Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Sampah Antariksa China Jatuh di Dekat Pulau Sumba

ilustrasi langit luar angkasa (unsplash.com/Chris Henry)
Intinya sih...
  • Sampah antariksa China jatuh di Pulau Sumba, NTT.
  • Kilatan cahaya tersebut berasal dari roket Long March-2D seri Y86.
  • Roket ini digunakan untuk meluncurkan satelit LEO dan SSO oleh China.

Sampah antariksa China ditemukan jatuh di dekat Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur, pada Senin (02/09/2024) pukul 00:22 WITA. Diyakini demikian karena memiliki ciri-ciri kilatan yang menyerupai meteor namun berjalan sangat pelan dan masih terlihat setelah lebih dari 10 detik.

Menurut peneliti di Badan Pengelola Geopark Nasional Karangsambung, Karangbolong, Marufin Sudibyo, kilatan cahaya tersebut umumnya merupakan sampah antariksa yang jatuh ke Bumi yang melewati atmosfer Bumi.

Terlacak oleh astronom

Benda tersebut terlacak di basisdata space debris atau sampah antariksa oleh astronom J. McDowell bahwa yang terlihat di langit Pulau Sumba adalah uncotrolled reentry roket tingkat 2 (upperstage) dari roket Long March-2D seri Y86.

"Seperti sampah antariksa pada umumnya, reentry terjadi mulai ketinggian 120 kmdpl dimana lapisan udara mulai cukup tebal untuk ‘dirasakan’ satelit. Dari titik ini sampah antariksa dipaksa melambat (dari semula secepat 7,8 km/detik), Sekaligus memasuki atmosfer Bumi dengan sudut lintasan ~7º terhadap paras," tulisnya di akun Instagram @marufinsudibyo.

Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa gesekannya dengan molekul-molekul atmosfer Bumi menjadikannya mirip meteor. Kombinasinya dengan tekanan ram menyebabkan sampah antariksa terpecah-belah sepanjang lintasannya dan sebagian besar terevaporasi. Sisa-sisanya, terutama bagian tahan panas seperti mesin-mesin roketnya, mungkin jatuh tercebur di perairan lepas pantai utara Australia.

Spesifikasi roket

Peluncuran Roket (pexels.com/id-id/@pixabay)

Roket Long March-2D atau Chang Zheng-2D (CZ-2D) adalah roket pembawa orbit dua tahap yang digunakan oleh China, terutama untuk meluncurkan satelit LEO (Low Earth Orbit) dan SSO (Sun-Synchronous Orbit).

Roket ini dikembangkan oleh Shanghai Academy of Spaceflight Technology (SAST), merupakan anak perusahaan dari China Aerospace Science and Technology Corporation.

Kendaraan ini digerakkan oleh propelan cair dan memiliki daya dorong lepas landas sebesar 300 metrik ton. Roket ini mampu mengirimkan pesawat ruang angkasa seberat 1,2 ton ke orbit sinkron dengan Matahari dengan ketinggian 700 kilometer.

"CZ-2D seri Y86 terbang pada 10 Desember 2023 TU mendorong tiga satelit Yaogan 39 ke orbit setinggi 500 kmdpl. Satelit itu dibangun guna melayani kebutuhan militer Tiongkok. Setelah melayang-layang hampir 9 bulan di orbit transfernya, upperstage pendorong ketiga satelit itu lalu jatuh memasuki atmosfer Bumi di dekat Pulau Sumba," jelas Marufin lebih lanjut.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Achmad Fatkhur Rozi
Misrohatun H
Achmad Fatkhur Rozi
EditorAchmad Fatkhur Rozi
Follow Us