Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bagaimana Dampak Sedimentasi terhadap Kerawanan Banjir?

ilustrasi banjir di lingkungan
ilustrasi banjir di lingkungan (pexels.com/Long Bà Mùi)
Intinya sih...
  • Apa itu sedimentasi? Proses pengendapan bahan padat dari campuran air dan padatan, termasuk pasir, puing bebatuan, lempung, atau bahan organik lainnya.
  • Jenis proses sedimentasi: fluvial (sepanjang sungai), aeolis/aeris (dibawa angin), marine (pengikisan material oleh air laut).
  • Sedimentasi meningkatkan risiko banjir: Material sedimentasi mengganggu pergerakan air, meningkatkan aliran permukaan sungai saat curah hujan tinggi.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Miris rasanya melihat kejadian banjir melanda sejumlah wilayah di Indonesia. Air jumlah besar meluap dan menyapu jalanan, bahkan menyebabkan korban jiwa dan benda. Tidak terkira betapa sedihnya saudara kita di Aceh dan Sumatera.

Banjir adalah bencana alam yang ditandai meluapnya air ke daratan. Penyebab banjir beragam, mulai dari tingginya curah hujan, sistem penyerapan air tidak memadai, alih fungsi lahan, penggundulan hutan, serta pembuangan sampah sembarangan.

Selain itu, ada faktor lain yang meningkatkan risiko banjir. Misalnya, sedimentasi pada area sungai. Apa benar sedimentasi memicu terjadinya banjir? Simak penjelasannya secara lengkap, ya!

1. Apa itu sedimentasi?

ilustrasi definisi sedimentasi
ilustrasi definisi sedimentasi (pexels.com/Franklin Peña Gutierrez)

Definisi sedimentasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu pengendapan atau hal mengendapkan benda padat karena pengaruh gaya berat. Di dalam ilmu geologi, sedimentasi adalah proses pengendapan bahan padat yang berasal dari bahan campuran air dan padatan.

Materi sedimentasi berupa pasir, puing bebatuan, lempung, atau bahan organik lainnya. Jika berada di area berkutup, endapan es glasial juga bisa menjadi bahan sedimen. Bahan-bahan terkumpul menjadi satu karena adanya gaya gravitasi.

2. Jenis proses sedimentasi

ilustrasi jenis sedimentasi
ilustrasi jenis sedimentasi (freepik.com/wirestock)

Sedimentasi dapat terjadi akibat perubahan alam maupun buatan manusia. Proyek konstruksi diyakini salah satu penyumbang proses sedimentasi yang besar. Materi proyek ikut berbuang bersama air hujan ke saluran air atau sungai. Proses sedimentasi dibagi berdasarkan tempat dan tenaga pengendapan yaitu:

  • sedimentasi fluvial: jenis sedimentasi yang terjadi di sepanjang aliran sungai. Bentuk bentangan alam akibat sedimentasi fluvial yaitu delta dan bantaran sungai;
  • sedimentasi aeolis atau aeris: proses sedimentasi yang dibawa oleh angin. Hasil dari sedimentasi ini berupa gundukan pasir di gurun atau pantai;
  • sedimentasi marine: proses sedimentasi akibat pengikisan material oleh air laut dan diendapkan sepanjang pantai. Hasil sedimentasi marine yaitu bar dan tombolo.

3. Apakah sedimentasi menyebabkan banjir?

ilustrasi banjir mengepung suatu wilayah
ilustrasi banjir mengepung suatu wilayah (pexels.com/Pok Rie)

Jawabannya, sedimentasi berpotensi meningkatkan risiko banjir. Material sedimentasi dapat mengganggu pergerakan air, sehingga aliran permukaan sungai mengalami peningkatan. Jika curah hujan tinggi, maka air sungai meluap dan menyebabkan banjir.

Keterkaitan ini dibuktikan oleh beberapa penelitian. Salah satu penelitian dalam jurnal Kontruksi menyebutkan perubahan tata guna lahan dan sedimentasi dapat meningkatkan debit banjir di DAS Kali Acai, Jayapura. Tingkat erosi di kawasan hulu mencapai 110,9 ton/ha/tahun mengakibatkan materi sedimentasi masuk ke sungai. Hal ini dapat menurunkan kapasitas tampung air hujan, sehingga rentan banjir.

4. Apa dampak negatif sedimentasi?

ilustrasi dampak negatif sedimentasi
ilustrasi dampak negatif sedimentasi (pexels.com/JESUS ADRIÁN SAAVEDRA)

Sejatinya, kita memperoleh dampak positif adanya proses sedimentasi. Contohnya, ketersediaan bahan bangunan, penyuburan tanah, serta terbentuknya habitat baru. Di samping itu, dampak negatif sedimentasi bisa berpengaruh ke kehidupan antara lain:

  • sedimen yang terbawa air dapat memenuhi saluran drainase dan penampungan air. Ketika hujan deras melanda, tidak ada ruang untuk air mengalir dan menyebabkan banjir;
  • Materi sedimentasi bisa membuat air keruh, sehingga kehidupan hewan dan tumbuhan di air terganggu. Hewan kesulitan untuk mencari makan;
  • polusi sedimen mengganggu rantai hidup makan alami. Banyak ikan bisa mati;
  • biaya pengolahan air minum yang tercampur sedimen cukup besar. Rasa dan bau air juga bisa berubah;
  • ledakan populasi alga biru dan hijau.

Jadi, proses sedimentasi memang berpengaruh terhadap kerawanan banjir. Tindakan pencegahan dampak negatif sedimentasi berupa pengendalian erosi di sekitar sungai, pengelolaan masuknya sedimentasi ke sungai, serta rutin melakukan pengerukan. Kegiatan menanam pohon juga bisa mencegah erosi sekitar sungai. Jangan membuang sampah sembarangan, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us

Latest in Science

See More

5 Fakta Anoa Dataran Rendah, Kerbau Liar yang Suka Minum Air Laut

14 Des 2025, 09:04 WIBScience