Kenapa Mayoritas Kucing Oren itu Jantan? Ini Penjelasan Ilmiahnya

- Gen warna oren terletak di kromosom X, menentukan jenis kelamin kucing
- Kucing jantan lebih mudah mewarisi warna oren karena hanya memiliki satu kromosom X
- Betina membutuhkan dua gen untuk menjadi oren sempurna, menyebabkan ketidakseimbangan jumlah populasi
Pernahkah kamu memperhatikan kalau mayoritas kucing oren yang kita temui adalah jantan? Selain tingkahnya yang sering dianggap unik, rasio jenis kelamin mereka memang terlihat tidak seimbang. Rasanya cukup jarang kita menemukan kucing oren betina. Ternyata, hal ini bukan sekadar perasaan atau mitos belaka.
Secara statistik, sekitar 80 persen kucing oren di dunia memang berjenis kelamin jantan. Lantas, apa hubungan warna bulu dengan jenis kelamin? Jawabannya ada pada biologi dasar mengenai genetika dan kromosom. Simak penjelasannya berikut ini.
1. Gen warna oren terletak di kromosom X

Kunci utama fenomena ini terletak pada genetikanya. Menurut Dr. Jerold Bell dari Tufts University, gen yang menentukan warna bulu oren atau merah pada kucing terikat pada kromosom X. Seperti yang kamu tahu, kromosom X juga menentukan jenis kelamin.
Kucing betina memiliki dua kromosom X atau XX, sedangkan kucing jantan memiliki satu kromosom X dan satu kromosom Y atau XY. Lokasi gen pada kromosom seks inilah yang menjadi alasan utama mengapa statistik kucing oren lebih banyak didominasi jantan.
2. Kucing jantan lebih mudah mewarisi warna oren

Kucing jantan hanya memiliki satu kromosom X yang didapat dari induknya. Karena gen warna oren berada di kromosom X, mekanismenya menjadi sangat sederhana. Jika satu-satunya kromosom X tersebut membawa gen oren, maka kucing tersebut otomatis akan berwarna oren. Tidak ada kromosom X lain yang bisa menutupi atau mempengaruhi gen tersebut. Jadi, jantan hanya butuh satu gen untuk memiliki bulu berwarna cerah ini.
3. Betina membutuhkan dua gen untuk menjadi oren sempurna

Berbeda dengan jantan, kucing betina harus bekerja lebih keras untuk menjadi oren sepenuhnya. Karena memiliki dua kromosom X, betina membutuhkan dua salinan gen oren, yaitu satu dari induk dan satu dari pejantan. Jika betina hanya mendapatkan satu gen oren di satu kromosom X dan gen warna lain seperti hitam di kromosom lainnya, ia tidak akan menjadi oren polos. Hasilnya justru akan menjadi perpaduan warna atau yang biasa kita kenal dengan sebutan Calico atau Tortoiseshell.
4. Perbandingan statistik yang mencolok

Aturan genetika yang ketat ini menyebabkan ketidakseimbangan jumlah populasi. Jantan hanya butuh satu gen, sedangkan betina butuh dua. Hal ini membuat perbandingan statistik menjadi cukup jauh. Diperkirakan untuk setiap satu ekor kucing oren betina yang kamu temui, terdapat sekitar tiga ekor kucing oren jantan di luar sana. Jadi pengamatan kamu selama ini tidak salah, kucing oren memang didominasi oleh pejantan.
5. Lalu, apakah benar kucing calico hampir pasti betina?

Logika genetika yang sama juga menjelaskan mengapa kucing belang tiga atau Calico hampir pasti betina. Agar seekor kucing bisa memiliki warna oren dan hitam secara bersamaan, ia wajib memiliki dua kromosom X. Satu kromosom membawa gen oren dan satunya lagi membawa gen hitam.
Karena secara alami hanya betina yang memiliki dua kromosom X, maka merekalah yang bisa memiliki motif calico ini. Jadi, kucing jantan calico adalah fenomena yang sangat langka dan biasanya terjadi karena kelainan genetik atau kelebihan kromosom yang seringkali menyebabkan kemandulan.
Ternyata anggapan bahwa kucing oren kebanyakan jantan adalah fakta ilmiah yang valid. Semuanya diatur oleh kromosom X yang membawa gen warna tersebut. Kucing jantan cukup memiliki satu gen untuk menjadi oren, sedangkan betina harus memiliki dua gen sekaligus. Itulah sebabnya kamu akan jauh lebih sulit menemukan kucing oren betina dibandingkan jantan.



















