Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Terjadi Anomali, Satelit Starlink Berjatuhan ke Bumi

Ilustrasi satelit internet milik Starlink (cybersecforum.eu)
Intinya sih...
  • SpaceX meluncurkan Falcon 9 membawa 20 satelit Starlink dari Pangkalan Angkatan Luar Angkasa Vandenberg.
  • Tahap kedua Falcon 9 mengalami kebocoran oksigen cair dan mesin Vakum Merlin mengalami anomali, menyebabkan satelit berada dalam orbit eksentrik dengan perigee yang sangat rendah.
  • Satelit berjatuhan ke Bumi atau masuk kembali ke atmosfer dan mati sepenuhnya karena terbakar, tanpa menimbulkan ancaman bagi keselamatan publik.

Beberapa waktu yang lalu, SpaceX meluncurkan Falcon 9 yang membawa 20 satelit Starlink dari Space Launch Complex 4E di Pangkalan Angkatan Luar Angkasa Vandenberg.

Tahap pertama Falcon 9 dilakukan secara normal, membawa tahap kedua dan satelit Starlink ke orbit, kemudian terpisah dari tahap kedua seperti yang diharapkan. Pesawat tak berawak kemudian kembali ke Bumi dengan sukses. Tapi, ada anomali yang mengakibatkan Starlink berjatuhan ke Bumi.

Mesin mengalami anomali

Roket Falcon 9 SpaceX dengan muatan satelit militer Jerman (23/12/2023). (x.com/spacex)

Mengutip laman Cyprus Shipping News, tahap kedua Falcon 9 melakukan pembakaran pertamanya dengan aman, namun kebocoran oksigen cair terjadi pada tahap kedua. Setelah menyalakan kembali mesin tingkat atas untuk menaikkan perigee–atau titik terendah orbit–mesin Vakum Merlin mengalami anomali dan tidak dapat menyelesaikan pembakaran kedua.

Meskipun tahap tersebut bertahan dan masih mengerahkan satelit, tahap tersebut tidak berhasil mengedarkan orbitnya, namun melakukan hal seperti yang biasa dilakukan pada akhir setiap misi.

Hal ini menyebabkan satelit berada dalam orbit eksentrik dengan perigee yang sangat rendah yaitu 135 km, kurang dari setengah ketinggian perigee yang diharapkan.

Starlink jatuh ke Bumi

Ilustrasi layanan Starlink (X/@Starlink)

Tim bekerja semalaman untuk melakukan kontak dengan satelit guna mengirimkan perintah pembakaran dini, namun satelit-satelit tersebut tetap di lingkungan dengan tarikan yang sangat tinggi, hanya 135 km di atas Bumi (setiap melewati perigee menghilangkan ketinggian 5 km lebih dari orbit) atau titik tertinggi dalam orbit satelit).

Pada tingkat hambatan ini, daya dorong maksimum yang tersedia sepertinya tidak cukup untuk mengangkat satelit. Dengan demikian, satelit berjatuhan ke Bumi atau masuk kembali ke atmosfer dan mati sepenuhnya karena terbakar. Mereka tidak menimbulkan ancaman bagi satelit lain di orbit atau keselamatan publik.

Peristiwa ini merupakan pengingat betapa menantangnya penerbangan luar angkasa secara teknis. Hingga saat ini, perusahaan antariksa swasta milik Elon Musk ini telah berhasil menyelesaikan 364 peluncuran Falcon–membawa astronot, muatan pelanggan, dan ribuan satelit Starlink dengan aman ke orbit.

SpaceX akan melakukan penyelidikan penuh yang berkoordinasi dengan Federal Aviation Administration (FAA), menentukan akar permasalahan, dan melakukan tindakan perbaikan untuk memastikan keberhasilan misi di masa depan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Achmad Fatkhur Rozi
Misrohatun H
Achmad Fatkhur Rozi
EditorAchmad Fatkhur Rozi
Follow Us