Indonesia Terlempar dari Persaingan Utama Ganda Campuran

Jakrta, IDN Times - Indonesia hingga kini belum memiliki ganda campuran kuat, yang mampu memanaskan persaingan di level dunia. Eks anggota ganda campuran Indonesia, Debby Susanto, mengamininya dan merasa kalau saat ini sektor yang dulu digelutinya hanya dikuasai empat pasangan.
Bagi Debby, saat ini Indonesia masih harus mengejar ketertinggalan. Sebab, setelah Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir terpecah karena salah satunya pensiun, tak ada lagi ganda campuran yang bisa menggebrak dunia.
1. Empat besar dunia masih dominan

Debby menilai sekarang sektor ganda campuran dikuasai Big Four versi BWF. Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai (Thailand), Zheng Siwei/Huang Yaqiong, Wang Yilyu/Huang Dongping (China), dan Yuta Watanabe/Arisa Higashino (Jepang), masih bersaing dengan ketat. Keempatnya kerap bergantian jadi juara dan saling mengalahkan.
"Melihat dominasi, masih empat teratas dunia. China ada dua pasang, Jepang, dan Thailand. Kalau kita lihat, yang main di semifinal ya mereka saja," kata Debby ditemui di kawasan Senayan, Jakarta, Senin (12/9/2022).
2. Yakin Praveen/Melati bisa bersaing

Meski begitu, Debby meyakini Indonesia masih bisa meledak di sektor ganda campuran. Dia merasa mantan pasangannya, Praveen Jordan, bisa menyaingi empat ganda tersebut bersama Melati Daeva Oktavianti.
Kalau konsisten dan Praveen tak cedera, bisa saja Indonesia masuk lagi dalam persaingan utama di sektor ganda campuran.
"Sebenarnya Praveen sama Meli bisa ada di situ. Tapi, kan Praveen lagi cedera dan pemulihan," ujar Debby.
3. Sedih soal prestasi ganda campuran

Debby mengaku sedih melihat prestasi ganda campuran saat ini. Apalagi, jika mengingat ganda campuran sempat menjadi sektor andalan bulu tangkis Indonesia.
"Kalau ditanya prestasi pasti cukup sedih melihat situasi sekarang. Berkaca dari dulu, kan ganda campuran selalu jadi ujung tombak juga," ujar Debby.