Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Kucing Pasir, Hewan Soliter dan Galak

Kucing pasir
Kucing pasir (commons.wikimedia/Payman sazesh)
Intinya sih...
  • Kucing pasir hidup di gurun ekstrem
  • Bulu tebal melindungi dari suhu panas dan dingin
  • Hidup soliter untuk menghindari bahaya pemangsa
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kucing selalu identik dengan visualnya yang lucu dan menggemaskan. Ciri khas ini juga berlaku untuk kucing pasir atau sand cat, yang mana kucing ini hidup di padang pasir dan gurun. Bisa dibilang kucing pasir adalah satu-satunya jenis kucing yang mampu bertahan hidup di tengah terik dan keringnya cuaca gurun. Tidak hanya itu, kucing pasir juga memiliki banyak keunikan lainnya yang tidak dimiliki kucing pada umumnya.

1. Hidup di gurun ekstrem

Kucing pasir
Kucing pasir (commons.wikimedia/Charles Barilleaux )

Kucing pasir cenderung mendiami dataran kering, lembah berbatu, dan gurun pasir. Suhu ekstrem tentu bukan masalah bagi kucing pasir untuk bertahan hidup. Mereka mampu hidup di suhu 51-52 derajat celcius di siang hari dan -0,5 sampai -5 derajat celcius di malam harinya.

Beberapa wilayah seperti gurun Sahara di Afrika Utara, Semenanjung Arab, dan padang pasir Asia Tengah seperti Iran, Pakistan, dan Turkmenistan adalah tempat yang nyaman bagi kucing pasir. Kucing pasir biasanya menghindari bukit pasir telanjang dan memilih area datar atau berbukit dengan vegetasi yang jarang.

2. Bulu tebal untuk melindungi suhu panas

Kucing pasir
Kucing pasir (commons.wikimedia/ErRu)

Tidak perlu khawatir mereka kepanasan atau kedinginan. Bulu-bulu kucing pasir memang didesain sangat tebal, khususnya bagian telapak kaki demi melindungi dari sengatan panas dan dinginnya cuaca malam. Lebih dari itu, kebanyakan dari mereka bulunya didominasi warna abu atau krem sebagai bagian dari kamuflase di kawasan gurun.

3. Hidup soliter di daerah kering

Kucing pasir
Kucing pasir (commons.wikimedia/Karen, Tony, Lilly and Daniel)

Hidup sendiri adalah hal yang biasa bagi kucing pasir. Justru ciri khas kucing pasir adalah kehidupannya yang soliter, hal ini bertujuan menghindari bahaya dari pemangsa dan tidak perlu tergesa-gesa untuk menikmati makanan di gurun.

Saat musim kawin tiba, mereka akan bertemu. Bentuk komunikasinya adalah dengan meninggalkan bau khas, jejak cakaran, dan menyemprotkan urin di wilayahnya.

4. Dikenal sebagai pemburu yang handal

Kucing pasir
Kucing pasir (commons.wikimedia/Zoo Hluboka)

Kucing pasir termasuk hewan nokturnal dan mengandalkan metode kamuflase sebagai bagian dari mencari mangsa. Lebih dari itu, kucing pasir juga memanfaatkan pendengarannya yang tajam dan kegesitan dalam menyergap mangsa di gurun.

Tidak heran kalau kucing pasir disebut pemburu ulung. Mereka memiliki taktik tersendiri dalam menghadapi mangsa. Biasanya kucing pasir akan memata-matai dari jarak jauh, perlahan langkahnya mendekati mangsa, kemudian menerkam hanya dalam hitungan detik, menggigit dan mencakar mangsanya tanpa ampun sampai benar-benar tidak berdaya.

5. Tidak dapat dipelihara

Kucing pasir
Kucing pasir (commons.wikimedia/HenryBorden)

Memiliki wajah yang lucu, bukan berarti kucing pasir bisa dipelihara layaknya kucing pada umumnya. Mereka termasyk hewan liar eksotis yang dilindungi undang-undang, ganas, dan perawatannya pun tidak sembarangan. Meskipun memiliki ukuran tubuh yang sama dengan kucing pada umumnya, namun kucing pasir memiliki keganasan setara harimau atau singa kecil.

Itu dia 5 fakta menarik seputar kucing pasir. Bisa dibilang kucing pasir memiliki pola adaptasi yang luar biasa di tengah gersangnya gurun. Kehidupan yang soliter dan ganas adalah bagian dari pertahanan hidup mereka. Sayangnya, kucing ini tidak bisa dipelihara secara bebas, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Achmad Fatkhur Rozi
EditorAchmad Fatkhur Rozi
Follow Us

Latest in Science

See More

Kenapa Hujan Makin Deras setelah Hutan Dibabat? Ini Penjelasannya!

14 Des 2025, 20:06 WIBScience