Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Maskot Olimpiade Tokyo 2020, Miraitowa, berpose di depan Japan National Stadium. (Facebook.com/Tokyo 2020)

Jakarta, IDN Times - Sekretaris Jenderal Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Ferry J Kono, menyebut pihaknya kecewa akan keputusan terpilihnya Brisbane sebagai tuan rumah Olimpiade 2032. Meski begitu, KOI tetap menerima keputusan dari IOC.

"Ini karena adanya agenda, cara baru, yang kami sebenarnya juga masih sedikit bingung. Kok, voting cuma satu negara. Tapi, bagaimanapun, itu sudah diputuskan dalam General Assembly. Kami menghargai keputusan IOC, meski ada kekecewaan," ujar Ferry saat dihubungi IDN Times, Rabu (21/7/2021).

1. Voting tuan rumah Olimpiade 2032 ini berbeda

Monumen Cincin Olimpiade terlihat di depan kantor pusat Komite Olimpiade Jepang (JOC) dekat Stadion Nasional, stadion utama untuk perhelatan Olimpiade Tokyo 2020 yang ditunda ke 2021 akibat pandemi virus corona (COVID-19), di Tokyo, Jepang, Rabu (23/6/2021), di hari yang menandai satu bulan menjelang pembukaan Olimpiade. ANTARA FOTO/REUTERS/Issei Kato.

Lebih lanjut, Ferry menyebut sistem voting untuk tuan rumah Olimpiade 2032 memang sedikit berbeda. Biasanya, ada dua atau lebih negara yang dipilih. Ini hanya satu negara saja.

"Iya, kalau voting itu kan biasanya ada dua negara atau lebih kan yang dipilih. Sekarang, karena ini adalah metode baru, jadi benar-benar baru dipraktikkan, sehingga semua juga bertanya, kok votingnya cuma satu ya," ujar Ferry.

2. Indonesia tetap bersiap untuk 2036

Ilustrasi logo Olimpiade. (Pixabay.com/diego_torres)

Meski gagal jadi tuan rumah di tahun 2032, Indonesia tidak berkecil hati. Ferry mengungkapkan, Indonesia saat ini bersiap untuk 2036 mendatang. Selain itu, Indonesia juga bersiap jikalau Brisbane memutuskan mundur nantinya.

"Sekarang fokusnya adalah Olimpiade 2036, sembari kami tetap mempersiapkan diri sebagai kandidat cadangan apabila dalam perjalanannya nanti, Brisbane mundur. Karena hal seperti itu bisa terjadi, seperti Asian Games 2018 kan, Vietnam mundur, sehingga kami yang dapat," ungkap Ferry.

3. KOI optimistis untuk 2036

Ilustrasi logo Olimpiade. (Pixabay.com/blende12)

Ferry menyebut, KOI optimistis Indonesia akan terpilih pada 2036 nanti. Secara dokumen, Indonesia sudah lebih lengkap. Selain itu, Indonesia juga saat ini sudah berada dalam tahap continous dialogue.

"Kami sudah punya modal kuat karena sudah di fase continous dialogue. Sehingga, kami hanya tinggal selangkah lagi untuk ke targeted dialogue di Olimpiade 2036 nanti. Kami juga menjadi salah satu kandidat yang secara dokumen sudah siap," tutur Ferry.

Editorial Team