Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tikus yang Sering Berkeliaran di Pemukiman, Bisa Membawa Penyakit!

Mencit, salah satu tikus yang sering berkeliaran di pemukiman (commons.wikimedia.org/Amirekul)
Intinya sih...
  • Tikus sering ditemukan di pemukiman di Indonesia, dapat merugikan petani dan menyebarkan penyakit berbahaya bagi manusia
  • Terdapat beberapa jenis tikus yang kerap berkeliaran di sekitar pemukiman, seperti tikus rumah, celurut, dan tikus got
  • Tikus-tikus tersebut mampu merugikan tanaman, menyebarkan penyakit berbahaya, dan sulit untuk dibasmi sepenuhnya

Sebagai negara beriklim tropis tidak mengherankan jika ada banyak hewan pengerat yang berkeliaran di Indonesia. Nah, salah satu yang sangat sering dijumpai adalah tikus. Mau itu di kebun, hutan, sawah, sungai, taman, desa, kota, sampai di dalam rumah kamu bisa menemukan hewan kecil tersebut. Terkadang kehadiran tikus memang tidak terlalu mengganggu, namun tak jarang pula kehadiran hewan ini merugikan manusia.

Bagi petani atau orang yang memiliki tanaman di rumah tikus bisa merusak dan membunuh tanaman-tanaman tersebut. Beberapa spesies tikus juga hidup di tempat kotor seperti selokan, alhasil mereka bisa membawa patogen, bakteri, virus, dan penyakit yang berbahaya bagi manusia. Untuk itu supaya kamu tidak dirugikan oleh tikus maka kamu harus mengenal jenis-jenis tikus yang kerap berkeliaran di sekitar pemukiman!

1. Tikus rumah

Tikus rumah (commons.wikimedia.org/Bernard DUPONT)

Seperti namanya, Rattus rattus atau tikus rumah merupakan tikus yang sering berkeliaran di sekitar rumah, bahkan sampai masuk ke rumah. Secara umum ia lebih suka wilayah yang kering, karenanya rumah jadi tempat kesukaannya. Umumnya, tikus rumah sering terlihat berkeliaran di kebun, semak-semak, rerumputan, pekarangan, plafon rumah, sampai di bawah kasur. Ukurannya juga kecil, yaitu hanya sekitar 15 sampai 22 centimeter. Selain itu, tubuhnya berwarna cokelat atau hitam yang mana membuat tikus rumah sulit dideteksi.

Tikus rumah juga sangat berbahaya karena merupakan spesies invasif dan menyumbang banyak dampak negatif bagi ekosistem lokal dan kehidupan manusia, jelas Global Invasive Species Database. Tercatat, ia bisa menyebarkan bakteri dan penyakit berbahaya seperti Yersinia pestis, typhus, toxoplasmosis, trichinosis, dan bakteri Streptococcus pneumoniae. Kehadiran hewan ini juga mengancam keseimbangan alam, bahkan ia mampu memusnahkan populasi hewan di alam liar.

2. Celurut

Celurut (commons.wikimedia.org/Balles2601)

Dilansir Britannica, celurut, curut, atau shrew merupakan penyebutan bagi tikus yang berasal dari famili Soricidae. Celurut sendiri termasuk hewan yang sangat bervariasi, bahkan famili ini terdiri dari sekitar 350 spesies. Ia juga cukup mudah dibedakan dari tikus lain dari ukurannya yang lebih kecil, tubuhnya yang lebih ramping, telinga yang kecil, matanya yang mungil, dan moncongnya yang runcing dan memanjang. Celurut juga bisa ditemukan dimanapun, mau itu di rumah, kebun, hutan, semak-semak, sampai sawah.

Beberapa spesies celurut juga punya kemampuan unik yang tidak dimiliki tikus lain, yaitu kemampuan ekolokasi, mirip seperti kelelawar dan lumba-lumba. Kemampuan ini sangat berguna karena memudahkan celurut mencari makanan pada malam hari. Selain itu, beberapa spesies seperti Blarina brevicauda juga berbisa. Uniknya, para ahli mulai meneliti bisa celurut karena setelah diteliti bisa hewan ini bisa digunakan untuk mengobati beberapa penyakit, seperti tekanan darah tinggi, migrain, dan kanker.

