Bagaimana Puasa Ramadan Berjalan di NBA?

Umat Islam seluruh dunia kini merayakan bulan suci Ramadan. Bagi muslim, Ramadan adalah waktu untuk mendekatkan diri kepada Tuhan melalui puasa, doa, dan refleksi spiritual. Namun, bagi para atlet muslim yang berkompetisi di liga-liga profesional, seperti NBA, menjalankan puasa menjadi tantangan tersendiri.
Dalam dunia basket profesional yang menuntut performa fisik maksimal, para pemain muslim harus menyesuaikan diri dengan kondisi tubuh yang tidak mendapatkan asupan makanan dan minuman sejak matahari terbit hingga terbenam. Beberapa pemain berhasil mengatasi tantangan ini dan tetap tampil gemilang. Sejumlah legenda NBA, seperti Hakeem Olajuwon dan Kareem Abdul-Jabbar, telah membuktikan puasa Ramadan tidak menghalangi mereka untuk bersinar di lapangan.
1. Perjuangan pemain muslim pada era awal NBA
Sejarah mencatat, salah satu pemain muslim pertama yang dikenal di NBA adalah Kareem Abdul-Jabbar. Ia memeluk Islam pada usia 24 tahun dan secara terbuka menjalankan keyakinannya, termasuk berpuasa selama Ramadan. Pada era 1970-an hingga 1980-an, Islam belum diterima luas di Amerika Serikat. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi para pemain muslim.
Hakeem Olajuwon, yang bermain pada era 1980-an hingga1990-an, adalah contoh lain dari dedikasi terhadap agama dan olahraga. Selama Ramadan, Olajuwon tetap berpuasa meskipun harus bertanding dengan intensitas tinggi. Ia menganggap puasa sebagai sarana untuk meningkatkan fokus mental dan spiritualnya.
Dilansir MSN, Pada 1994/1995, ia memiliki catatan impresif selama puasa Ramadan. Ia berhasil mencatat rata-rata 29,5 poin, 10 rebound, dan 3,4 blok per pertandingan. Torehan ini membuktikan, puasa tidak menghalangi kemampuannya untuk bersinar di lapangan.
Selain menghadapi tantangan fisik, para pemain muslim juga harus menghadapi pemahaman yang terbatas tentang Islam di lingkungan NBA. Namun, seiring waktu, penerimaan terhadap Islam semakin meningkat. Banyak pemain muslim mendapat dukungan dari rekan setim serta pelatih mereka.
2. Kyrie Irving kini jadi pemain muslim populer di NBA hingga mendapat sebutan Ramadan Kyrie
Kyrie Irving merupakan salah satu pemain muslim paling menonjol di NBA saat ini. Pemain Dallas Mavericks ini mulai menjalankan puasa Ramadan secara terbuka dalam beberapa tahun terakhir dan tetap menunjukkan performa luar biasa. Pada April 2022, saat menjalani puasa, Irving mencetak 34 poin dalam pertandingan playoff, membuktikan puasa tidak menjadi penghalang bagi performanya.
Julukan Ramadan Kyrie mulai populer di kalangan penggemar setelah melihat bagaimana Irving tetap mendominasi permainan meskipun sedang berpuasa. Dalam beberapa wawancara, ia menyatakan kekuatannya datang dari keimanan dan keyakinannya kepada Tuhan. "Saya tidak sendiri dalam hal ini. Saya memiliki saudara dan saudari di seluruh dunia yang berpuasa bersama saya," ujarnya seperti dikutip NPR.
Seperti Olajuwon, Irving merasakan manfaat spiritual dari berpuasa. Ia berkata, meskipun tubuhnya mengalami perubahan selama bulan Ramadan, pikirannya tetap tajam dan fokus. Dengan pola latihan dan diet yang tepat, Irving berhasil menyesuaikan dirinya untuk tetap bersaing di level tertinggi NBA.
3. NBA Indonesia membuat kampanye #NBAFastBreak selama Ramadan
Jumlah pemain muslim di NBA terus bertambah. Selain Kyrie Irving, ada Dennis Schroeder, Jaylen Brown, dan Jusuf Nurkic yang kini masih aktif sebagai pebasket NBA. Mereka mengalami tantangan serupa dengan generasi sebelumnya, tetapi kini mendapatkan lebih banyak dukungan. Rekan setim dan organisasi NBA makin memahami serta menghargai perjuangan mereka selama Ramadan.
NBA sendiri menunjukkan komitmennya terhadap inklusivitas dan keberagaman, termasuk dalam mendukung para pemain yang menjalankan puasa Ramadan. Kampanye #NBAFastBreak yang digagas NBA Indonesia menjadi salah satu bentuk apresiasi terhadap komunitas muslim di dunia basket. Melalui kampanye ini, NBA berusaha menyajikan kisah-kisah inspiratif para pemain muslim yang berjuang di lapangan sambil menjalankan ibadah puasa.
Selain itu, banyak tim yang mulai memberikan kelonggaran kepada pemain muslim mereka dengan menyesuaikan jadwal latihan agar lebih nyaman bagi mereka yang berpuasa. Beberapa pemain bahkan berbagi pengalaman mereka tentang bagaimana mereka menyesuaikan pola makan dan latihan selama Ramadan agar tetap bisa bertanding dengan performa terbaik. Namun, NBA hingga kini belum memiliki kebijakan resmi seperti time-break dalam sepak bola yang memungkinkan pemain muslim berbuka puasa di tengah laga, sehingga mereka harus mengatur strategi sendiri untuk menjaga stamina.
Dengan makin banyaknya pemain muslim di NBA, Ramadan kini bukan lagi hal asing di liga basket terbesar di dunia ini. Harapannya, dengan makin banyaknya pemain muslim di NBA, pihak penyelenggara tak hanya membuat kampanye di media sosial, tetapi juga memberikan kelonggaran bagi mereka.