Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Fakta Baru Penelitian, Uranus Ternyata Lebih Panas dari yang Perkiraan

ilustrasi Uranus (pixabay.com/AD_Images)
ilustrasi Uranus (pixabay.com/AD_Images)
Intinya sih...
  • Analisis baru menemukan bahwa Uranus memancarkan 12,5% lebih banyak panas daripada yang diterimanya dari Matahari.
  • Temuan ini membantu memahami asal-usul dan perubahan Uranus seiring waktu, serta memperkuat argumen untuk misi ke planet tersebut di masa depan.
  • Perbandingan dengan planet lain menunjukkan adanya sesuatu yang aneh terjadi pada Uranus, mendorong perlunya penyelidikan lebih lanjut.

Analisis baru terhadap data pengamatan selama puluhan tahun telah mengungkapkan bahwa Uranus memang memancarkan lebih banyak panas daripada yang diterimanya dari sinar matahari. Kesimpulan ini, yang dicapai oleh dua tim ilmuwan independen, akhirnya menyelesaikan teka-teki yang pertama kali muncul ketika Voyager 2 melintas di dekat planet berkabut itu pada tahun 1986.

Mengutip dari laman Science Alert, pengamatan tersebut menunjukkan bahwa Uranus tidak memancarkan panas berlebih–temuan yang bertentangan dengan semua planet raksasa lain di Tata Surya.

Temuan peneiti

Tim yang dipimpin oleh ilmuwan planet Xinyue Wang, mantan peneliti Universitas Houston yang kini berada di Universitas Michigan, Ann Arbor, menemukan bahwa Uranus memancarkan sekitar 12,5 persen lebih banyak panas daripada yang diterimanya dari Matahari.

Temuan ini konsisten dengan hasil penelitian tentang Uranus yang dilakukan oleh tim yang dipimpin oleh fisikawan planet Patrick Irwin dari Universitas Oxford di Inggris, yang diterbitkan awal tahun ini dalam jurnal Monthly Notices of the Royal Astronomical Society.

“Ini berarti Uranus masih perlahan-lahan kehilangan panas sisa dari masa lalunya, sebuah potongan kunci dalam teka-teki yang membantu kita memahami asal-usulnya dan bagaimana ia telah berubah seiring waktu,” kata Wang.

Dari perspektif ilmiah, studi ini membantu kita memahami Uranus dan planet raksasa lainnya dengan lebih baik. Untuk eksplorasi ruang angkasa di masa depan, saya pikir ini memperkuat argumen untuk misi ke Uranus.

Perbandingan dengan planet lain

ilustrasi tata surya (unsplash.com/NASA Hubble Space Telescope)
ilustrasi tata surya (unsplash.com/NASA Hubble Space Telescope)

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa flyby Voyager 2 terjadi pada saat aktivitas Matahari yang tinggi, membuat Uranus berperilaku secara anomali. Oleh karena itu, mungkin tidak mengherankan jika pembacaan lain yang dilakukan oleh probe tersebut telah mewakili keadaan normal planet tersebut.

Namun, temuan tim Wang tetap menunjukkan bahwa ada sesuatu yang aneh terjadi pada planet tersebut. Jupiter memancarkan 113 persen, Saturnus 139 persen, dan Neptunus 162 persen lebih banyak panas daripada yang mereka terima dari Matahari. Karena Neptunus lebih jauh dari Matahari dibandingkan dengan posisi Uranus, jarak tidak dapat menjadi penjelasan untuk suhu internal Uranus yang lebih rendah.

Dugaan peneliti

Hal ini menunjukkan bahwa masih ada sesuatu yang aneh terjadi di dalam raksasa es tersebut–entah itu struktur internal yang berbeda, atau sesuatu terkait sejarah evolusinya. Perbedaan ini, kata para peneliti, menyoroti pentingnya menyelidiki planet-planet luar Tata Surya yang sering diabaikan.

“Misi unggulan masa depan ke Uranus akan memberikan pengamatan kritis untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang belum terpecahkan tentang raksasa es misterius ini,” tulis mereka dalam makalah.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Achmad Fatkhur Rozi
EditorAchmad Fatkhur Rozi
Follow Us