Mengenal Umbi Yakon, Camilan Manis Rendah Kalori

- Umbi Yakon diminati karena rasa dan teksturnya mirip buah pir, serta dapat dikonsumsi mentah seperti buah-buahan.
- Yakon berasal dari Amerika Selatan, memiliki rasa manis rendah kalori, dan kaya akan fructooligosaccharides yang baik untuk kesehatan pencernaan.
- Tumbuhan Yakon adaptif di iklim panas, menghasilkan akar penyimpanan lebih besar di musim gugur, dan memiliki kandungan vitamin C, potassium, serta kalsium.
Akhir-akhir ini, umbi dari tanaman Smallanthus Sonchifolius, atau lebih dikenal sebagai umbi Yakon, sedang trend di jagat sosial media. Pasalnya, umbi yang satu ini bisa dikonsumsi dengan cara yang tak lazim, yaitu dimakan mentah selayaknya buah-buahan.
Mereka yang pernah mencoba umbi ini pun mengklaim bahwa rasa dan teksturnya memang mirip seperti buah pir sehingga umbi yakon dijuluki sebagai "Pear of the Earth" (pir dari dalam tanah). Tak hanya itu, ternyata umbi ini pun baik dikonsumsi penderita diabetes. Ini dikarenakan kandungan gula yang ada didalamnya adalah jenis gula yang sulit dicerna, membuat Yakon menjadi camilan manis rendah kalori.
Umbi Yakon yang namanya jarang didengar ini ternyata masih menyimpan berbagai informasi unik yang sayang untuk dilewatkan. Penasaran? Ini dia pembahasan tentang fakta umbi yakon yang sedang viral ini.
1. Apa itu Yakon?

Yakon merupakan umbi dari tumbuhan bernama latin Smallanthus Sonchifolius yang berasal dari Pegunungan Andes, Amerika Selatan. Memiliki panjang akar sekitar 16 inci lebih dan beratnya mampu mencapai lebih dari 6 pon atau sekitar 2–3 kilogram.
Tanaman ini masuk dalam family Asteraceae yang berarti Yakon masih berkerabat dekat dengan bunga Matahari. Tanamannya bisa tumbuh hingga mencapai 4 sampai 5 kaki, atau sekitar 1,2 sampai 1,5 meter dan memiliki bunga yang mirip seperti bunga matahari dengan ukuran yang lebih kecil. Bahkan, di kondisi lingkungan yang tepat, Yakon bisa tumbuh hingga mencapai 2,4 meter.
Mengenai rasa, Yakon memiliki citarasa mirip seperti perpaduan antara apel dan pir, tapi dengan rasa yang lebih ringan. Uniknya lagi, meskipun umbi Yakon terlihat seperti ubi jalar atau umbi-umbian lainnya, ia memiliki tekstur yang lebih renyah dan berair sekalipun telah dimasak.
2. Berbagai macam cara mengolahnya

Selain langsung dimakan mentah, ternyata ada beragam cara dalam mengolah dan mengonsumsi umbi Yakon. Mulai dari digoreng, dikukus, dibuat sebagai sup, bahkan dibuat sebagai jus, semua kreativitas dalam mengolah umbi ini tidak serta-merta merusak citarasanya. Hanya saja, perlu diingat bahwa kulit umbi Yakon rasanya pahit, jadi lebih baik kupas hingga bersih sebelum dimakan.
Mengejutkannya, umbi Yakon pun bisa dibuat menjadi sirup. Di luar negeri, umbi Yakon populer dijadikan sebagai produk sirup maupun bahan tambahan pemanis dalam kudapan. Baik dalam kuliner gurih dan manis, umbi Yakon menyelaraskan dirinya dalam harmoni rasa.
3. Manfaat Yakon

Bicara soal manfaat, ada beberapa fakta unik perihal tanaman yang satu ini. Dilansir Cultivariable.com, Yakon mengandung kalori yang sangat rendah saat baru dipanen dan rata-rata hanya mengandung air dan fructooligosaccharides (molekul gula yang sulit dicerna), menjadikannya salah satu pilihan terbaik sebagai campuran dalam salad, juga boleh dikonsumsi oleh penderita diabetes.
Selain itu, kandungan fructooligosaccharides di dalamnya berfungsi sebagai makanan bagi bakteri baik dalam usus, sehingga meningkatkan kesehatan pencernaan. Tak hanya itu, daunnya disebut-sebut mengandung antioksidan yang dapat menetralisir radikal bebas dalam tubuh, membuatnya mampu mencegah penuaan dini.
4. Budidaya Yakon

Yakon merupakan tumbuhan yang adaptif di berbagai iklim, terutama iklim panas. Di tempat asalnya, Amerika Selatan, Yakon tumbuh baik di suhu sekitar 70° F atau sekitar 21 derajat celcius. Namun, yakon juga bisa bertahan sampai di suhu sekitar 40 derajat celcius selama tersedianya sumber air yang memadai.
Tidak hanya mampu beradaptasi di iklim panas, Yakon pun bisa bertahan di musim gugur yang dingin. Pada umumnya, tanaman akan menggugurkan daunnya atau malah mati di musim gugur, namun tidak bagi tanaman Yakon. Dengan kemampuan beradaptasinya, musim gugur justru menjadi musim yang ideal untuk menghasilkan akar penyimpanan yang lebih besar ketimbang di musim lainnya.
5. Perbedaan Yakon dengan umbi lain

Jika dilihat sekilas, umbi Yakon memang terlihat tidak ada bedanya dengan umbi lainnya. Namun, begitu dikupas barulah terlihat bahwa umbi Yakon berwarna kuning pucat dan jauh lebih berair.
Rasa menyegarkan dari segigit Yakon berasal dari tidak adanya zat tepung pada umbi Yakon, yang membuatnya jadi lebih mirip seperti buah ketimbang umbi-umbian. Ditambah lagi, terdapat kandungan vitamin C, potassium, serta kalsium yang membuatnya baik untuk kesehatan tubuh.
Yakon memang jenis umbi yang unik dan juga lezat. Meskipun banyak yang meng-claim umbi Yakon baik untuk kesehatan, perlu diingat bagi penderita penyakit tertentu, harus ada konsultasi dengan dokter agar tau batas aman dalam mengonsumsinya.