ini 5 mata-mata perempuan paling berbahaya di era Perang Dunia II.

1. Krystyna Skarbek

Krystyna Skarbek (military-history.org)

Lahir di Warsawa tahun 1908, Krystyna Skarbek adalah seorang putri bangsawan Polandia yang lebih memilih mengabdikan hidupnya sebagai mata-mata Inggris. Di awal Perang Dunia II, Skarbek bekerja untuk Special Operations Executive. Dengan menggunakan nama samaran Christine Granville, Skarbek berhasil berbaur dengan orang-orang dan menyelesaikan berbagai misi penting bagi Inggris dan Prancis.

Tentu saja jalannya sebagai mata-mata tidak selalu mulus. Pada tahun 1941, Jerman berhasil menangkap Skarbek dan menahannya di penjara. Tidak ingin membusuk di penjara, Skarbek menggigit lidahnya hingga berdarah.

Di depan tentara Nazi, Skarbek berpura-pura menderita TBC hingga akhirnya dilepaskan. Skarbek meninggal tahun 1952, setelah ditikam oleh seorang penggemar obsesif di kamar hotel di London.

2. Noor Inayat Khan

Editorial Team

Tonton lebih seru di