6 Fakta Keluarga Scyllaridae, Dikenal Lobster Sandal yang Berharga

- Lobster sandal memiliki bentuk unik, seperti hewan primitif dengan antena pipih dan lempengan lebar.
- Keluarga Scyllaridae hidup sebagai hewan bentik di perairan pantai hangat di Indo-Pasifik, penghuni dasar perairan yang berbatu dan terumbu karang.
- Nilai komersial lobster sandal tinggi sebagai makanan karena dagingnya yang lezat, namun keberadaannya kurang aman bagi terumbu karang dan populasinya mengalami penurunan.
Salah satu hewan laut yang memiliki nilai ekonomi tinggi sebagai makanan maupun hewan hias adalah lobster. Mereka juga termasuk dalam keluarga udang karena bentuk tubuhnya hampir mirip, namun biasanya lobster dilengkapi dengan sepasang capit. Umumnya, juga tergolong krustasea besar dari keluarga Nephropidae.
Beragam spesies lobster yang menghuni perairan, salah satu yang memiliki bentuk unik adalah lobster sandal atau dari keluarga Scyllaridae juga disebut slipper lobster. Namun, mereka bukanlah lobster sejati meskipun juga disebut lobster (Nephropidae). Hal ini dapat diketahui dari perbedaan karakteristik fisik, salah satunya bentuk kepala seperti lempengan lebar, maupun antena yang membesar serta tidak terdapat capit.
Keluarga Scyllaridae dapat ditemukan di semua Samudra dan lautan yang hangat termasuk di perairan Indonesia. Meskipun bukan lobster sejati, mereka memiliki nilai komersial penting yang sangat berharganya. Seperti apa fakta menarik keluarga Scyllaridae? Simak ulasannya sebagai berikut.
1. Punya kerangka keras terlihat seperti hewan primitif

Berbeda dari tampilan lobster pada umumnya, bahkan sekilas tampilannya lebih mirip serangga yang ada di darat. Perbedaannya adalah lobster sandal (Scyllaridae) tidak memiliki capit besar seperti lobster. Dilansir Aquarium Breeder, tidak terdapat capit, namun mereka memiliki dua antena termodifikasi yaitu membesar dan pipih. Sehingga, tampak lempengan besar atau lebar yang digunakan untuk menggali. Antena yang menonjol mirip pelat ini yang membedakan dengan lobster lain pada umumnya.
Selain itu, terdapat antena pertama yang fleksibel dan panjang terletak pada tangkai dan berwarna oranye atau kuning. Fungsi dari antena pertama ini sebagai sensorik yang membantu deteksi perubahan pada lingkungan. Tubuhnya terdiri dari 6 segmen di kepala dan 8 segmen di toraks (dada) yang ditutup karapas tebal. Bentuk tubuh sangat pipih dan cekung serta rangka luar kitin yang keras, seperti baju besi sehingga lebih terlihat sebagai hewan primitif.
Ukuran dari keluarga Scyllaridae adalah bervariasi, misal Scyllarides haani berukuran mencapai 50 cm. Scyllarides aequinoctialis dan Scyllarides latus berukuran panjangnya sekitar 30 cm, Scyllarus pygmaeus yang hanya mencapai pertumbuhan maksimal 5 cm.
Sedangkan warnanya tampak lebih kusam, biasanya cokelat kemerahan, sedikit merah muda, cokelat dengan beragam corak, cokelat kekuningan atau jingga. Warna pada tubuh lobster sandal digunakan untuk membantunya dalam kamuflase. Mereka juga bernafas menggunakan insang yang memiliki fungsi lain sebagai ekskresi amonia (zat sisa toksik dari metabolisme).
2. Tergolong hewan bentik penghuni dasar perairan

Keluarga Scyllaridae memiliki wilayah persebaran di perairan pantai hangat di Indo-Pasifik. Wilayahnya meliputi California Selatan, Hawaii, Florida, Filipina, Jepang, Kepulauan Mascarene, Kaledonia Baru, Samudra Atlantik, Laut Karibia, Laut Mediterania, pantai utara Australia hingga Australia Barat sampai Queensland serta Teluk Meksiko. Mereka penghuni dasar perairan yang berbatu dan terumbu karang.
Dilansir Sea Life Base, mereka menghuni perairan laut yang dangkal dengan kedalaman hingga 500 m, maka disebut sebagai hewan bentik. Hidup di dasar yang datar pada area berpasir, berbatu maupun lumpur, namun beberapa juga lebih suka berada di terumbu karang. Maka, mereka hidup pada perairan dasar lunak hingga keras yang dangkal hingga dalam.
3. Keberadaannya disebut berharga sebagai makanan

