Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Rahasia Genetika yang Membuat Kucing Oren Sangat Spesial

ilustrasi kucing peliharaan (pexels.com/Line Riedel)
ilustrasi kucing peliharaan (pexels.com/Line Riedel)
Intinya sih...
  • Warna oren berasal dari mutasi gen di kromosom X yang memengaruhi produksi pigmen melanin.
  • Kucing oren lebih sering jantan karena faktor kromosom, dengan 80% kucing oren berjenis kelamin jantan.
  • Gen Arhgap36 menjadi penyebab utama warna oranye pada kucing oren, menghasilkan warna jingga cerah yang unik.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pernah gak kamu bertanya-tanya kenapa kucing oren terasa “beda” dibanding kucing lain? Selain terkenal karena tingkahnya yang kocak dan wajahnya yang penuh ekspresi, ternyata ada alasan ilmiah di balik keunikan mereka, lho.

Warna bulu jingga terang itu bukan cuma hasil kebetulan, tapi produk dari mutasi genetik langka yang gak ditemukan pada mamalia lain. Menariknya lagi, sekitar 80% kucing oren berjenis kelamin jantan, dan hal itu juga punya kaitan erat dengan kromosom mereka.

Menurut penelitian dalam Current Biology, tim peneliti yang dipimpin ahli genetika Chris Kaelin dari Stanford Medicine berhasil menemukan mutasi genetik yang membuat warna bulu kucing oren begitu spesial. Hasilnya membuka rahasia yang sudah bikin ilmuwan penasaran lebih dari satu abad.

Berikut lima fakta menarik tentang genetika kucing oren yang bikin mereka begitu istimewa.

1. Warna orennya berasal dari mutasi gen di kromosom X

ilustrasi kucing peliharaan (pexels.com/RDNE Stock project)
ilustrasi kucing peliharaan (pexels.com/RDNE Stock project)

Mutasi gen pada kromosom X jadi alasan utama kenapa kucing bisa memiliki bulu berwarna oren. Dalam penelitian Kaelin, mutasi ini memengaruhi cara tubuh kucing memproduksi pigmen melanin (zat yang menentukan warna bulu, kulit, dan mata). Pada kucing jantan, yang hanya punya satu kromosom X, efek mutasi ini langsung terlihat dalam bentuk warna oranye menyala di seluruh tubuh.

Sementara itu, kucing betina memiliki dua kromosom X, sehingga perlu dua salinan gen oren untuk benar-benar menampilkan warna yang sama. Kalau cuma satu salinan yang membawa gen oren, maka hasilnya jadi campuran antara oranye dan hitam, dan inilah yang bikin muncul pola bulu “tortoiseshell” atau “calico” yang khas.

2. Kucing oren lebih sering jantan karena faktor kromosom

ilustrasi kucing peliharaan (pexels.com/Tim Raack)
ilustrasi kucing peliharaan (pexels.com/Tim Raack)

Sekitar 80% kucing oren adalah jantan, dan ini bukan kebetulan. Warna bulu pada kucing sangat terkait dengan gen yang dibawa oleh kromosom X. Karena jantan hanya punya satu X (dan satu Y), gen warna oranye cukup muncul sekali untuk “aktif”. Sedangkan betina butuh dua salinan gen tersebut, yang artinya kemungkinan jadi lebih kecil.

Fenomena ini juga menjelaskan kenapa kucing betina berwarna oranye penuh sangat langka. Mereka harus mewarisi gen oranye dari kedua induknya sekaligus, sesuatu yang secara statistik jarang terjadi. Jadi kalau kamu punya kucing betina dengan warna bulu oranye murni, bisa dibilang itu kucing super langka, lho.

3. Gen Arhgap36 jadi penyebab utama warna oranye

ilustrasi kucing peliharaan (pexels.com/Inge Wallumrød)
ilustrasi kucing peliharaan (pexels.com/Inge Wallumrød)

Dalam riset yang sama, para ilmuwan menemukan bahwa mutasi kecil di kromosom X menyebabkan gen bernama Arhgap36 aktif di sel pigmen kucing. Biasanya gen ini gak berperan dalam menentukan warna bulu, tapi ketika “menyala” di tempat yang salah, hasilnya justru menciptakan warna jingga cerah yang khas.

Menurut temuan dalam Current Biology, aktivasi gen Arhgap36 ini mengacaukan tahapan akhir produksi melanin, sehingga pigmen gelap berubah jadi warna oranye terang. Mekanisme seperti ini belum pernah ditemukan pada hewan mamalia lain, menjadikannya unik hanya pada kucing domestik.

4. Warna bulu oranye sudah ada sejak ratusan tahun lalu

ilustrasi kucing peliharaan (pexels.com/Ali Ramazan Çiftçi)
ilustrasi kucing peliharaan (pexels.com/Ali Ramazan Çiftçi)

Kamu mungkin mengira warna oranye pada kucing baru muncul karena seleksi manusia modern, tapi faktanya mutasi ini sudah sangat tua. Dalam catatan sejarah, lukisan abad ke-12 sudah menggambarkan kucing bercorak calico dengan warna oranye yang serupa dengan kucing masa kini. Artinya, mutasi gen ini kemungkinan besar muncul sejak awal domestikasi kucing, lalu terus diwariskan dari generasi ke generasi.

Peneliti menduga warna oranye bertahan karena manusia tertarik dengan tampilannya yang mencolok dan hangat, sehingga tanpa sadar lebih sering memelihara kucing dengan warna ini. Akibatnya, gen pembawa warna oranye semakin menyebar di populasi kucing domestik hingga sekarang.

5. Kepribadian kucing oren bukan karena gen warnanya

ilustrasi kucing oren (pexels.com/Pixabay)
ilustrasi kucing oren (pexels.com/Pixabay)

Banyak pemilik kucing bilang kalau kucing oren cenderung lebih ramah, cerewet, dan lucu dibanding jenis lain. Tapi apakah ini karena gen warna mereka? Berdasarkan hasil studi Kaelin dan timnya, jawabannya kemungkinan besar tidak.

Peneliti memeriksa aktivitas gen Arhgap36 di berbagai jaringan tubuh seperti otak, ginjal, jantung, dan kelenjar adrenal, lalu menemukan gak ada perbedaan signifikan antara kucing oren dan non-oren. Artinya, mutasi gen ini hanya berpengaruh pada sel pigmen, bukan perilaku. Jadi, kalau kucing orenmu kelihatan super manja atau jahil, itu murni soal kepribadian, bukan efek genetik warna bulunya.

Dari hasil penelitian terbaru, jelas kalau kucing oren memang punya “kode genetik” yang benar-benar unik. Mutasi kecil di kromosom X, gen Arhgap36 yang menyala di tempat tak biasa, hingga warisan sejarah panjang domestikasi membuat mereka begitu istimewa di dunia mamalia.

Jadi, kalau kamu termasuk penggemar kucing oren, bisa dibilang kamu sedang memelihara hasil dari keajaiban genetika yang gak dimiliki hewan lain. Selain bikin rumah lebih ceria, mereka juga jadi bukti hidup betapa kompleks dan menakjubkannya cara alam bekerja.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us

Latest in Science

See More

5 Fakta Menarik Kota Cologne, Kota Katedral Megah di Tepi Sungai Rhine

22 Okt 2025, 16:49 WIBScience