3. Tikus got

Tikus got (commons.wikimedia.org/BlueBreezeWiki

Laman Animal Diversity Web menjelaskan kalau tikus dengan nama ilmiah Rattus norvegicus ini memiliki asal usul yang unik. Sebenarnya, tikus berwarna cokelat seberat 500 gram ini berasal dari daratan Cina. Namun karena ulah manusia ia mulai tersebar di Eropa dan akhirnya sangat sukses di sana. Selain di Eropa, perlahan tikus got mulai menyebar ke wilayah lain, mulai dari Amerika, Afrika, Australia, sampai Asia. Selain disebarkan oleh manusia, tikus got juga punya kemampuan adaptasi yang luar biasa. Saking adaptifnya, hewan ini bisa hidup di daerah kotor seperti selokan atau tempat pembuangan sampah.

Tikus got juga merupakan salah satu hama dan hewan pengganggu paling merugikan dalam sejarah. Tercatat, ia bisa merusak padi, merusak tanaman di rumah, merusak tanaman di kebun, sampi merusak perabotan di rumah. Karena kerap hidup di daerah kotor tikus got juga jadi pembawa penyakit yang berbahaya. Beberapa penyakit yang sering dibawa oleh tikus ini adalah typhus, trichinosus, dan tularemia. Karenanya, kamu harus hati-hati dan jangan sampai ada tikus got yang masuk ke rumah.

4. Mencit

Mencit (commons.wikimedia.org/Dion Art)

Seperti tikus rumah, Mus musculus atau mencit termasuk spesies invasif yang sangat berbahaya bagi ekosistem lokal dan kehidupan manusia. Ukurannya memang kecil dengan panjang maksimal yang hanya sekitar 10 centimeter, jelas iNaturalist. Tapi dibalik ukuran tersebut hewan ini bisa menyebarkan penyakit ke makhluk lain, mampu merusak tanaman, bisa merusak perabotan rumah, sampai mampu memusnahkan populasi satwa lokal dan endemik. Alhasil, pembasmian mencit wajib dilakukan, khususnya di area pemukiman dan area perlindungan.

Tapi hal tersebut hanya berlaku bagi tikus liar karena sebenarnya mencit yang diternakan sangat berguna bagi manusia. Pertama, mencit ternakan yang memiliki warna memukau bisa dijadikan peliharaan. Selain itu, mencit ternakan juga bisa dijadikan alat penelitian. Terakhir, mencit ternakan juga bisa dijadikan pakan peliharaan seperti ular, kadal, atau burung predator. Saking populernya mencit ternakan tak sedikit orang yang menjadi kaya hanya karena membudidaya mencit.

5. Tikus wirok

Tikus wirok (commons.wikimedia.org/sunnyjosef)

Penamaan tikus wirok merujuk ke tikus yang berasal dari genus Bandicota. Ia merupakan tikus asli benua Asia dan sering ditemukan di semak-semak, kebun, bahkan di tempat sampah. Tikus wirok juga merupakan tikus yang punya kebiasaan menjijikan, saking menjijikannya ia sampai membawa banyak bakteri dan penyakit berbahaya. Tak tanggung-tanggung, tikus dengan panjang maksimal 29 centimeter ini bisa membawa bakteri Angiostrongylus cantonensis, Schistosoma spindale, dan beberapa penyakit seperti leptospirosis, babesiosis, dan hantavirus, jelas Thai National Parks.

Hewan ini juga kerap memakan padi dan tanaman petani lain, alhasil tikus wirok bisa menyebabkan gagal panen. Sayangnya, mau sekeras apapun manusia membasminya tikus wirok tetap merajalela. Gerakannya yang gesit, ketahanan tubuhnya yang kuat, dan populasinya yang melimpah membuat pembasmian tikus wirok sangat sulit dilakukan. Saat ini, kamu hanya bisa membersihkan rumah dan pastikan tikus ini tak ada di sekeliling rumah.

Tak cuma mampu merusak tanaman, nyatanya tikus-tikus yang ada di sekitar pemukiman juga mampu menyebarkan penyakit, bakteri, dan virus. Ukuran dan bentuk tubuh mereka juga beragam, ada yang kecil, besar, berwarna cokelat, sampai berwarna hitam. Populasinya juga sangat melimpah, alhasil mereka tak akan bisa musnah sepenuhnya. Untuk itu, kita hanya bisa menjaga rumah dan menjaga diri. Selalu jaga kebersihan rumah, rawat tanaman yang ada di rumah, dan siapkan perangkap tikus jika perlu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Achmad Fatkhur Rozi
EditorAchmad Fatkhur Rozi
Follow Us