Karakteristik fisik yang tidak memiliki capit pada lobster sandal biasa dikonsumsi dagingnga yang berasal dari bagian ekor. Tekstur daging yang padat dan berwarna putih dengan rasa yang lezat dan manis. Biasanya, mereka cocok dijadikan hidangan berupa sup, salad maupun olahan lainnya, melansir Santa Monica Seafood.
Sedangkan untuk nilai nutrisi, lobster kaya akan protein. Dilansir King Fish, selain itu terdapat vitamin B12, zat besi hingga asam lemak omega-3 yang tinggi. Sehingga, lobster sandal menjadi hidangan sehat jika dikonsumsi.
4. Keberadaan kurang aman bagi terumbu karang

Terkait dengan habitatnya, lobster sandal (Scyllaridae) yang berada pada area terumbu karang disebut kurang aman. Hal ini berhubungan dengan kebiasaannya yang suka menggali untuk mendapatkan makanan. Penggali yang kuat dengan menyekop ke bawah bebatuan maupun substrat. Sehingga, menyebabkan bergesernya bebatuan dari posisi normal, melansir Aquarium Breeder.
Tergolong spesies omnivora yang memakan berbagai jenis makanan mulai dari kerang, siput, tiram hingga spons. Mereka memiliki rahang dan tubuh kuat untuk membelah cangkang dengan mudah dan cepat. Kebiasaan mencari makanan ini dilakukan saat malam hari dan beristirahat saat siang hari. Namun, mereka berjalan lambat tetapi gerakan renang yang cepat untuk melarikan diri.
Kaki yang kuat bisa dimanfaatkan untuk berpegangan erat dengan substrat agar tidak terlepas, bersembunyi di bebatuan dan berenang menjauh dari predator. Bahkan karena struktur karapasnya yang kuat digunakan untuk melindungi diri dengan tetap berada di tempat saat ada predator.
5. Pertumbuhannya lambat

Pertumbuhan beberapa genus dari keluarga Scyllaridae disebut lambat serta kemampuan reproduksi (fekunditas yang rendah. Namun, pertumbuhan yang lambat ini diimbangi dengan batas usia kehidupannya hingga mencapai 15 tahun, tergantung spesiesnya.
Sedangkan siklus hidupnya akan dimulai setelah telur dari lobster menetas. Lobster muda melewati hingga sepuluh instar (fase pergantian kulit) sebagai larva phyllosoma, yaitu zoeae planktonik yang memiliki bentuk seperti daun. Larva akan ganti kulit menjadi tahap "nisto" yang akan terjadi dalam beberapa minggu, melansir iNaturalist.
Mereka juga mengalami pergantian kulit seperti pada krustasea umumnya. Hal ini dilakukan untuk membentuk kerangka baru yang berukuran lebih besar sebagai tempat tubuhnya yang telah membesar. Kerangka lunak baru akan dikeluarkan di bawah kerangka keras (lama). Eksoskeleton lama terbelah pada titik-titik tertentu, yang akan mengeluarkan lobster dan terlihat kerangka baru. Lobster akan bersembunyi untuk menunggu kerangka baru berkembang (mengeras). Karena proses tersebut sangat rentan terhadap predator.
6. Populasinya mengalami penurunan

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahwa tingkat fekunditas dari lobster sandal yang rendah serta pertumbuhannya yang lambat menjadikan beberapa spesies rentan. Sehingga, karena ketentanan ini bisa menyebabkan penurunan populasi. Selain itu, kegunaannya sebagai hidangan menjadikan banyaknya permintaan dan penangkapan.
Dilansir iNaturalist, meskipun demikian lobster sandal (Scyllaridae) belum menjadi tangkapan intensif seperti lobster sejati lainnya. Metode penangkapan pun tergantung ekologi spesies lobster berada. Namun, seperti spesies Scyllarides latus yang ada di Mediterania, yang dikonsumsi mengalami penurunan populasi hingga terancam punah. Hal ini karena terjadinya penangkapan yang berlebih.
Lobster sandal keluarga (Scyllaridae) adalah sangat berharga sebagai makanan. Namun, ada baiknya perlu diperhatikan dalam hal penangkapan seperti memperhatikan ukuran supaya populasinya tetap terjaga. Sehingga, masyarakat tetap bisa menikmati hidangan yang nikmat dari lobster ini, tanpa mengganggu keberlangsungan hidupnya. Semoga bermanfaat!