5 Reptil Arboreal Eksotis di Raja Ampat, Sering Bertengger di Pepohonan

- Kadal ekor biru memiliki ciri khas dengan ekor panjang berwarna biru muda dan badan berpaduan warna hitam, cokelat, dan krem.
- Sanca pohon hijau adalah ular populer di Raja Ampat dengan panjang 1.5 - 1.8 meter, suka berkamuflase, dan memakan kadal, tikus, dan burung.
- Biawak pohon memiliki ukuran kecil, warna cerah, dan ekor prehensile; populasi mereka mulai menurun sehingga dilindungi oleh pemerintah.
Biasanya, Raja Ampat terkenal akan keanekaragaman biota lautnya. Mau itu ikan, bintang laut, krustasea, moluska, hingga reptil laut semuanya bisa ditemukan di pinggir pantai hingga laut lepas. Uniknya, hewan di Raja Ampat tak melulu hidup di laut. Nyatanya, ada juga reptil arboreal yang hidup di pepohonan dan daratan.
Umumnya, reptil-reptil arboreal di Raja Ampat punya ukuran yang tak terlalu besar. Mereka juga tampil mencolok dengan berbagai perpaduan warna, seperti biru, hitam, hijau, hingga kuning. Sayangnya, mereka kurang dilirik oleh masyarakat dan wisatawan. Oleh sebab itu, kali ini kita akan mengulik beberapa reptil arboreal di Raja Ampat agar pamor mereka makin naik.
1. Kadal ekor biru pasifik
.jpg)
Seperti namanya, kadal dengan nama ilmiah Emoia caeruleocauda ini punya ekor panjang dan ramping yang berwarna biru muda. Tentunya, hal tersebut menjadi ciri khas kadal ini dan membuatnya mudah dikenali. Tak cuma ekornya yang mencolok, warna badannya juga cukup khas dengan perpaduan warna hitam, cokelat, dan krem. Soal ukuran, ia tak terlalu besar dengan panjang sekitar 15 centimeter.
Dilansir Animalia, kadal berbadan ramping ini bisa dijumpai di Indonesia, Oseania, hingga Filipina. Soal habitat, ia kerap terlihat di semak-semak, bebatuan, dedaunan kering, dan di atas pohon. Di tempat-tempat tersebut, reptil ini sering berkelanana, bersembunyi, berkamuflase, dan mencari makanan yang berupa invertebrata berukuran kecil.
2. Sanca pohon hijau

Morelia viridis atau sanca pohon hijau merupakan salah satu ular paling populer di Raja Ampat. Sebagai ular sanca, ia tidak berbisa dan tidak berbahaya bagi manusia. Biasanya, reptil sepanjang 1.5 - 1.8 meter kerap ditemukan bertengger atau bergelantungan di pepohonan, ranting, atau dahan pohon. Mengandalkan warna hijaunya, ia sangat ahli berkamuflase dan sangat suka memakan kadal, tikus, dan burung.
Tak cuma hijau, ular yang dilindungi oleh pemerintah ini juga punya varian warna lain, yaitu kuning, jingga, hingga merah. Dilansir Atlas of Living Australia, warna-warna yang bervariasi tersebut umumnya terlihat pada individu muda. Saat dewasa, kebanyakan individu muda akan bermutasi menjadi hijau. Selain di Indonesia, ular ini juga bisa dijumpai di Australia dan Papua Nugini.
3. Biawak pohon

Gak cuma di Indonesia bagian barat, biawak yang berasal dari genus Varanus juga bisa dijumpai di Raja Ampat. Bedanya, biawak yang ada di Raja Ampat merupakan biawak arboreal yang sering berada di pepohonan dan ukurannya lebih kecil dari biawak di Indonesia barat. Tercatat, ada beberapa spesies biawak di Raja Ampat, dua diantaranya adalah Varanus macraei dan Varanus boehmei.
Dilansir iNaturalist, panjang dari biawak-biawak tersebut hanya sekitar 1 meter. Umumnya, mereka punya warna yang cerah, seperrti kekuningan, hijau, hingga biru. Sebagai reptil arboreal, mereka juga memiliki ekor prehensile yang bisa mencengkeram batang atau ranting pohon. Sayangnya, populasi biawak pohon di Raja Ampat mulai menurun dan akhirnya mereka dimasukan ke daftar satwa yang dilindungi oleh pemerintah.
4. Soa layar

Dilansir The Reptile Database, Hydrosaurus amboinensis atau soa layar juga bisa dijumpai di Halmahera dan Papua Nugini. Soa layar sendiri termasuk kadal berukuran sedang dengan panjang maksimal sekitar 1 meter. Secara umum, soal layar termasuk hewan arboreal yang sering terlihat di pepohonan, namun ia juga memiliki kemampuan berenang yang baik.
Soa layar mudah dikenali dari dua hal, yaitu ekor panjang dan kehadiran "layar" di ekornya. Kemungkinan, layar tersebut bekerja seperti dayung yang membantunya berenang. Sekilas, soa layar memang terlihat sangar dan menyeramkan, tapi ia sama sekali tidak berbahaya. Soal makanan, ia juga bukan karnivora sejati dan justru merupakan omnivor yang bisa menyantap serangga, buah, mamalia kecil, dan reptil kecil.
5. Kadal pohon hijau

Mengandalkan warna hijaunya, Lamprolepis smaragdina atau kadal pohon hijau bisa dengan mudah berkamuflase di dedaunan, ranting pohon, dan semak-semak. Oleh sebab itu, predator, pengganggu, dan manusia akan sangat sulit menemukan reptil ini. Ukurannya yang tak terlalu besar, yaitu hanya sekitar 25 centimeter. Seperti kadal lain, ia juga gesit, ramping, dan lincah.
Dilansir Ecologyasia, kadal pohon hijau merupakan kadal arboreal yang hidup di dataran rendah. Hutan, kebun, dan area dengan vegetasi rapat menjadi habitat kesukaan hewan ini. Soal makanan, ia tak terlalu pilih-pilih. Mau itu belalang, kumbang, kupu-kupu, hingga kecoak semuanya bisa ia makan. Populasinya juga cukup melimpah dan ia bukan termasuk hewan terancam punah.
Alam Raja Ampat yang masih asri membuat berbagai reptil arboreal bisa hidup tenang di daerah tersebut. Mau itu ular, kadal, atau biawak semuanya bisa kamu temukan di Raja Ampat. Nah, sebagai manusia yang bijak, kita juga harus melindungi eksistensi mereka. Kamu tak boleh menangkap, memburu, atau mengeksploitasi mereka.